Jembrana (Metrobali.com)
Razia vaksin di hari keempat, Senin 26/7/2021) berhasil menjaring 100 orang pengguna jalan karena belum divaksin. Razia vaksin digelar di dua tempat yakni di Kantor Camat Negara dan Kantor Camat Jembrana.
Di Kantor Camat Negara razia vaksin menyasar pengguna jalan yang melintas di Jalan Udayana dari arah barat. Mereka selanjutnya diarahkan masuk ke areal halaman kantor camat untuk diperiksa surat keterangan vaksin atau melalui HP dari SMS yang diterima warga. Sedangkan razia vaksin di Kantor Camat Jembrana menyasar penguna jalan yang melintas di Jalan Sudirman dari arah timur.
Untuk mengetahui apakah warga sudah mendapatkan suntikan vaksin atau belum, petugas juga melakukan pengecekan melalui KTP (Kartu Tanda Penduduk). Jika belum maka dilakukan vaksin, itupun setelah dinyatakan lolos tahapan screening oleh dokter (tenaga medis) yang terlibat dalam razia vaksin.
Razia di dua lokasi tersebut, Tim Yustisi melibatkan TNI, Polri,  Sat Pol PP, Perhubungan, BPBD dan Dinas Kesehatan berhasil menjaring 100 orang yang belum divaksin yakni 62 orang di Kantor Camat Negara dan 38 orang di Kantor Camat Jembrana.
Dari 62 orang di Kantor Camat Negara sebanyak 55 orang langsung mendapatkan suntikan vaksin. Sedangkan 7 orang  dinyatakan tidak lolos screening. Sedangkan di Kecamatan Jembrana ada 34 orang yang divaksin dan 4 orang tidak lolos screening. Sementara total 11 orang yang dinyatakan tidak lolos screening disebabkan adanya penyakit penyerta (komorbid) salah satunya hipertensi (tekanan darah tinggi).
“Dari dua tempat, ada 89 orang yang mendapatkan vaksin. 55 di Kecamatan Negara dan 34 orang di Kecamatan Jembrana” terang Kadis Kesehatan Jembrana dr. I Gusti Bagus Oka Parwata ditemui di Kantor Camat Negara, Senin (26/7/2021).
Melalui kegiatan yustisi ini diharapkan bisa lebih meningkatkan kesadaran warga masyarakat untuk melakukan vaksin. Sehingga dapat mempercepat adanya herd immunity atau kekebalan kelompok.
Karena sambung dr Oka, dari beberapa kasus kematian yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebagian besar karena belum divaksin. “Beberapa hari lalu dari 23 kasus kematian hanya 1 orang yang sudah divaksin. Itupun baru vaksin dosis pertama” ujarnya
Pantauan di Kantor Camat Negara, beberapa warga ngotot tidak mau divaksin dengan berbagai alasan. Bahkan sempat terjadi perdebatan antara warga dengan petugas.
Warga yang mengaku tidak boleh divaksin karena memiliki suatu penyakit. Saran itu menurutnya disampaikan setelah dirinya berkonsultasi dengan dokter spesialis. Namun saat ditanyakan surat keterangan memiliki penyakit dari dokter spesialis yang merawat, warga ini tidak bisa menunjukan. Diduga karena tekanan darah tinggi naik, warga ini akhirnya tidak lolos tahapan screening. (Komang Tole)