Refleksi dan Catatan Akhir Tahun 2023, Adhi Mahendra Putra “Gus Adhi” Sebut UU Provinsi Bali Gerbang Emas Kemajuan Bali, Waspadai Pariwisata Bali Turun Kelas Akibat Kemacetan Parah
Foto: Anggota Komisi II DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi.
Badung (Metrobali.com)-
Anggota Komisi II DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi memberikan pandangannya tentang refleksi dan catatan akhir tahun 2023 serta harapan dan masukan terharap pembangunan Bali menyongsong tahun 2024.
Dia mengatakan bahwa tahun 2023 adalah tahun yang memiliki suatu catatan yang luar biasa. Pertama adalah bagaimana Bali ini mulai bangkit pasca Covid-19 yang telah melumpuhkan perekonomian negara, termasuk Bali sendiri. Kedua, Bali berhasil menggali banyak potensi dari pemikiran-pemikiran yang pada akhirnya melahirkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali.
dhi Mahendra Putra “Gus Adhi” saat ditemui di kediamannya di Jero Kawan, Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung pada Jumat 29 Desember 2023 kemudian berharap Undang-Undang Provinsi Bali tersebut akan menjadi “pintu gerbang emas” di dalam menyongsong kemajuan pembangunan Bali tahun-tahun berikutnya, mewujudkan Bali sebagai daerah kebanggaan dan daerah pariwisata yang berkelanjutan.
“Inilah yang kita sebenarnya yang harus kita siapkan sehingga perjalanan Bali ini menjadi suatu hal yang selalu membanggakan,” ungkap Adhi Mahendra Putra “Gus Adhi” yang merupakan salah satu inisiator lahirnya Undang-undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali dan mengawal penuh hadirnya payung hukum untuk Provinsi Bali ini hingga diakuinya subak dan desa adat di Undang-Undang Provinsi Bali.
Lebih lanjut dia mengatakan, potensi Bali yang dilihat dari kunjungan wisatawan yang datang ke pulau dewata tersebut sudah mempunyai suatu penilaian tersendiri yakni Bali sebagai tempat berlibur. ” Jadi ada kenyamanan di situ, ada keamanan di situ dan yang perlu kita bangun lagi adalah, disamping keamanan dan kenyamanan ini, perlu kita bangun destinasi-destinasi pariwisata yang baru di dalam mengapresiasi berkah Tuhan terhadap indahnya Bali ini,” kata Anggota Fraksi Golkar DPR RI itu.
Terkait dengan Budaya, politisi Golkar yang pada Pileg 2024 mendatang kembali maju sebagai Caleg Partai Golkar ke DPR RI Dapil Bali dengan nomor urut 4 itu mengatakan bahwa ada dua budaya yang patut untuk diselamatkan yakni budaya pangan yang ada di subak dan budaya desa adat. Budaya pangan sendiri kedepan bisa menjadi industri pariwisata di bidang pangan yang dikelola oleh subak.
Jadi keberadaan subak di Bali menurutnya relatif bagus daripada daerah-daerah lainnya di Indonesia yang punya sistem irigasi tapi tidak seperti subak. Sehingga ini perlu untuk diberdayakan bagaimana peran Krama Subak ini di dalam memberlakukan dirinya untuk meningkatkan keberadaannya di subak masing-masing.
Disinilah pentingnya kehadiran pemerintah di dalam teknologi, pemberian Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Subak yang diharapkan bisa mencapai Rp 100 juta, yang kemudian subak bisa lebih berkreasi di dalam membangun sektor pangan di provinsi Bali ini.
“Yang sudah tentunya tidak mengesampingkan budaya. Kita bisa membangun atraksi budaya di subak melalui upacara-upacara yang dilaksanakan. Dari ngusir tikus, sudah itu bagaimana melakukan budaya di Ulun Suwi dan sebagainya,” ujar wakil rakyat yang dikenal sangat konsern terhadap pertanian Bali dan gencar membantu petani Bali.
Ditambahkannya, banyak atraksi budaya yang bisa dibangun dari sektor subak tersebut. Seperti membangun pariwisata tradisional di sektor pangan. Kemudian dari sektor pangan bisa mewujudkan industri pariwisata pangan modern. “Banyak sekali yang bisa kita lakukan. Inilah yang kita kedepan yang harus kita bangun,” katanya.
Kemudian terkait dengan budaya desa adat, Adhi Mahendra Putra “Gus Adhi”mengatakan bahwa ada banyak atraksi budaya yang harus di bangun di desa adat seperti Ngaben Massal dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya sehingga setiap tahun ada perubahan-perubahan, peningkatan-peningkatan dan inovasi. Jadi disini hilirisasinya adalah pariwisata.
“Ini yang patut kita hadir dengan sepenuh hati, dengan penuh perhatian sehingga peningkatan, keberadaan kearifan lokal kita bisa kita bangun lebih maksimal lagi yang kemudian menjadi tontonan bagi wisatawan yang datang ke Provinsi Bali,” tutur wakil rakyat yang sudah dua periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini dan tercatas sukses mengawal dan memperjuangkan lahirnya Undang-Undang Provinsi Bali ini.
