Foto: Program Sinergi Pang Pade Payu Gebrak Lapas Perempuan membangkitkan jiwa kewirausahaan bagi warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Kabupaten Badung pada Jumat 26 Mei 2023.

Badung (Metrobali.com)-

Rotary Community Corps atau RCC of Lapas Perempuan bersinergi dengan DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali, Rotary Club of Bali Bersinar, GTS Institute Bali dan Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) Pang Pade Payu memberikan pelatihan pengenalan potensi diri dan skill kewirausahaan untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan bagi warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Kabupaten Badung pada Jumat 26 Mei 2023.

Program bertajuk Sinergi Pang Pade Payu Gebrak Lapas Perempuan ini berusaha untuk membangun mindset kewirausahaan dan memberikan keterampilan kewirausahaan kepada para warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan. Harapannya ketika sudah keluar dari lapas dan berbaur di masyarakat punya bekal untuk mengembangkan dirinya dan juga berkontribusi kepada lingkungan masyarakat sebagai wirausaha sosial atau sosiopreneur.

Kegiatan ini juga bagian mendukung program Pembelajaran Program Kompetensi Merdeka Jegeg Warga Binaan Lapas Perempuan Kerobokan “Pengembangan Sociopreneur Berkarakter” bagi warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan yang dijalankan Pusat Studi Undiknas Denpasar bersinergi dengan Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali, GTS Institute Bali, Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan serta didukung juga organisasi lainnya seperti Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) PangPadePayu, Perempuan Indonesia Maju Provinsi Bali, dan Perempuan Berkebaya Indonesia Provinsi Bali. Program ini akan berlangsung untuk satu tahun pertama dari 22 Desember 2022 sampai 22 Desember 2023 dan akan dilihat sejauh mana warga binaan serius mengikuti program tersebut.

Dr. Ni Wayan Suryati selaku President Elect Rotary Club of Bali Bersinar mengungkapkan pihaknya mengawal dan mendukung program ini berkelanjutan hingga Desember 2023.  Tujuan dari program pelatihan kewirausahaan tersebut adalah untuk meningkatkan ketrampilan dari sisi edukasi sehingga nanti akan ada peningkatan kualitas untuk masing-masing individu.

“Kami harapkan melalui program pelatihan kewirausahaan ini para warga binaan perempuan tersebut ketika sudah habis masa pembinaannya di lapas bisa membuka usaha sendiri,” kata tokoh perempuan yang juga dosen di Undiknas Denpasar ini.

Sebelum pelatihan dimulai, para warga binaan juga diberikan sesi healing penurunan gelombang otak yang dibawakan oleh Yayuk Kuswara dari DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali. Para warga binaan diajak melatih sadar senyum dan meditasi senyum dan agar ini diparaktikkan selama 20 setik sebanyak 20 kali sehari.

Mereka juga diajak meditasi menghilangkan mental blok. Warga binaan juga diajak rileks dan ceria bersama dengan melakukan joged pinguin yang sempat viral di Tiktok.

Sementara itu Gung Rai Tirtawati dari DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali dalam materinya menyampaikan dasar-dasar untuk menjadi seorang enterpreneur yang sukses. Ia menekankan pentingnya mawas diri untuk menunjukkan karakteristik dari seorang enterpreneur.

“Selain itu untuk menjadi seorang enterpreneur modal utamanya adalah niat dari hati, optimis dan selalu berpikir positif serta berani mengambil risiko,” terang tokoh perempuan yang juga Manajer Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) PangPadePayu ini.

Ia juga mendoakan para warga binaan yang mengikuti pelatihan tersebut menjadi orang yang sukses ketika nanti sudah bebas dari lapas.

Irma Lumiga selaku Sekretaris DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali yang juga pembicara dalam acara ini mengungkapkan ini adalah sebuah program bagaimana warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaannya sehingga setelah keluar dari lapas mereka memiliki pemikiran untuk membuka usaha.

“Tentunya program ini memerlukan waktu yang tidak singkat, yakni satu tahun, dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Sinergi ini sangat penting untuk menciptakan perempuan mandiri melalui berwirausaha,” ungkapnya.

 

Lebih lanjut Irma Lumiga mengatakan ada 11 strategi untuk menemukan peluang usaha yang dibagikan kepada para warga binaan Lapas Perempuan ini. Diantaranya yang paling penting adalah adanya kemauan untuk memiliki usaha sendiri. Selain itu strategi lainnya adalah dari diri sendiri, kemudian memiliki keyakinan, dan bisa membaca peluang pasar.

Irma Lumiga yang juga seorang pengusaha sukses ini mengapresiasi semangat warga binaan yang mengikuti program pelatihan kewirausahaan tersebut. “Melalui program pelatihan ini juga diharapkan bisa menggali potensi-potensi yang dimiliki oleh para warga binaan perempuan sehingga nantinya bisa diimplementasikan saat mereka bebas dari lapas,” pungkasnya.

Para warga binaan ini juga sangat antusias mengikuti program pelatihan kewirausahaan ini. Mereka menuliskan mimpi-mimpi dan cita-cita mereka akan membuka usaha apa saat mereka keluar dari lapas.

Mulianingsih dari DPC Perpina Denpasar mengatakan program pelatihan kewirausahaan tersebut tidak main-main dan sangat penting bagi para warga binaan.

Mereka juga akan mengikuti uji kompetensi wirausaha dan setelah mengikuti ujian mereka akan mendapat sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi atau BNSP. Oleh karena itu Mulianingsih meminta para peserta untuk serius dan cermat mengikuti semua program pelatihan tersebut.

Sementara itu Ni Putu Eka Rachmawati selaku Kasubsi Bimkeswat Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan dan juga perwakilan Rotary Community Corps atau RCC of Lapas Perempuan mengapresiasi kegiatan ini. Pihaknya berharap agar semua warga binaan yang mengikuti program pelatihan kewirausahaan tersebut bisa membuktikan diri bahwa mereka tidak kalah dengan wanita-wanita di luar sana. (wid)