Foto: Pusat Studi Undiknas (PSU) mensosialisasikan Model Pembelajaran Kolaboratif kepada para mahasiswa baru Undiknas Denpasar pada Jumat 8 September 2023 serangkaian Student Week 2023 Undiknas.

Denpasar (Metrobali.com)-

Serangkaian Student Week 2023 Undiknas Denpasar, Pusat Studi Undiknas (PSU) mensosialisasikan Model Pembelajaran Kolaboratif kepada para mahasiswa baru Undiknas Denpasar pada Jumat 8 September 2023.

Kepala Pusat Studi Undiknas Dr. Gung Tini Gorda mengatakan sinergi dan kolaborasi menjadi kunci dalam Model Pembelajaran Kolaboratif. Menurutnya hal pertama yang perlu dilakukan sebelum berkolaborasi dengan pihak luar adalah berkolaborasi dengan diri kita sendiri.

“Artinya bagaimana kita harus mensinkronisasikan pikiran, ucapan dan tindakan kita terlebih dahulu,” kata akademisi yang juga tokoh perempuan Bali yang dikenal aktif di berbagai organisasi ini.

Lebih lanjut dikatakan Model Pembelajaran Kolaboratif yang Implementatif dari Pusat Studi Undiknas adalah Pembelajaran Kolaborasi. Hal ini mengacu pada Rensra Undiknas University, menginisiasi MoU dengan berbagai stakeholder, mewujudkan isi MoU, melibatkan seluruh komponen civitas akademika Undiknas serta mengevaluasi seluruh kegiatan.

“Ekosistem Model Pembelajaran Kolaboratif harus dibangun dari internal individu. Jika ingin praktik baik langsung, pahami konsep Tri Hita Karana dan Tri Kaya Parisuda. Pasti internal dari individu sudah terbiasa berkolaborasi,” katanya.

 

Di sisi lain Gung Tini Gorda juga menjelaskan bahwa Pusat Studi Undiknas disingkat PSU dilahirkan tanggal 1 Nopember 2019 berdasarkan SK Rektor No: 0704/II-4/UND/X/2019.

Pusat Studi Undiknas memiliki sejumlah pusat kajian pusat kajian diantaranya Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata,  Pusat Kajian ASEAN dan Internasional, Pusat Kajian Teknik, Pusat Kajian Hukum, Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Gender, Pusat Kajian Ekonomi Kreatif dimana para Pusat Kajian ini telah berkontribusi dalam banyak hal.

Kuatkan Kajian Kebijakan Publik dan Gender

Sementara itu Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Gender Undiknas Denpasar Dr. Nyoman Sedana mengatakan bahwa pencapaian yang telah diraih oleh Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Gender Undiknas adalah beberapa kajian yang telah dilakukan terkait dengan survei indeks kepuasan pelanggan di beberapa Perumda. Kemudian beberapa kajian terkait penyusunan naskah akademik di Kabupaten Bangli hingga berkolaborasi dengan Pusat Studi Wanita, Gender dan Anak Indonesia (ASWGI).

“ASWGI adalah bagian dari Program Studi yang memiliki atau pusat kajian yang ada kaitannya dengan gender, sehingga itu kolaborasi kami adalah kolaborasi seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia, yang memiliki pusat kajian maupun pusat studi terkait dengan gender. Itu yang sudah kami lakukan di samping itu juga memberikan beberapa materi terkait dengan workshop, dan seminar dan sebagainya,” papar Doktor Ilmu Komunikasi ini.

Terkait langkah-langkah yang akan diambil kedepannya Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Gender Undiknas Denpasar melihat beberapa hal yang sifatnya untuk memberikan kontribusi terhadap beberapa pemerintah daerah maupun stakeholder yang memang benar-benar mampu bersinergi terhadap studi, khususnya tentang kebijakan publik maupun gender. “:”Sehingga keberadaan kami, satu sisi memiliki manfaat terhadap seluruh stakeholder yang ada di, bukan di Bali saja, tapi di seluruh Indonesia pada umumnya,” pungkas Sedana.

Majukan UMKM, Wujudkan Destinasi Wisata Ramah Keluarga

Sementara itu Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Denpasar Dr. Nina Eka Lestari mengatakan bahwa beberapa hasil kajian yang telah dibuat oleh Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata adalah berkolaborasi dengan Bank Indonesia yang dipercaya menyusun Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Provinsi Bali, produk dan jasa unggulan Provinsi Bali pada tahun 2022.

Selain itu juga beberapa kajian yang bekerjasama dengan CSR PT Coca Cola Euro Pacific Partners untuk membranding Pantai Jerman menjadi destinasi wisata ramah keluarga dan berbasis masyarakat.

