Foto: Suasana gerakan menanam tanaman rempah dalam Program SIP3 Desa Wisata Kenderan, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar pada Senin 19 Februari 2024.

Gianyar (Metrobali.com)-

Program Sinergi untuk Energi “Pang Pade Payu” atau SIP3 Desa Wisata Kenderan, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar dilanjutkan oleh Pusat Studi Undiknas (PSU) bersama mitra sinergi kolaborasi yang kali ini dicanangkan untuk mewujudkan Desa Kenderan sebagai Desa Rempah sekaligus juga menjadi upaya pemberdayaan perempuan untuk mengakhiri ketimpangan gender. Cikal bakalnya, Desa Wisata Kenderan sudah mampu menghasilkan produk herbal berbahan rempah yakni Minyak Sindrong yang akan diangkat sebagai produk souvenir Desa Wisata Kenderan.

Untuk menyiapkan bahan baku pembuatan Minyak Sindrong ini maka dilakukan gerakan menanam tanaman rempah dengan disiapkan lahan demplot di Desa Kenderan seluas 33 are dan di tahap awal baru dilakukan penanaman di lahan seluas 5 are. Penanaman bersama tanaman rempah ini dilakukan Senin 19 Februari 2024.

Kegiatan ini juga menjadi aksi nyata dari keberlanjutan program pasca Bimtek Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang sebelumnya telah dijalankan di Desa Kenderan dan kini dilanjutkan dengan partisipasi masyarakat yang dikoordinir oleh Pusat Studi Undiknas (PSU) melalui program SIP3 Desa Kenderan Desa Rempah.

Aksi menanam tanaman rempah di Desa Kendera ini melibatkan sinergi Pusat Studi Undiknas (PSU) bersama Rotary Club of Bali Bersinar, STIE Satya Dharma Singaraja, DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali, DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi Bali, Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) PangPadePayu, Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali, Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (PERWATUSI) Provinsi Bali, Pemerintah Desa Kenderan dan organisasi lainnya.

Sebelum penanaman bersama ini digelar senam bersama dan sosialisasi dari PERWATUSI Bali dengan tujuan memberikan edukasi hidup sehat kepada para peserta kegiatan yang mayoritas para perempuan di Desa Kenderan. Sementara itu tanaman rempah yang ditanam seperti jahe, lengkuas, kencur, bunga-bungaan, daun piduh dan lain sebagainya, yang merupakan bahan baku untuk membuat Minyak Sindrong.

Kepala Pusat Studi Undiknas (PSU) Dr. Gung Tini Gorda didampingi Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Denpasar Dr. Nina Eka Lestari dan Ketua DPW Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali Ni Putu Gatriyani  menjelaskan, PSU tetap berkomitmen terkait pembinaan di Desa Kenderan selama 5 tahun. Dalam hal ini PSU dengan taglinenya sinergi Pang Pade Payu, mengajak banyak komunitas sehingga bisa mempercepat tujuan PSU untuk membina Desa Wisata Kenderan menjadi Desa Wellness, yang salah satunya dikembangkan saat ini adalah terkait dengan rempah menuju Desa Kenderan Desa Rempah.

“Alasan kami mengembangkan rempah di Desa Kenderan adalah karena memang di Desa Kenderan sangat potensial untuk bisa ditetapkan menjadi desa rempah, dimana program sebelumnya distimulasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) melalui Bimtek bagi perempuan untuk bisa mandiri. Kami PSU bersama tim sinergi mencoba untuk mengolah rempah-rempah tersebut menjadi minyak Sindrong,” terang Gung Tini Gorda.

Tim sinergi kemudian mencoba menerapkan konsep tersebut dari hulu ke hilir. Artinya ketika para perempuan di Desa Kenderan siap untuk berwirausaha, khususnya minyak Sindrong, maka yang paling dibutuhkan adalah bahan baku. Agar tidak membeli ke tempat lain yang tentunya bisa meningkatkan harga pokok, tim sinergi memanfaatkan lahan di Desa Kenderan untuk menanam bahan baku Minyak Sindrong tersebut.

Kemudian dari sisi akademisi Pusat Studi Undiknas mencoba bersinergi dengan Forum Komunikasi Dosen (FKD) Bali karena semua kegiatan yang dilaksanakan harus ada kajian-kajiannya agar bisa terukur dalam hal pencapaian. Gung Tini Gorda berharap FKD bisa mendukung apa yang menjadi program PSU sehingga keberadaan organisasi untuk menggerakkan masyarakat tetap berdasarkan sebuah kajian akademis.

Gung Tini Gorda menambahkan, pihaknya ingin juga menguji bagaimana pentahelix tersebut bisa bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Disamping itu juga diperlukan regulator, dalam hal ini Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Bagaimana agar program-program yang sudah diluncurkan tersebut terus berlanjut maka diperlukan dukungan dan partisipasi masyarakat.

