Driving Blue Recovery for Sustainable Coral Triangle, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengadakan Talkshow Hari Segitiga Terumbu Karang Dunia pada Hari Rabu (09-06-2021) secara virtual.

 

Jakarta (Metrobali.com)-

Setelah perayaan Hari Laut Sedunia pada 8 Juni 2021, hari ini dunia merayakan Hari Segitiga Terumbu Karang Dunia atau Coral Triangle Day. Berangkat dari tema Hari Segitiga Terumbu Karang Dunia 2021, yaitu Driving Blue Recovery for Sustainable Coral Triangle, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengadakan Talkshow Hari Segitiga Terumbu Karang Dunia pada Hari Rabu (09-06-2021) secara virtual. Fokusnya adalah membahas investasi biru untuk keberlanjutan ekonomi biru dan peran Indonesia dalam Coral Triangle Initiatives (CTI-CFF) untuk pelestarian terumbu karang, perikanan, dan ketahanan pangan.

Menyampaikan sambutannya secara virtual, Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan bahwa Hari Segitiga Terumbu Karang Dunia menjadi momentum bagi Indonesia dan dunia untuk tetap berpegang teguh pada prinsipnya dalam menjaga ekosistem laut dan terumbu karang secara berkelanjutan.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia, karena kita berada di Kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia, mari kita bersatu menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan laut dan terumbu karang kita dengan bijaksana. Prinsip keberlanjutan harus selalu kita perhatikan dengan baik,” ujarnya.

Secara internasional Indonesia sudah tergabung dalam kesepakatan CTI-CFF sejak tahun 2009 bersama dengan 5 (lima) negara lainnya, yaitu Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste. Tujuannya, untuk bersama menjaga ekosistem terumbu karang terbesar di dunia.

Kegiatan talkshow virtual yang berlangsung kurang lebih dua jam itu menghadirkan dua narasumber, yaitu Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin dan Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Hendra Yusran Siry. Hadir juga membuka acara ini Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Sesmenko Marves) Agung Kuswandono dan Kepala Biro (Karo) Komunikasi Kemenko Marves.

Sesmenko Marves Agung Kuswandono dalam pembukaannya menyampaikan pesannya, “Peringatan ini menyadarkan kita akan rezeki yang luar biasa Tuhan berikan bagi Indonesia berupa sumber daya alam yang luar biasa yang tidak semua negara punya, yaitu biodiversitas terumbu karang dan biota laut yang hidup didalamnya. Ingat selalu untuk menjaganya”.

Kemudian, membuka sesi diskusi, Deputi Safri menceritakan tentang upaya-upaya pemerintah untuk melakukan pelestarian terumbu karang. “Berbagai program konservasi sedang kita laksanakan, misalnya Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) dan juga Program Terumbu Karang Sehat Indonesia. Keduanya bertujuan untuk melakukan restorasi dan menjadikan Indonesia sebagai prioritas utama pengelolaan terumbu karang dunia,” ujarnya.

Berbagai program konservasi di sektor kelautan dan terumbu karang seperti ini akan terus dikembangkan. Deputi Safri juga menjelaskan bahwa ICRG akan kembali dikembangkan di tahun ini, seperti di Lombok, Labuan Bajo, Wakatobi, juga Belitung. Walaupun begitu, sambungnya, pemerintah memerlukan bantuan dari setiap unsur masyarakat dalam menjalankan program konservasi seperti ini. Deputi Safri melihat sudah ada berbagai macam perkembangan terkait upaya konservasi laut dan terumbu karang Indonesia.

“Sampai saat ini kita perlu bersyukur bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai sadar dengan adanya potensi 30% karang dunia ada di Indonesia dan 75% spesies ada di kita juga. Kesadaran ini menciptakan masyarakat yang peduli pada lingkungan laut, dibuktikan dengan sudah hampir tidak ada lagi nelayan kita yang menggunakan bom untuk memancing,” tambah Deputi Safri.

Di sisi lain, Sesditjen KKP Hendra Yusran Siry menceritakan dengan detil mengenai peran Indonesia dalam pelestarian terumbu karang di level internasional. “Indonesia merupakan inisiator kerja sama dalam hal menjaga terumbu karang dunia. Di Manado kita memiliki gedung sekretariat CTI yang menjadi tempat koordinasi untuk menjaga terumbu karang di Indonesia, belum lagi dengan kontribusi tahunan Indonesia yang signifikan bagi program konservasi terumbu karang bersama,” katanya.

Dalam tataran ekonomi global, ekosistem terumbu karang dunia berkontribusi sebesar US$ 120 Miliar per tahun. Ini terjadi karena fungsi dari terumbu karang yang mampu menjadi tempat wisata, tempat produktivitas primer, tempat berkembang biak dan makan biota laut, serta plasma nutfah. Untuk itu, Indonesia yang berada dalam Kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia telah melaksanakan berbagai program konservasi bagi ekosistem laut kita yang nantinya mampu menghidupi masyarakatnya.

Masyarakat Indonesia pada dasarnya sudah mulai merasakan manfaat dalam menjaga lingkungan laut dan terumbu karang. Sistem ekonomi berkelanjutan mulai dirasakan. Hanya saja belum sepenuhnya terbebas dari masalah kelautan, sampah plastik masih perlu untuk diperhatikan dan segera diselesaikan permasalahannya. Semuanya pelan-pelan dapat diselesaikan secara bertahap.