Nina Eka Lestari mengatakan lebih lanjut, pihaknya juga dipercaya oleh Bendesa Adat Kuta untuk membuat kajian tentang bentang Pantai Kuta, yakni bagaimana membentuk kelembagaan ekonomi di Pantai Kuta, khususnya kelembagaan di bidang pengelolaan pariwisata. Selain itu juga dipercaya membuat beberapa pendampingan bagi para pelaku UMKM di Kawasan Pantai Jerman.

“Jadi ibu-ibu pedagang UMKM di kawasan Pantai Jerman itu rutin kami lakukan setiap 2 Minggu sekali. Sudah 6 kali pertemuan. Jadi membranding, memberikan pelatihan pendampingan tentang membuat pembukuan sederhana, bagaimana tentang digital marketing, bagaimana tentang juga cara menyajikan makanan, kuliner,” ujarnya.

Dalam mengerjakan kajian-kajian tersebut, Pusat Studi Undiknas berkolaborasi secara pentahelix dengan berbagai pihak seperti BEDO, Rotary Club of Bali Bersinar, Perpina Bali, IWAPI Bali, pemerintah, masyarakat serta perusahaan termasuk juga melibatkan peran media massa dalam pemberitaan.

Selanjutnya I Ketut Nuraga selaku Kepala Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar menjelaskan bahwa pihaknya berupaya mencari peluang-peluang pekerjaan terkait dengan ilmu-ilmu keteknikan, baik dari pihak swasta maupun pihak-pihak dinas atau pemerintahan, daerah, pusat, dan Kementerian.

Ditambahkannya untuk saat ini pekerjaan keteknikan apapun bisa diupayakan, baik itu dari teknik sipil, transportasi, teknik sumber daya air dan manajemen konstruksi dan teknik di bidang lainnya, seperti biologi dan lain sebagainya. Sementara sejauh ini pihaknya mendapatkan beberapa pekerjaan keteknikan yaitu penanganan sampah di Pantai Jerman untuk destinasi wisata ramah keluarga.

Gali Solusi Tangani Sampah Hingga Ciptakan Energi Baru Terbarukan

Di sini Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar berusaha mencari solusi untuk bagaimana kita bisa mengolah sampah-sampah yang masuk ke Pantai Jerman sehingga didapatkan suatu pedoman atau suatu rekomendasi bagaimana bisa mengelola sampah sehingga Pantai Jerman ke depan itu bersih.

Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar akan membuat suatu action plan dan ini sudah dijalankan dalam beberapa bulan terakhir seperti kegiatan pewadahan, pemilahan-pemilahan sampah, kemudian pendampingan kepada masyarakat untuk mengolah sampah dengan baik, memilah sampah dari 3 sampah, yakni sampah organik, anorganik, dan plastik.

Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar juga disebutkan akan melakukan pembinaan masyarakat sehingga ke depan diharapkan sampah-sampah yang masuk ke Pantai Jerman bisa diatasi. Kemudian disamping itu juga Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar melakukan secara legalitas bagaimana aspek peraturan-peraturan harus  dibuatkan suatu acuan ke depan kepada masyarakat atau pihak-pihak swasta yang mengembangkan kegiatan-kegiatan yang ada di Pantai Jerman.

“Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar juga mendapat suatu kajian di bridal Provinsi Bali untuk mendukung pariwisata hijau di Bendungan Tamlang dan Sidan. Jadi bagaimana Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar bisa melakukan studi atau kajian, memprediksi berapa besarnya energi terbarukan, baik itu berupa mikro hidro maupun Solar Cell,” ungkapnya.

Beberapa dari hasil kajian menyimpulkan bahwa baik energi terbarukan dari mikro hidro maupun dari Solar Cell berupa PLTS apung yang dikembangkan Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar di masing-masing bendungan dan itu memberikan suatu solusi bahwa ketersediaan energi itu sangat cukup untuk bisa dikembangkan di sana dan berbagai kegiatan wisata yang bersifat peristiwa hijau.

“Seperti atraksi-atraksi, kemudian ada pariwisata edukasi terkait dengan bagaimana konservasi lahan, kemudian bagaimana kita bisa menangani masalah penambahan energi atau pengembangan pariwisata untuk bisa kita kelola dengan baik. Untuk selanjutnya kita akan upayakan beberapa hal yang mungkin bisa kita raih di beberapa instansi-instansi,” papar Nuraga.

Sementara itu kegiatan Student Week 2023 ini berlangsung dari tanggal 6 hingga 9 September 2023. Acara ini merupakan momen penting bagi para mahasiswa baru yang siap memulai perjalanan mereka di Undiknas dan berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang cerah. (wid)