Gung Tini Gorda kemudian mengapresiasi peran Pemerintah Desa Kenderan, khususnya Kepala Desa beserta jajaran dan Ketua Tim Penggerak PKK yang sudah ikut melancarkan setiap kegiatan. Selain itu juga kepada masyarakat karena telah menghibahkan lahannya untuk ditanami tanaman rempah-rempah. Demikian juga Desa Rempah perlu dikuatkan dengan kajian sehingga diperlukan sinergi dengan FKD.

“FKD dalam hal Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain melaksanakan pengabdian masyarakat, juga tetap mengawal konsep tersebut agar Desa Kenderan benar-benar menjadi Desa Rempah,” pungkas Gung Tini Gorda.

Sementara itu Kepala Desa Kenderan, I Dewa Gede Jaya Kesuma mengungkapkan, dalam mendukung mewujudkan Desa Kenderan sebagai Desa Rempah, pihaknya bersama dengan PSU dan tim sinergi melaksanakan penanaman tanaman rempah yang akan dijadikan sebagai bahan baku untuk produk Minyak Sindrong. Desa Kenderan disebutkan sudah memiliki lahan untuk menanam tanaman rempah tersebut sehingga semakin memperlancar proses pembuatan Minyak Sindrong yang merupakan produk ciri khas Desa Kenderan.

Jaya Kesuma kemudian mengatakan, Minyak Sindrong tersebut benar-benar berkhasiat untuk mengobati keluhan-keluhan kesehatan seperti asam urat, keseleo dan lain sebagainya. “Minyak Sindrong ini benar-benar murni terbuat dari rempah-rempah yang merupakan kekayaan alam Indonesia. Kurang lebih 50 jenis rempah-rempah digunakan untuk membuat Minyak Sindrong tersebut,” terang Jaya Kesuma.

Pihaknya sangat mengapresiasi program SIP3 dari Pusat Studi Undiknas (PSU) karena membantu memberikan pembinaan di Desa Kenderan selama 5 tahun kedepan sehingga perekonomian masyarakat di Desa Kenderan, khususnya kaum perempuan, bisa lebih berkembang dan maju.

Ketua DPC Perpina Kabupaten Gianyar yang juga praktisi lingkungan dan herbal Puri Damai Ubud Ida Ayu Rusmarini mengatakan, pihaknya berharap dengan ditanamnya tanaman rempah di Desa Kenderan, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Selain itu juga masyarakat diharapkan lebih peduli dengan rempah-rempah, karena ketika sudah mengetahui khasiatnya, masyarakat pasti termotivasi untuk menanamnya.

“Potensi tanaman rempah sangat bagus, baik untuk kesehatan maupun untuk peningkatan perekonomian. Terlebih lagi manfaat dari minyak Sindrong sudah dirasakan oleh masyarakat Kenderan sendiri sehingga mereka bisa menginformasikan khasiat tersebut kepada masyarakat lainnya,” ungkap Ida Ayu Rusmarini.

Dari komunikasi yang dibangun tersebut kemudian dibentuk 10 kelompok yang sudah terbagi atas tugas masing-masing, seperti sebagai marketing, penanam tanaman rempah dan yang memproduksi. Nantinya kelompok-kelompok inilah yang akan menggeliat, terutama di Banjar-Banjar.

Ida Ayu Rusmarini kemudian mengatakan, dengan adanya produk Minyak Sindrong tersebut maka bisa disinergikan dengan hotel-hotel maupun villa-villa yang ada di Desa Kenderan. Seperti diketahui, Desa Kenderan merupakan daerah yang cukup dingin di malam hari sehingga minyak Sindrong ini sangat cocok untuk digunakan karena bisa menghangatkan badan, selain juga berkhasiat untuk menghaluskan kulit.

“Minyak Sindrong ini juga nantinya bisa didistribusikan ke spa-spa sebagai produk wellness,” harapnya.

Sementara itu pemilik lahan demplot tanaman rempah yang juga warga Desa Kenderan Anak Agung Ayu Rai Wahyuni mengatakan ini sudah merupakan kewajiban sebagai warga Desa Kenderan untuk membantu mengembangkan masyarakat, khususnya kaum perempuan di Desa Kenderan, sehingga mereka bisa mempunyai kemampuan untuk berdaya dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Total lahan yang disediakan untuk menanam tanaman rempah adalah 33 are dan baru satu petak yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman rempah. Kedepan lahan tersebut mungkin akan dimanfaatkan lagi untuk bagaimana agar rempah-rempah tersebut bisa diproses untuk menjadi bahan jadi yang tentunya merupakan ciri khas hasil UMKM Desa Kenderan.

Dewa Ayu Rai Purnawati Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kenderan menjelaskan mengenai Minyak Sindrong yang kini menjadi harapan untuk menggeliatkan perekonomian perempuan di Desa Kenderan. Dikatakannya, produk minyak Sindrong merupakan hasil binaan program SIP3 yang melibatkan sinergi pentahelix.

