Film yang dibintangi Suzanna dan Alan Nuari pada 1981 itu, dalam pemutaran perdana kepada media di Jakarta, beberapa waktu lalu, hadir lewat besutan sutradara Kimo Stamboel yang dibantu oleh Joko Anwar sebagai penulis skenario.

“Ratu Ilmu Hitam” bercerita mengenai tiga orang sahabat, yakni Hanif (Ario Bayo), Anton (Tanta Ginting), dan Jefri (Miller Khan) yang berkunjung ke panti asuhan tempat mereka dibesarkan. Mereka bertiga menengok Pak Bandi (Yayu Unru), sosok pengasuh mereka yang sakit.

Ketiga sahabat itu membawa istri dan anak mereka masing-masing ke panti asuhan itu. Tapi, kedatangan ketiga sahabat itu disambut dengan serangkaian teror yang mengancam nyawa mereka.

“Ratu Ilmu Hitam” versi 2019 menampilkan jalan cerita baru yang berbeda dengan film pada 1981. Tapi, benang merah serangkaian teror yang dialami para tokoh dalam film itu tetap sama, yaitu dendam dan ilmu hitam.

Kimo Stamboel merupakan sutradara yang punya kekhasan lewat adegan-adegan merinding dan visual mengerikan penuh pertumpahan darah.

Joko Anwar sebagai penulis cerita juga mampu mengantarkan penonton bertanya-tanya mengenai siapa sosok sang ratu ilmu hitam. Plot-twist yang disajikan pada akhir cerita juga sangat tidak terduga.

Para pemain, terutama pemeran wanita seperti Hannah Al Rashid, Imelda Therine, dan Salvita DaCorte, mampu tampil secara prima. Termasuk, kehadiran aktor cilik Muzzaki Ramdhan yang berperan sebagai Sancaka dalam film Gundala juga mampu mencuri perhatian.

Namun, beberapa pemain kurang mendapatkan sorotan, seperti karakter Maman yang diperankan Ade Fiman Hakim dan Siti yang diperankan Sheila Dara Aisha.

Kehadiran Ari Irham dan Zara JKT48 yang berperan sebagai anak Hannah Al Rashid dan Ario Bayu juga kurang mendapat porsi peran lebih.

Latar belakang mengenai sosok sang ratu ilmu hitam juga kurang diceritakan secara jelas sehingga menimbulkan pertanyaan apakah film itu akan berlanjut ke sekuel.

Film “Ratu Ilmu Hitam” tayang di bioskop Indonesia mulai 7 November 2019. (Antara)