Ket foto : Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra saat menjadi Narasumber serangkaian 38TH Executive Committee And International Seminar on Heritage and Sustainable Tourism serangkaian City Net Forum yang dibuka secara resmi oleh Secretary General City Net, Vijay Jagannathan di Lilitpur, Katmandu, Nepal, Jumat (8/11) lalu

Katmandu, (Metrobali.com)

Keberhasilan Pemkot Denpasar dalam pengembangan Heritage Tourism yang berkelanjutan menjadikan ibukota Provinsi Bali ini sebagai tarik bagi beragam kalangan. Tak hanya dari dalam negeri, keberhasilan ini juga mampu menginspirasi dunia internasional. Atas beragam inovasi dan prestasi tersebut, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra didapuk menjadi salah satu narasumber pada 38TH Executive Committee And International Seminar on Heritage and Sustainable Torism serangkaian City Net Forum yang dibuka secara resmi oleh Secretary General City Net, Vijay Jagannathan di Kota Lilitpur, Katmandu, Nepal, Jumat (8/11) lalu.

Dalam kesempatan yang sama Kota Denpasar secara resmi dikukuhkan dan bergabung menjadi anggota City Net Forum Internasional. Keberhasilan Denpasar dalam menjaga warisan budaya dan pengembangan pariwisata berkelanjutan sehingga Denpasar akan di daulat sebagai tuan rumah Konfrensi City Forum yang bertajuk Climate Leadershif Conference pada tanggal 18-19 Nopember mendatang.

Dalam paparanya, Walikota Rai Mantra menjelaskan bahwa pengembangan sektor pariwisata saat ini memiliki tantangan yang kompleks. Karenanya diperlukan adanya inovasi untuk menjaga stabilitas sektor pariwisata, salah satunya bagaimana pariwisata dapat bergerak secara berkelanjutan. Sehingga keberadaan sektor pariwisata dapat memberikan apsek kemanfaatan yang berkelanjutan dan bergerak seiring berkembangnya peradaban.

Tantangan pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah kemampuan untuk menciptakan destinasi wisata baru. Hal inilah yang saat ini menjadi fokus pengembangan Pemkot Denpasar dengan mengangkat kembali potensi masa lalu yang mengandung nilai kebudayaan melalui Hertiage Torism atau Wisata Warisan Budaya.

“Pemkot Denpasar saat ini sedang fokus menata dan menyiapkan beragam infrastruktur pendukung guna mendukung keberlanjutan sektor pariwisata, utamanya pengembangan heritage torism yang saat ini difokuskan pada pengembangan Zona Z Heritage yang meliputi kawasan Jalan Gajah Mada, Jalan Sulawesi, pasar Badung dan sekitarnya,” ujar Rai Mantra.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Bali, khsusnya Kota Denpasar memiliki konsep yang khas dalam pengembangan berbagai sektor. Dimana sebuah konsep warisan secara turun temurun yang dikenal dengan istilah Tri Hita Karana selalu menjadi pedoman. Sehingga konsep pembangunan yang dilaksanakan, baik pariwisata, ekonomi, pendidikan dan infrastruktur selalu berada pada garis keseimbangan. Baik hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan atau alam, dan manusia dengan Tuhan.

“Konsep itulah yang memberikan nilai tambah dalam setiap pengembangan sektor pembangunan termasuk di bidang pariwisata, sehingga keberlanjutan dapat tercipta dalam keseimbangan dan keharmonisan,” ujar Rai Mantra.

Dihadapan ratusan peserta konfrensi  Rai Mantra memaparkan  pengembangan sektor pariwisata tentunya harus berpedoman pada input yang dapat berupa kreatifitas, proses, output yang dapat dilihat dari kunjungan, serta out come yang merupakan manfaat langsung yang diperoleh dari sebuah aktivitas. Dimana setiap pengembangan destinasi wisata wajib memberikan dukungan terhadap stakeholder sekitar. Mulai dari akademisi, bisnis, pemerintah hingga komunitas kreatif.

Di Denpasar sendiri beragam upaya terus dimaksimalkan guna mendukung pengembangan heritage tourism yang berkelanjutan. Mulai dari penataan kawasan heritage dengan mengedepankan program pelestarian, kolaborasi, kreatifitas, hiburan, konservasi, edukasi dan playground.

“Yang terpenting dari Heritage itu adalah pelestarian, karena keaslianya lah yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga diperlukan perawatan dengan mengedepankan sistem restorasi bagi setiap bangunan dan benda cagar budaya,” kata Rai Mantra.

“Dan tentunya setelah pelestarian barulah kita berfikir tentang hiburan, event, dan branding yang mampu memberikan citra dan daya tarik tersendiri bagi masyarakat sehingga menjadi gaya hidup dan trand yang menjadikan sebuah destinasi bernilai dan terus bergerak secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Sementara, Secretary General City Net, Vijay Jagannathan mengatakan bahwa City Net Forum merupakan ajang bagi kota dari berbagai negara sebagai ajang untuk tukar inovasi dan pemikiran, khususnya dalam pengembangan heritage tourism. Pihaknya berharap seluruh peserta yang tergabung dalam City Net Forum dapat secara aktif menjalin kerjasama yang saling memberikan kemanfaatan bagi pengembangan heritage tourism dan mendukung kesejahteraan rakyat. (Ags/HumasDps).