Dijelaskannya bahwa Minyak Sindrong yang murni berbahan dasar rempah-rempah ini memiliki beragam khasiat seperti untuk mengobati keseleo, kesemutan, luka bakar, gatal-gatal akibat digigit serangga, dan keluhan-keluhan lainnya. “Minyak Sindrong ini sudah dirasakan khasiatnya oleh banyak orang,” katanya.

Dewa Ayu Rai Purnawati menambahkan, dari sisi ekonomi, hasil penjualan tahap pertama minyak Sindrong sudah bagus sehingga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat di Desa Kenderan.

Sementara itu Rotarian Gung Tini Gorda selaku IPP Rotary Club of Bali Bersinar mengatakan dukungan terhadap program SIP3 Desa Kenderan Desa Rempah yang juga menjadi implementasi salah satu dari 7 fokus area Rotary Club of Bali Bersinar yakni “Growing Local Economy”.

Gung Tini Gorda mengatakan, Rotary Club of Bali Bersinar bersama Rotary Tirta Gangga akan berkolaborasi untuk mengimplementasikan 7 area fokus rotary yakni Growing Local Economy di Desa Kenderan. Jadi dalam hal ini sinergi pentahelix benar-benar sudah bekerja, baik dari Rotary Club of Bali Bersinar, Rotary Tirta Gangga, akademisi, masyarakat selaku pemilik lahan, pemerintah desa dan beberapa organisasi perempuan.

Gung Tini Gorda menegaskan, Rotary Club of Bali Bersinar siap bersinergi untuk bagaimana meningkatkan kegiatan ekonomi di Desa Kenderan sehingga perempuan-perempuan yang diberikan pemberdayaan benar-benar berdaya secara holistik. Jadi sehat secara fisik dan sehat secara ekonomi. Rotary Club of Bali Bersinar bersama tim sinergi telah mendorong Desa Kenderan untuk menjadi desa yang membuat kaum perempuan sejahtera. Artinya ketika perempuan sejahtera maka semua akan sehat.

Aksi menanam tanaman rempah di Desa Kenderan ini disambut antusias para perempuan di Desa Kenderan yang begitu semangat ikut menanam. Salah satu peserta kegiatan mengatakan, ini berawal dari PKK Desa Kenderan yang mendapat Bimtek dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bahwasanya Desa Kenderan sangat berpotensi menjadi desa rempah, mengingat desa ini cukup dingin.

 

Dari Bimtek tersebut kemudian dihasilkan Minyak Sindrong. Hasil produksi pertama dibagikan kepada PKK atau masyarakat setempat untuk dipergunakan terlebih dahulu sehingga tahu khasiatnya seperti apa. Setelah membuktikan khasiatnya, kemudian Minyak Sindrong diproduksi untuk yang kedua kalinya dan sudah resmi dilaunching dan sudah terjual habis. Karena antusias masyarakat yang begitu tinggi untuk menggunakan Minyak Sindrong tersebut, maka dilakukan penanaman tanaman rempah dengan tujuan agar semua bahan baku untuk membuat Minyak Sindrong ada di Desa Kenderan.

Apresiasi kemudian diberikan kepada Pusat Studi Undiknas (PSU) lewat program SIP3nya bersama tim sinerginya karena telah membimbing dan melatih kelompok PKK Desa Kenderan. Diharapkan kegiatan tersebut bisa terus berlanjut dan Minyak Sindrong semakin dikenal masyarakat luas, selain juga bisa dikolaborasikan dengan Desa Wisata Kenderan untuk ikut memasarkan produk Minyak Sindrong.

Sementara itu Dewa Ayu Rai Purnawati Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kenderan menambahkan mengenai pentingnya kegiatan ini mendukung Desa Kenderan Sebagai Desa Wellnes dan Desa Rempah. Diharapkan minyak Sindrong bisa menjadi semacam souvernir untuk para wisatawan yang berkunjung ke Desa Kenderan.

“Untuk produksinya sudah dicoba 500 botol dan sudah habis terjual. Untuk harganya mulai dari yang varian kecil Rp 15 ribu, medium Rp 25 ribu, dan yang paling besar Rp 40 ribu. Produk Minyak Sindrong ini juga sudah dibeli oleh beberapa wisatawan dan bahkan sudah dibuktikan khasiatnya,” terangnya.

Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (PERWATUSI) Provinsi Bali. Tatik selaku Koordinator Instruktur PERWATUSI Provinsi Bali mengatakan, pihaknya membantu mensosialisasikan Desa Kenderan sebagai desa rempah melalui kegiatan olahraga. Ditambahkannya, manfaat senam osteoporosis adalah untuk mencegah pengeroposan tulang, membuat happy, dan membuat badan sehat. Diharapkan semua masyarakat tetap sehat dan Desa Kenderan semakin go internasional.

Diharapkan program SIP3 Desa Kenderan Desa Rempah ini bisa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak sehingga bisa berkontribusi pada peningkatan kesejahateraan masyarakat setempat khususnya juga pemberdayaan para perempuan dan peningkatan ekonomi perempuan menjadi lebih mandiri. (wid)