Refleksi raina Buda Wage Klawu, Karakter Bangsa Menuju Titik Nadirnya
Ilustrasi : Persembahyangan Umat Hindu di Pura Besakih
Hari ini, Rabu, 29 November 2023, raina Buda Wage Klawu, di Desa-Desa Bali Pegunungan “manut Desa, Kala, Patra, direlasikan dengan ketulusan dan kejujuran kerja sebagai basis permohonan kesejahteraan kepada Tuhan “seru sekalian Alam”.
Ketulusan dan kejujuran kerja, gambaran kualitas karakter manusia Bali Pegunungan dengan rentang waktu lebih dari 1.000 tahun.
Dalam perspektif negara bangsa dewasa ini, karakter bangsa dewasa ini rapuh, kerapuhan menuju titik nadirnya, yang bisa membahayaķan masa depan bangsa. Menyebut beberapa dari kerapuhan karakter ini, penguasa yang sedang “memamerkan” politk dinasti, lengkap dengan indikasi pelanggaran konstitusi, “melabrak” etika dan moral dalam berbangsa. Kedua, korupsi telah nyaris menjadi “budaya”, tanpa rasa bersalah dan rasa malu. Akibatnya lahir korupsi sistematik yang “dibenarkan” oleh aturan yang didesign untuk itu, kerusakan dan pengrusakan alam yang dashyat, perampasan hak-hak tanah ulayat atas nama hukum formal yang menghina rasa keadilan rakyat, ketidak adilan sosial yang tajam.Ketiga, keangkuhan kekuasaan dipertontonkan, meniru cara-cara Orde Baru dalam bentuk yang lebih banal, di hadapan massa rakyat yang telah melek demokrasi dan telah semakin sadar akan hak-haknya sebagai warga negara. Realitas menyedihkan nan memilukan ini, memberikan gambaran senyatanya, pesan kebangsaan Soekarno, NATION AND CHARACTER BUILDING, membangun bangsa dan karakternya sebagai jembatan emas untuk mencapai cita-cita kemerdekaan, bak kata pepatah “jauh panggang dari api”.
Jro Gde Sudibya, Ketua FPD (Forum Penyadaran Dharma).