IHDNRektor IHDN Denpasar, Prof. Sudiana, (pakai jas hitam) diantara pejabat yang dilantik.
Denpasar (Metrobali.com)-
 Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana melantik dan mengambil sumpah 64 pejabat non struktural IHDN Denpasar, Jumat (3/11). Para pejabat ini akan bekerja hingga empat tahun mendatang. Ke-64 pejabat itu diantaranya Prof. Dr. Drs. I Made Surada sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Drs.  I Nengah Lestawi, MSi., sebagai Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, Dr. Ida Bagus Gede Candrawan, M.Ag., sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Drs. I Made Girinata, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Brahma Widya, Dr. Drs. I Wayan Sugita, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Dharma Acarya, Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag., M.Par., sebagai Dekan Fakultas Dharma Duta serta Dr. Dra. Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani, M.Pd., sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

 Rektor Prof. Sudiana dalam sambutannya mengatakan, pejabat yang baru ini diharapkan bisa melanjutkan program-porgram yang baik untuk kebesaran IHDN. Ditangan pejabat baru ini juga diharapkan kampus bisa menjadi ikon agama Hindu dalam mencari sumber-sumber ajaran agama Hindu. “Juga kita harapkan kampus ini menjadi salah satu identitas Hindu di dunia, tidak hanya di Bali. Karena ini penting untuk memperkenalkan budaya Indonesia, ajaran Hindu kepada dunia,” ujar Prof. Sudiana. Mereka yang terpilih kini memiliki tanggung jawab besar membangun IHDN agar memiliki daya saing sebagai perguruan tinggi negeri Hindu di Indonesia.  “Jabatan sebagai pengabdian bukan identitas kekuasaan,”katanya.

Mengingat tanggung jawab tersebut maka menurut Prof. Sudiana dalam mengisi sebuah jabatan ada sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan yakni profesional dan senioritas. “Yang senior ini patut diberi kesempatan. Apalagi kalau selama ini belum pernah menjabat. Namun pertimbangan lainnya harus profesional dan kualitas yang utama,” tegas Prof. Sudiana yang baru tanggal 16 Oktober 2017 lalu dilantik sebagai Rektor. Kedepan, IHDN akan dijadikan sebagai sumber keagamaan, yang memiliki posisi tawar dan tempat orang bertanya tentang agama. Ini akan terwujud asal jangan ada yang saling sikut, atau menjelekkan satu sama lain, “Untuk keberhasilan harus sama-sama memberikan solusi,” pintanya.

Dikatakan ajaran Hindu di Bali telah diperlajari oleh Belanda dan bahkan jadi koleksi seluruh dunia. Hindu di Bali punya ciri khas dibanding yang ada di daerah-daerah lain. Jadi ciri khas ini harus mampu dikelola oleh lembaga ini menjadi daya tarik tidak saja daya tarik spiritual, keilmuan juga pariwisata.Untuk upaya tersebut pihaknya akan mewujudkan melalui kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh dunia.

 Saat ini sudah ada kerjasama di antaranya dengan Toyo University dan Sanskrit Vishwavidyalaya University termasuk dengan perguruan tinggi di Belanda. “Kita inginkan bagaimana Belanda agar belajar kembali ke IHDN. Ini memang berat tapi kalau SDM bisa menjawab tantangan itu saya optimis secara perlahan ini bisa tercapai,” tambahnya. Kerja sama juga akan dilakukan melalui pentas budaya di berbagai belahan dunia. Sementara itu, saat ini IHDN memiliki 195 dosen termasuk 7 profesor dan 52 doktor serta 5 ribu mahasiswa. IHDN memiliki 3 fakultas yakni pendidikan, filsafat serta penerangan dan hukum. IHDN juga memiliki Pasca Sarjana. Banyak terobosan yang akan dilakukan Rektor Prof. Sudiana, untuk memberi sentuhan kemajuan kampus ini. Salah satu yang akan dikembangkan adalah memperkenalkan IHDN melalui IHDNPress Online. “Ini era digital dan kita akan perkenalkan IHDN ke seluruh dunia,” jelasnya.  GA-MB