Putu Mega Marantika Siap Tarung Jadi Calon Ketua DPD HPI Bali 2022-2027, Bangkit Bersama, Prioritaskan Perkuat Sentuhan Program ke Anggota
Foto: I Putu Mega Marantika, S.H., yang kini duduk sebagai Dewan Kode Etik DPD HPI Bali 2017-2022 menyatakan siap tarung sebagai calon Ketua DPD HPI Bali periode 2022-2027.
Denpasar (Metrobali.com)-
Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPD HPI) Provinsi Bali siap menggelar Musyawarah Daerah (Musda) yang diagendakan akan berlangsung pada tanggal 24 Februari mendatang. Salah satu agenda Musda adalah memilih Ketua DPD HPI Bali periode 2022-2027.
Terkait hal itu, I Putu Mega Marantika, S.H., yang kini duduk sebagai Dewan Kode Etik DPD HPI Bali 2017-2022 menyatakan siap tarung sebagai calon Ketua DPD HPI Bali periode 2022-2027. Dirinya pun optimis bisa terpilih untuk mengabdikan dirinya pada organisasi, memajukan organisasi ini dan tentunya bersama-sama meningkatkan kesejahteraan anggota.
“Saya siap maju sebagai calon Ketua DPD HPI Bali 2022-2027 di Musda nanti dan saya sudah memohon doa restu para senior dan pengurus untuk maju dan mereka merestui,” kata Mega Marantika kepada Metro Bali, Sabtu (1/1/2022) yang masih dalam momentum perayaaan Tahun Baru 2022.
Saat ditanya alasannya maju sebagai calon Ketua DPD HPI Bali 2022-2027, pria kelahiran Singaraja, 22 Agustus 1972 ini menjelaskan tiada niat lain selain sebagai bentuk panggilan hati dan panggilan profesi untuk membesarkan organisasi HPI di Bali. Ia pun menegaskan organisasi bisa besar karena anggota bukan karena kepengurusan.
“Organisasi tanpa anggota layaknya raja tanpa rakyat. Jadi organisasi HPI Bali ke depan harus dinahkodai dengan baik agar menyentuh ke anggota,” ujar pria yang bergabung menjadi anggota organisasi HPI sejak tahun 1994 ini dan menjadi pramuwisata divisi bahasa Inggris.
Ia pun mengaku prihatin dengan kondisi pramuwisata anggota HPI yang sangat terpukul ketika pariwisata Bali terpuruk akibat pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, di HPI Bali ada lebih dari 6.000 anggota angkat.
Sementara saat ini karena pariwisata sepi, mereka banyak beralih ke pekerjaan lain untuk menyambung hidup. Ada yang berjualan di pinggir jalan, ada yang menjadi tukang ojek online (ojol), ada yang kembali ke kampung bertani, menjadi pelaku UMKM dan lainnya.
Atas kondisi inilah, Mega Marantika menegaskan program kepengurusan HPI Bali ke depan harus benar-benar menyentuh para anggotanya, bukan program yang muluk-muluk. “Program ke depan harus mengerucut tersentuh ke anggota. Harus diekseskusi skala prioritas yang ada dan tetap bersinergi dengan DPP HPI pusat dan unit komisariat di travel agent yang ada. Kita harus bangkit bersama,” ujar pria yang juga seorang advokat ini.
Jika dipercaya sebagai Ketua DPD HPI Bali 2022-2027, Mega Marantika menegaskan akan merangkul semua anggota dan pengurus organisasi HPI Bali, menjalin sinergi yang baik dengan stakeholder terkait, serta lebih aktif membuka akses ke pemerintahan untuk penguatan organisasi.
Mega Marantika yang pernah ikut serta sebagai oposisi dari 1994 sampai tahun 2017 untuk penyeimbang kebijakan Pengurus DPD HPI Bali sebelumnya menegaskan dirinya bukan sembarangan maju sebagai calon Ketua DPD HPI Bali 2022-2027, bukan juga atas ambisi pribadi, melainkan memang juga ada dorongan dan harapan dari sesama anggota, pengusung dan para senior di HPI.
“Sejak dari dulu saya didorong maju sebagai calon Ketua DPD HPI Bali, tapi baru sekarang saya memantapkan langkah karena ingin melihat organisasi ini ada transformasi dan harus lebih banyak menyentuh anggota. Saya bukan sembarang maju, tidak juga kejar jabatan. Kalau tidak ada sentuhan ke anggota buat apa saya maju,” tutur Mega Marantika.
Di organisasi HPI, I Putu Mega Marantika bukanlah orang baru, pemikiran dan gerakan-gerakannya untuk mengkoreksi jalannya organisasi telah mewarnai perjalanan sejarah HPI di Bali. Dirinya pernah aktif dalam ikut serta memberikan mosi tidak percaya kepada dua ketua dan pengurus DPD HPI Bali sampai mundur saat belum selesai masa jabatannya.
Dia juga pernah ditunjuk menjadi Ketua DPO (Dewan Pertimbangan Organisasi) di tahun 2000 dan pernah jadi korlap demo di Disparda provinsi Bali di tahun 2000. Ia menjadi Dewan Kode Etik DPD HPI Bali dari 13 Januari 2017-13 Januari 2022.
Mega Marantika juga tercatat aktif sebagai Pengurus DPC Peradi Denpasar, menjadi anggota Pembelaan Profesi Advokat, sebagai Anggota Partai Golkar Provinsi Bali, menjadi anggota Badan Advokasi Hukum Dan HAM (Bakumham) Dewan Pimpinan Daerah dan saat ini menjadi kader Partai Golongan Karya Provinsi Bali Masa Bakti 2020-2025 menjabat sebagai Wakil Ketua III Bidang Perdata dan Pidana.
Mega Marantika juga menjadi Tim Hukum Pilgub 2018 Mantra Kerta, Tim Hukum Provinsi Bali Pilpres 2019 Jokowi, menjadi Pimpinan Kantor Hukum Mega & Partner, serta bergabung dengan 6 Kantor Hukum.
Dirinya pun menepis isu-isu miring yang meragukan kapabilitas dan independesinya ketika dipercaya memimpin HPI nantinya sebab dirinya merupakan anggota salah satu partai politik. Mega Marantika pun menegaskan tetap profesional dan sesuai garis organisasi, berpegang teguh pada AD/ART organisasi HPI untuk membesarkan DPD HPI Bali.
“Jadi jangan alergi dengan orang partai,” pungkas Mega Marantika mengakhiri perbincangan dengan media. (dan)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.