Refleksi Purnama Kapat, Masyarakat Bali dalam Bayang-Bayang Kekalahan: Ekonomi, Politik dan Sosial Kultural
Denpasar, (Metrobali.com)
Fenomena kehidupan nasional, global senyatanya ditandai oleh RANA, perang: idelogi, gagasan, vested interest, kalau tidak disadari dan diwaspadai, sebuah negara bangsa, kelompok masyarakat bisa terancam kalah dalam persaingan multi dimensi: iptek, ekonomi politik dan kebudayaan.
Masyarakat Bali (yang beragama Hindu) yang bermukim di Bali, punya risiko mengalami kekalahan dalam persaingan multi dimensi di atas, paling tidak karena sejumlah faktor :
Pertama : kualitas kepemimpinan formal informal hampir pada semua lapisan, kualitasnya rendah, tidak bisa dijadikan panutan, pemimpin bagian dari persoalan, punya kecendrungan “masa bodo” dalam menjalankan peran dan fungsi kepemimpinan.
Kedua : kehidupan yang terlalu pragmatis, semua “serba boleh”, tidak militan dalam mempertahankan prinsip di era konflik peradaban bernuansa SARA, merujuk thesis Prof.Huntington dari Universitas Harvard.
Ketiga : komersialisasi kehidupan yang kebablasan, “ngeletehin” tempat suci dan lingkungannya, tata pikir dan prilaku sebagian masyarakat yang memuja benda, yang membuat spirit hidup dan kehidupan menjadi “loyo” dengan ethos kerja yang pas-pasan, marginal work ethos-.
Keempat : pengelolaan tradisi yang “kacau”, niatan kembali ke masa lalu secara membabi buta, “menjungkir balikkan” sejarah dan bahkan di sana sini muncul fenomena anti perubahan. Padahal senyatanya, masyarakat yang bisa bertahan dan kemudian mampu bertumbuh, masyarakat yang adaptif dan cerdas merespons perubahan.
Kelima : munculnya kembali “penyakit” purba feodalisme pada banyak profesi terlebih-lebih yang dekat dengan kekuasaan, sehingga fenomena sosial: ABS (Asal Bapak Senang), “nyapa kadi aku”, “mecik manggis”, “nyongkokin tain kebo”, indikasi manusia pecundang (the losser) semakin menjadi realitas sosial. Realitas sosial palsu, dielu-elukan, dibanggakan dan dipamerkan.
Jro Gde Sudibya, Ketua Forum Penyadaran Dharma, Ketua Departemen Ekonomi Politik WHP (World Hindu Parisad).