Jembrana (Metrobali.com)
Masyarakat Kabupaten Jembrana dengan gangguan jiwa setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. RSU Negara melakukan langkah inovatif dengan membuat ruangan khusus untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa.
Kondisi ini disebabkan jarak dari Jembrana menuju Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Kabupaten Bangli sebagai rumah sakit rujukan ODGJ berat, cukup jauh. Selain menambah ruangan, pihak RSU Negara juga menambah dokter spesialis jiwa serta psikiater. Dan kini ada dua spesialis kedokteran jiwa bertugas di RSU Negara.
Dari data RSU Negara setiap bulannya rata-rata merawat 10 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berbeda-beda. Sementara data pada Dinas Kesehatan Jembrana capaian pelayanan terhadap ODGJ berat di 10 puskesmas dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dan sampai bulan Oktober 2023 sebanyak 679 orang. Sedangkan tahun 2022 ada 595 orang dan tahun 2021 sebanyak 475 orang.
Spesialis Kedokteran jiwa dr Tri Oktin Windha, D. Sp KJ  didampingi Kabid Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara dr Gusti Ngurah Putu Adnyana, Rabu (29/11/2023) mengatakan, penanganan terhadap pasien atau ODGJ di RSU Negara sejatinya sudah ada sejak bulan Oktober 2022 lalu.
Ruangan khusus ODGJ, menurutnya ada di Ruang Flamboyan. Ruangan berteralis tersebut dilengkapi empat tempat tidur. Dan satu ruangan lagi ada di Ruang Puri Rahayu namun khusus untuk tahanan dan biasanya dijaga petugas kepolisian.
Ruangan tersebut, sambungnya, nantinya juga sebagai antisipasi Pemilu 2024 bagi calon yang mengalami depresi atau gangguan jiwa lainnya karena gagal.
“Kami merawat pasien jiwa yang masih tahap depresi. Tapi kalau sudah gangguan jiwa berat apalagi mengamuk dan membahayakan, pasiennya kami rujuk,” ujarnya.
Disebutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan pasien jiwa (ODGJ) cendrung meningkat setiap tahun. Diantaranya faktor biologis, psikologi, sosial, lingkungan, budaya, ekonomi dan keluarga
“Pasca pandemi peningkatannya cukup banyak. Namun peningkatan dari tahun ke tahun komulatif.
“Sekarang kami merawat satu pasien. Dia sedang menjalani cuci darah,” imbuhnya.
Pihaknya merawat bersama dokter lainnya karena biasanya kondisi fisik akan mempengaruhi psikis pasien, demikian juga sebaliknya. “Kami disini berusaha jangan sampai pasien mengalami gangguan jiwa berat,” pungkasnya. (Komang Tole)