Jembrana (Metrobali.com)

Kasus gigitan HPR (Hewan Penular Rabies) menjadi perhatian serius Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, Bali. Terlebih belakangan kasus gigitan anjing positif rabies terus meningkat.

Petugas Bidang Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, Jumat (26/7/2024) melaksanakan kegiatan sterilisasi dan vaksinasi rabies HPR dipusatkan di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya.

Kegiatan bekerjasama dengan Yayasan Seva Buana Denpasar bertujuan untuk mengendalikan populasi HPR dan mencegah meningkatnya kasus positif rabies. Tidak hanya itu, juga dilaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) akan bahaya rabies dengan menyasar pelajar SDN 2 Candikusuma.

Kabid Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa mengatakan, program sterilisasi ini salah satu upaya untuk pengendalian populasi hewan penular rabies di Jembrana. Karena secara umum populasi hewan terutama anjing di semua wilayah di Jembrana belum sepenuhnya terkontrol.

“Kita bersinergi dengan Yayasan Seva Bhuana. Upaya ini untuk mengantisipasi meluasnya kasus gigitan HPR,” ujar Widarsa, Jumat (26/7/2024).

Pelaksanaan vaksinasi rabies dan sterilisasi, kata dia, dilakukan dengan sistem stasioner atau dilakukan di suatu tempat saja. Artinya petugas standby di satu lokasi saja, tidak menyasar ke rumah-rumah warga mengingat wilayah Desa Candikusuma sangat luas.

“Warga sangat antusias. Mungkin mereka sudah semakin sadar pentingnya vaksinasi dan sterilisasi HPR peliharaannya,” jelasnya.

Pihaknya juga melaksanakan sosialisasi akan bahaya rabies dan langkah pertama yang dilakukan jika tergigit HPR yakni mencuci luka menggunakan sabun dengan air mengalir. “Kegiatan KIE kita laksanakan di SDN 2 Candikusuma. Harapannya agar anak-anak terhindar dari gigitan HPR dan tahu bagaimana cara menghindar jika bertemu HPR dengan gelagat mencurigakan,” ungkapnya.

Di Desa Candikusuma sebanyak 54 ekor HPR yang telah divaksinasi rabies. Diantaranya 42 ekor anjing dan 12 ekor kucing. (Komang Tole)