puspayoga

Denpasar (Metrobali.com)-

Anak Agung Ngurah Puspayoga ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk membantunya sebagai Menteri Koperasi dan UMKM. Siapa sesungguhnya Puspayoga? Pria berbadan gempal tersebut merupakan mantan Wakil Gubernur periode 2008-2013. Ia maju pada Pilgub 15 Mei 2013 berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan.

Paket yang dikenal dengan sebutan PAS itu diusung oleh PDIP. Sayang, Dewi Fortuna belum berpihak padanya. Ia kalah dari pasangan Made Mangku Pastika-I Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta) yang diusung koalisi Demokrat-Golkar dan tujuh partai lainnya itu.

Sebelum menjabat Wakil Gubernur, Puspayoga pernah menjadi Ketua DPRD Kota Denpasar. Ia kemudian terpilih sebagai Wali Kota Denpasar periode 2000-2005. Ia selanjutnya terpilih kembali untuk periode 2005-2010. Namun pada 2008, PDIP menunjuknya untuk menjadi Wakil Gubernur mendampingi mantan Kapolda Bali, I Made Mangku Pastika. Karir politiknya mulus. Keduanya memenagi pertarungan Pilgub Bali secara telak.

Karir politik Puspayoga di PDIP sudah dilakoni sejak ia masih remaja. “Puspayoga itu lahir di lingkungan politik,” kata kerabat Puspayoga, I Nyoman Gede Sudiantara, Minggu 26 Oktober 2014.

Pengabih (pengasuh) Puspayoga kecil itu melanjutkan, ayah Puspayoga, Cokorda Bagus Sayoga yang membekali pria beranak satu itu sebagai politisi ulung. “Ayah beliau itu tokoh PNI tulen yang tidak bergeser satu tapak pun dari platform partai yang dia yakini,” kata Sudiantara.

Kala Puspayoga berusia enam tahun pada tahun 1971, ia menyaksikan betul ayahnya mendapat tekanan hebat dari pemerintah kala itu. “Bagaimana ayahnya diperlakukan secara tidak adil, puri tempat tinggalnya dilempari. Puspayoga kecil sudah diterpa dengan situasi seperti itu,” katanya.

Peristiwa itu pula, Sudiantara melanjutkan, yang membuat Puspayoga menjadi sosok yang relatif pendiam. “Ini salah satu peristiwa yang membuat beliau menjadi pendiam begitu. Tidak banyak yang tahu tentang kisah ini,” kata teman kecil Puspayoga itu.

Puspayoga remaja menempuh pendidikan di SMP 1 dan SMA 1. Ia selanjutnya menempuh perguruan tinggi jurusan Fisipol Universitas Ngurah Rai. Ia lulus pada tahun 1991.

Wakil Ketua DPD PDIP Bali Bidang Hukum dan HAM itu melanjutkan, sejak remaja pula ayahnya sudah menempa Puspayoga terjun ke politik. Puncaknya kala Puspayoga duduk di bangku SMP, ia ditugaskan menjadi saksi partai di daerah rawan. Dan, Puspayoga sukses melewati resiko tersebut.

“Jadi, secara tidak langsung Puspayoga sudah terdoktrin dari bapaknya. Dia tidak mau dibilang orang puri, tidak suka birokrasi dan mengedepankan feodalisme. Tidak mau ada jarak dengan rakyat,” jelas Sudiantara.

Puspayoga, kata dia, merupakan sosok yang dekat dengan keluarga trah Soekarno. “Di Bali, Puspayoga merupakan tokoh yang dekat dengan Bung Karno. Sebelum ayahnya meninggal, dia menitipkan Puspayoga kepada Megawati dan Taufiq Kiemas untuk ditempa jadi politisi andal,” tutup Sudiantara.JAK-MB