Buleleng, (Metrobali.com)

Ratusan massa pendemo yang dipimpin Gede Putu Arka Wijaya, pada Senin, (13/2/2023) memenuhi Jalan Pramuka Singaraja, tepatnya di depan Mapolres Buleleng dengan membawa berbagai poster. Aksi demo yang mereka lakukan ini, bermaksud menemui langsung Kapolres Buleleng, Kasat Reskrim serta Kasi Humas Polres Buleleng untuk melakukan klarifikasi atas dugaan kinerja penyidik kepolisian yang dianggap tidak profesional. Malahan pimpinan pendemo yakni Arka Wijaya menyebut-nyebut nama oknum penyidik, sembari menantangnya untuk berdebat

Guna mengawal jalannya aksi demo unjuk rasa ini, dan menjaga ketat pintu masuk Mapolres Buleleng, pihak Polres Buleleng menerjunkan puluhan polisi dibawah komando Kabag Ops Polres Buleleng Kompol Gusti Alit Putra.

Massa pendemo yang datang ke Mapolres Buleleng ini membawa poster dengan berbagai tulisan yang nadanya menohok. Diantaranya poster bertuliskan ‘Haruskah Istri Saya Mati Dulu Baru Preman Dan Otak Pelaku Ditangkap’. ’Bapak Kapolri Dimana??Masyarakat Menuntut Keadilan’.
Malahan yang menarik lagi, terdapat satu poster yang dibawa massa mempertanyakan slogan presisi kepolisian, ’Polres Presisi Apa Hanya Slogan Saja?.

Pimpinan massa yakni Arka Wijaya dalam orasinya yang dicetuskan secara berapi-api, mempertanyakan kinerja kepolisian yang dianggap tidak adil dalam menangani berbagai kasus yang masuk ke meja penyidik. Salah satu yang dikecamnya mengenai laporan ancaman pembunuhan yang disebut pelakunya oknum seorang PH bergaya preman. Dalam hal ini, dianggap penyidik bertindak tidak professional dengan mengabaikan laporan korban. Seperti yang diungkapkan salah satu peserta demo yang dianggap tidak mendapat perlakuan adil dari penyidik yakni Komang Putra Yasa (42) bersama istrinya.

“Pelapor atas nama Komang Putra Yasa dari Desa Suwug diancam akan dihabisi oleh oknum bergaya preman dengan membawa senjata tajam dan pentungan. Hal ini sudah dilaporkan pada 17 Desember 2022 lalu. Namun hingga saat ini yang bersangkutan belum ditangkap. Mana tindakan kalian, presisi katanya,” ucap Arka lantang.

Iapun mengungkapkan otak pelakunya BH kembali mendatangi korban pada 3 Februari 2023 dan melakukan penekanan yang menyebabkan istri korban stress.

”Dalam hal ini, Apa yang kurang? Semua barang bukti sudah diambil, kenapa oknum preman itu masih berkeliaran. Apakah menunggu istri saya meninggal?,” celoteh Putra Yasa dengan nada tinggi saat diberi kesempatan memberikan testimoni atas kasusnya.

Menanggapi aksi ratusan massa dan orasi itu, Kabag Ops Polres Buleleng Kompol Gusti Alit Putra mengaku lebih memilih cara-cara persuasif dan humanis menghadapi massa.

”Kami tidak ingin berbenturan dengan masyarakat, lebih memilih dengan cara persuasif dan humanis untuk menghadapi massa,” jelasnya.

Dengan adanya kerumunan massa di depan Mapolres Buleleng, Kompol Alit Putra mengajak massa untuk memasuki halaman Mapolres, agar tidak mengganggu keamanan dan ketertiban. Selanjutnya terkait salah satu pelapor atas nama Putra Yasa yang dianggap tidak mendapat perlakuan adil oleh penyidik, menurut Alit Putra telah melakukan mediasi agar pelapor bisa menemui penyidik.

“Jangan sampai pelapor diluar ngomong yang tidak-tidak, kami bersedia berkoordinasi dengan penyidik. Namun pelapor menolak dan meminta dijelaskan dihadapan massa. Tentu dalam hal ini tidak memungkinkan, karena kasusnya bersifat perorangan,” tegasnya.

Keberadaan aksi massa pendemo di depan Mapolres Buleleng sekitar 3 jam, dan akhirnya massa membubarkan diri sekitar Pukul 13.00 Wita, lantaran Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana sedang tidak berada di Mapolres Buleleng. GS