Selanjutnya terkait dengan pembangunan di Bali, Adhi Mahendra Putra “Gus Adhi”mengatakan bahwa Bali harus benar-benar konsisten dengan pola pembangunan. Artinya harus ada grand design pembangunan Bali sehingga benar-benar terpola, termasuk infrastruktur bagi pejalan kaki.
Dia mencontohkan warga di luar negeri yang lebih memilih menggunakan sarana transportasi umum, sepeda dan jalan kaki. Ini yang menurut Adhi Mahendra Putra “Gus Adhi”juga dihadirkan di daerah-daerah di Bali sehingga Bali dalam konteks tempo dulu bisa dihadirkan di daerah-daerah potensial seperti Bangli, Badung, Buleleng dan daerah-daerah lainnya.
Demikian juga di sektor kehutanan harus bisa mewadahi kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dari komunitas pencinta alam. Menurutnya ini merupakan hal sepele namun juga merupakan hal yang berdampak positif.
“Kita bisa melakukan penanaman pohon. Kita bisa memberikan reward, report kepada wisatawan-wisatawan yang setelah melaksanakan penanaman pohon di suatu tempat,” ujar politisi Golkar asal Jero Kawan, Kerobokan, Badung ini.
Kemudian untuk pariwisata religius, Adhi Mahendra Putra “Gus Adhi”menilai bisa dibangun di daerah-daerah hutan dan air terjun di Bali. Untuk mewujudkan itu semua harus ada pemikiran-pemikiran yang inovatif, terutama bagi pemerintah daerah. “Kalau ini bisa kita laksanakan dengan baik, terukur, sudah itu terevaluasi, ini akan membawa Bali ini lebih baik dan lebih baik,” ungkapnya.
Dia kemudian meminta kepada Bali untuk berhati-hati setelah pulau dewata tersebut turun menjadi grade kedua dari kunjungan wisatawan seperti Australia yang sebelumnya tercatat 300 ribu lebih pada Juli 2023, kini sudah bergeser ke Tokyo, Jepang. Situasi tersebut merupakan alarm bagi Provinsi Bali untuk menjaga Bali sehingga bisa kembali ke posisi pertama sebagai kunjungan wisatawan prioritas.
“Inilah yang harus dilaksanakan. Dan ini akan terwujud bilamana kita selalu ada inovasi terkait dengan pembangunan yang menunjang pariwisata,” kata politisi senior Golkar ini mengingatkan.
Adhi Mahendra Putra “Gus Adhi”kemudian menyoroti masalah kemacetan lalu lintas yang memang menjadi masalah klasik di Bali saat ini. Dia mengatakan masalah kemacetan tentunya akan menjadi kendala dan berdampak terhadap kunjungan wisatawan.
“Apakah kita akan selamanya akan bertumpu pendapatan daerah kita dari pajak kendaraan bermotor? Apakah sudah saatnya kita beralih kepada sektor-sektor pendapatan lain untuk menutupi pendapatan pajak bermotor tersebut?,” kata politisi yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI dan Ketua Depidar SOKSI Bali ini,
Mengingat posisi Bali yang sangat kecil dan jika tidak diatur terkait dengan kendaraan bermotor tersebut, menurutnya Bali akan habis dengan pembangunan jalan. “Jangan sampai itu terjadi, jangan sampai lagi sawah kita lebih banyak akan hilang untuk pembuatan jalan. Ini juga perlu di pikirkan secara baik,” katanya mengingatkan.
Ditambahkannya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana memiliki suatu pemikiran bahwa Bali adalah tempat berlibur. Sektor pendidikan bisa dijadikan juga hiliralisasinya pariwisata. Artinya bagaimana membuat kampus dan tempat belajar yang bernuansa alam Bali.
Adhi Mahendra Putra “Gus Adhi”menilai hal tersebut sangat memungkinkan, mengingat Bali memiliki suatu potensi yang luar biasa. Kampus jangan sampai dipenuhi dengan bangunan-bangunan, namun juga harus ditanami pohon-pohon yang besar sehingga memberikan kenyamanan dan dampak yang lebih bagus.
“Begitu juga terhadap pengolahan airnya. Airnya ini adalah dari alam untuk alam dan oleh alam. Jangan kita buang begitu saja airnya. Kita bangun, kita berikan edukasi di kampus itu bagaimana kita membuat danau buatan yang airnya berasal dari alam itu sendiri,” bebernya.
Inilah yang semestinya menjadi mimpi besar bagaimana mengatur, menata dan mengelola Bali ini dengan baik sehingga Bali tetap menjadi destinasi pariwisata unggulan di Indonesia dan bahkan menjadi pujaan dunia.
“Itulah harapan saya untuk melihat Bali ini kedepan. Jangan sampai karena kecerobohan kita, menyongsong pariwisata, menyongsong kehidupan-kehidupan selanjutnya, kemudian Bali akan menjadi daerah kenangan. Itu jangan sampai terjadi. Bali harus tetap menjadi destinasi pariwisata yang berkelanjutan,” pungkas Adhi Mahendra Putra “Gus Adhi”. (wid)