Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi‎ (PVMBG), Kasbani
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani

Karangasem, (Metrobali.com) –

Sejak tiga hari terakhir, Gunung Agung diguncang 11 kali gempa tremor non-harmonic. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani menyebut gempa tremor non-harmonic merupakan indikasi pelepasan gas di perut gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.
“Tremor non-harmonic itu biasanya berkitan dengan pelepasan gas ke atas menjadi hembusan. Tapi tanpa tremor non-harmonic juga dia (Gunung Agung) tetap melepaskan gas ke atas. Buktinya dengan hembusan asap putih yang keluar dari kawah,” kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu 15 Oktober 2017.
Meski diguncang gempa tremor non-harmonic, secara visual belum ada perubahan signifikan dari Gunung Agung. ‎”Belum ada perubahan.. Gempa masih tinggi, deformasi deri hasil pengamatan juga sama, semua masih konsisten. Di atas ada embusan asap setinggi 50-100 meter,” jelas Kasbani..
“Masih ada desakan fluida-magma. Rekahan itu konsekuensi logis dari aktifnya gunung dan ada desakan dari bawah. Desakan itu mealui kawah. Di dalam kawah itu kan ada zona-zona lemah, sehingga ada rekahan dan lain sebagainya. Jadi semua hembusan lewat situ,” tambah dia. (Laporan Bobby Andalan)