anies-dan-sandiagaJakarta (Metrobali.com)-

Relawan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang tergabung dalam Anies-Sandi Digital Volunteer (Insider) menyatakan, rakyat mendambakan demokrasi yang sejuk dalam gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

“Rakyat sangat mendambakan demokrasi yang sejuk, mari kita gelorakan demokrasi yang dewasa, sehat dan sejuk. Kemunculan pilgub ini harus kita maknai sebagai demokrasi yang berkelas dengan saling menguatkan, bukan untuk saling menghujat,” kata Koordinator Insider Anthony Leong dalam rilis di Jakarta, Kamis (6/10).

Dia memaparkan, Insider mengajak masyarakat dan tim pendukung pasangan lainnya untuk lebih ke arah pada esensi pilkada yaitu mengedepankan figur pasangan calon, dan adu gagasan atau karya.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga ingin agar setiap pasangan dan pendukung dalam Pilkada DKI Jakarta jangan sengaja seakan-akan korban dari berbagai isu terkait suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

“Karena substansi pilgub ini adalah melahirkan pemimpin baru Jakarta yang lebih baik dan lebih sejahtera,” paparnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa gelombang kritik yang sampai ke Anies-Sandi akan selalu dihadapinya dengan klarifikasi yang santun, senyuman yang disertai pemberian jawaban dengan penjelasan yang relevan.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menginginkan berbagai pihak terkait dengan Pilkada DKI Jakarta agar menghentikan segala praktik kampanye hitam dan bernada SARA.

“Saya berharap para kandidat dan tim kampanye menghentikan kampanye hitam dan SARA karena tidak mendidik,” katanya.

Mahyudin menyatakan dukungannya terhadap media sosial dalam Pilkada DKI Jakarta.

Selain itu, dia meminta kandidat dan tim kampanye bisa memberikan pendidikan politik kepada masyarakat DKI.

“Pendidikan politik itu adalah memberikan politik santun. Yaitu politik yang menjual argumentasi-argumentasi tentang pembangunan untuk rakyat Jakarta,” katanya.

Ia menegaskan bahwa dengan politik santun itu, tim kampanye kandidat dalam Pilkada DKI Jakarta tidak lagi menggunakan kampanye hitam di media sosial. Sumber : Antara