Keterangan foto: Peringatan Hari Ulang Tahun ke-22 Serikat Petani Indonesia (SPI) dan perayaan Hari Koperasi ke-73 di Sukabumi, Minggu (12/7/2020)/MB

Jakarta, (Metrobali.com) –

“Selamat ulang tahun untuk SPI yang ke-22, semoga siap menjadi motor penggerak lahirnya koperasi-koperasi pangan, untuk mempercepat kesejahteraan petani dan memperkuat perekonomian nasional,” hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada 9 Juli, mengapresiasi Hari Ulang Tahun (HUT) SPI ke 22, Rabu, (8/7/2020).

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menyampaikan terima kasihnya atas ucapan selamat dari Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM.

“Insya Allah SPI siap dan sudah menjadi motor penggerak lahirnya koperasi-koperasi pangan,” kata Henry di Medan pagi (13/07). Henry memaparkan, pada Minggu, 12 Juli 2020, SPI merayakan Hari Koperasi Nasional ke-73 dengan melakukan peresmian-peresmian Koperasi Petani Indonesia (KPI, koperasinya SPI) di berbagai wilayah.

“Acara kami laksanakan di Muaro Jambi, Tebo, Tanjung Jabung Timur, dan Batanghari, provinsi Jambi, juga dilaksanakan di Serang, Banten, di Sukabumi, Jawa Barat; dan di Tuban, Jawa Timur,” terang Henry.

Henry memaparkan, SPI telah mendeklarasikan Pendirian 1000 Koperasi Petani Indonesia (KPI) sebagai koperasi produksi pangan milik anggota SPI pada tanggal 8 Juli 2017 di Asahan, Sumatera Utara saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) SPI ke-19.

“Sampai saat ini, jumlah KPI yang didirikan oleh petani anggota SPI sudah tersebar di 13 provinsi dengan usaha produksi pertanian dan perkebunan petani anggota SPI untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tegas Henry.

Henry melanjutkan, pada Hari Koperasi Nasional ke-73 yang jatuh pada tanggal 12 Juli 2020 akan diperingati bersama dengan rangkaian peringatan HUT SPI ke-22, SPI mengusung tema “Peran Koperasi Petani dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kemandirian Ekonomi”. Tema tersebut menjelaskan bahwa peran koperasi petani sebagai basis kelembagaan ekonomi petani yang mandiri dan berdasarkan pada azas kekeluargaan dan gotong royong.

“Kesejahteraan petani dan rakyat Indonesia akan tercipta secara berkeadilan jika perekonomian dijalankan melalui koperasi petani. Tema ini juga menegaskan bahwa koperasi petani sebagai salah satu prinsip perjuangan petani untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia,” lanjutnya.

Henry melanjutkan, petani yang masih tergabung dalam kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) haruuslah membentuk koperasi sebagai badan lembaga ekonominya. “Poktan atau gapoktan itu bukanlah badan usaha,” katanya.

Henry menambahkan, BUMDes juga harus mendukung tumbuhnya koperasi-koperasi petani di desa-desa. “Agar koperasi menjadi kuat dan besar, yang dibutuhkan adalah penguatan manajemen mengelola usaha koperasi, manajemen keuangan dan kemampuan pemasaran. Ini bisa dalam bentuk program nasional inkubasi usaha koperasi,” tutup Henry.

Editor: Hana Sutiawati