Denpasar (Metrobali.com) 

 

Era revolusi industri 4.0 saat ini memberikan keuntungan dalam proses usaha sehingga menjadi lebih efisien, baik dalam hal aktivitas, pembiayaan, kecepatan waktu, hingga pendataan. Namun di sisi lain, hal ini juga bisa menjadi ancaman bagi para pekerja yang tidak mampu beradaptasi, seperti peran yang digantikan mesin, perubahan model usaha, masuknya pesaing pasar dari luar negeri.

Hal tersebut dikemukakan oleh Raden Ajeng Ayu Citra R, Ketua Umum BPC HIPMI Kab. Bangli saat menjadi pembicara di kegiatan Forum Bisnis BPC HIPMI KABUPATEN PURWAKARTA 2022-2025, Rabu, 7 Juni 2023 di Hotel GRAND PERMATA, Purwakarta, Jawa Barat.

“Diperlukan upaya untuk memperkuat partisipasi angkatan kerja perempuan; meningkatkan akses kepemimpinan perempuan di semua tingkat pengambilan keputusan; mendukung pendidikan, pelatihan dan pengembangan keterampilan, serta akses perempuan di dunia kerja yang terus berkembang; memajukan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengumpulan dan analisis data,” tutur Ajeng.

Seminar yang mengangkat tema ‘Akselerasi Sinergitas Inovasi Pengusaha Muda dan Kekuatan Wanita Dalam Dunia Usaha’ tersebut diikuti beberapa narasumber diantaranya, Erni Rosniawaty, Kepala Cabang
Bank BJB, Kab. Purwakarta, Widy Putri, Pengusaha dan Founder zou.id & Property, Krisma Apriliani, Pengusaha dan Founder FK Factory serta Ketua Umum BPC HIPMI Purwakarta, Ricky Syamsul Fauzi, SH.

Sebagai perempuan kita kerap sekali didera perasaan bersalah karna bekerja, dan seolah-olah meninggalkan tugas mengurus keluarga, padahal hal itu membantu dan memiliki tujuan Mulia.

Bahkan, Sebagai perempuan yang hendak berkontribusi dalam berbagai bidang dan cara, berdaya dan menghasilkan terkadang mengalami hambatan bahkan persepsi negatif.

“Kadang sebagai perempuan pun dengan mengambil pilihan atau keputusan aja sudah terlihat menantang bahkan salah! tanpa disadari ini membuat kita menjadi cemas dan tak luput memiliki perasaan rendah diri pada diri kita sendiri,” tutur Ajeng yang juga Bacaleg di Pemilu 2024 dari DPD Partai Golkar Bali ini.

Dewasa ini menjadi sukses bagi perempuan banyak sekali membangun opini negatif, dianggap begini dan begitu serta dipersepsikan macam-macam.

Menjadi sukses dan disukai bukan hal biasa bagi perempuan, bahkan akan menjadi bertolak belakang, karena tradisi perempuan hanya mentok sampai dapur akan terus menjadi tema yang hangat bagi orang sekitarnya. Tetapi hal ini biasa adanya karna Sukses akan selalu berkonotasi positif bagi laki-laki, dan kadang membawa konotasi negatif bagi perempuan.

Jadi menurutnya, sebagai perempuan independen dan memiliki cita-cita mulia dengan bekerja, maka kita harus saling berpegangan tangan, mendukung dan menguatkan, bukan saling menjatuhkan. perlihatkan dan tunjukan rasa empati dan kasih sayang yang akan menjadi dasar yang paling baik sebagai support system satu sama lain.

Maka bangkitlah perempuan, ingat di belakang pria sukses pasti ada wanita hebat dibelakangnya, So.. We are Same!! stand up, and just do it wahai perempuan!

Namun menurut Ajeng, Diharapkan adanya jalinan kolaborasi antara pemangku kepentingan terkait seperti kementerian/lembaga, sektor pembangunan, sektor swasta, maupun lembaga masyarakat untuk memberikan pelatihan kewirausahaan yang responsif gender dan pendampingan usaha. (hd)