Buleleng, (Metrobali.com)

 

Sebanyak 125 liter cairan eco enzyme dituang dan disemprotkan di wilayah Desa Adat Buleleng, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, pada Minggu (20/10) pagi.

Aksi peduli lingkungan tersebut diawali dengan menuangkan cairan eco enzyme ke laut di Jembatan Tua Buleleng, dengan melibatkan puluhan masyarakat dari berbagai elemen, seperti Relawan Eco Enzyme Nusantara Provinsi Bali dan Kabupaten Buleleng, prajuru Desa Adat Buleleng, siswa sekolah, Mahasiswa Undiksha, pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, serta pengunjung Ex Pelabuhan Buleleng yang tengah berolahraga.

Setelah menuangkan eco enzyme ke laut, para relawan melanjutkan kegiatan ke Setra Desa Adat Buleleng untuk melakukan panen cairan eco enzyme dan penyemprotan ke tanah dan udara. Kegiatan yang bertujuan untuk membersihkan air, tanah, dan udara ini kemudian dilanjutkan dengan penyemprotan di sejumlah titik. Cairan eco enzyme ini diyakini mampu membantu membersihkan air, tanah, serta meningkatkan kualitas udara di sekitar wilayah Desa adat Buleleng.

Acara ini juga merupakan rangkaikan dengan perayaan HUT ke-5 Eco Enzyme Nusantara, yang dilakukan secara serentak di beberapa Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

Disela-sela kegiatan, Kepala Bidang Sosial dan Edukasi Eco Enzyme Nusantara Provinsi Bali, Yulia Malo menyampaikan bahwa untuk diBali, kegiatan ini dipusatkan di Buleleng sebagai upaya untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik anak-anak, remaja, hingga dewasa, dalam menjaga kelestarian lingkungan. “Kita di sini mengajak masyarakat untuk belajar mengelola sampah dengan baik, seperti melalui produksi eco enzyme maupun kompos,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan, Ketua Relawan Eco Enzyme Nusantara Buleleng, Ferry Tanaya, menjelaskan eco enzyme sangat baik dalam pengelolaan sampah organik, sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengolahan Sampah Berbasis Sumber. Selain itu, eco enzyme juga bermanfaat dalam meningkatkan kualitas air, tanah, dan udara di sekitar. “Kami berharap masyarakat bisa mengolah sampah dapurnya menjadi eco enzym dan bisa bermanfaat,” pungkasnya

Sementara itu, Desa Adat Buleleng yang konsisten dalam memasyarakatkan eco enzyme di empat belas banjar adat, mendapatkan penghargaan dari Relawan Eco Enzyme Provinsi Bali.

Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna menegaskan b
pelestarian lingkungan ini merupakan wujud nyata dari penerapan konsep Tri Hita Karana, yakni menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam semesta. “Ini kita lakukan supaya alam menjadi sehat dan udara menjadi bersih. Mudah-mudahan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Kalau lingkungan sehat, kita pun akan menjadi lebih sehat,” ujar Sutrisna.

“Dan kegiatan ini diharapkan dapat terus menginspirasi masyarakat gumi den bukit untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam di Buleleng,” tutupnya. GS