kasus libya

Beijing (Metrobali.com)-

 Lebih dari 400 warga Tionghoa diungsikan dari Libya, Sabtu (2/8), kata media pemerintah, setelah ratusan rekan mereka meninggalkan negara itu karena aksi kekerasan meningkat.

Libya dilanda perang saudara “lebih buruk” ketimbang aksi kekerasan yang menggulingan diktator Muamar Gaddafi tahun 2011, kata penduduk yang melarikan diri dari negara itu kepada AFP.

Kendaraan-kendaraan yang membawa 411 pekerja Tionghoa yang diungsikan dari Ibu Kota Libya, Tripoli, melintasi perbatasan negara itu dan memasuki Tunisia pada Sabtu pagi, kata kantor berita Xinhua.

Sejumlah 97 pekerja Tionghoa lainnya diperkirakan akan tiba di perbatasan itu Sabtu petang, katanya mengutip pernyataan para diplomat Tiongkok.

Kedutaan Besar Tiongkok mengatur pemulangan lebih dari 700 pekerja Tionghoa meninggalkan Libya akhir pekan lalu, tambah Xinhua.

Seorang juru foto AFP Sabtu melihat para warga Tionghoa diungsikan dari Libya tiba di pelabuhan Praeus, Athena menumpang kapal angkatan laut Yunani.

Tiongkok mengeluarkan peringatan-peringatan kepada warganya di Libya Senin lalu, mendesak mereka meninggalkan negara itu “secepat mungkin” karena situasi keamanan yang semakin buruk.

Libya mengalami ketidakamanan yang kritis sejak penggulingan Gaddafi, dengan pemerintah baru tidak dapat mengendalikan milisi-milisi yang membantu menggulingkannya dan menghadapi ancaman yang meningkat dari kelompok-kelompok Islam.

Pertempuran antara milisi yang berseteru di Tripoli memaksa penutupan bandara internasional kota itu, sementara kelompok-kelompok Islam berperang melawan pasukan khusus angkatan darat di kota Benghazi, Libya timur.

Dalam pekan lalu, banyak negara memerintahkan pata warga mereka meninggalkan negara itu dan dalam beberapa kasus telah mengungsikan mereka. AN-MB