Foto: Tim Peneliti Pusat Studi Undiknas bersama stakeholder berfoto bersama usai diseminasi hasil kajian “Mapping Potensi Objek dan Kawasan Wisata Ramah Keluarga di Pantai Jerman, Kuta, Bali”.

Denpasar (Metrobali.com)-

Tim Peneliti Pusat Studi Undiknas bekerjasama dengan Business & Export Development Organization atau BEDO Bali telah merampungkan riset “Mapping Potensi Objek dan Kawasan Wisata Ramah Keluarga di Pantai Jerman, Kuta, Bali” sebagai sebuah langkah awal menjadikan Pantai Jerman sebagai Objek Wisata Ramah Keluarga”.

Diseminasi hasil kajian ini digelar di Social Lab, Smart Solution Hall Lantai 2, Kampus Undiknas Jalan Bedugul Nomor 39, Sidakarya pada Selasa 6 Desember 2022. Diseminasi hasil kajian ini menghadirkan berbagai pihak dari stakeholder Pentahelix yakni Pemerintah Kabupaten Badung, akademisi peneliti dari Pusat Studi Undiknas, pengelola Pantai Jerman, Bendesa Adat Kuta, pengusaha pariwisata dari PHRI, pihak BEDO Bali, perwakilan dari Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, perwakilan media massa, pengusaha Jerman di Bali dan stakeholder lainnya.

Kepala Pusat Studi Undiknas Dr. AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., mengungkapkan Pantai Jerman yang berlokasi di Jalan Wana Segara, Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung memiliki keunikan tersendiri dan diyakini menjadi pilihan wisatawan domestik maupun mancanegara khususnya orang-orang Eropa akan berkunjung ke pantai tersebut dengan jejak historis yang dimiliki Pantai Jerman ini yang erat kaitannya dengan orang-orang Jerman.

Pusat Studi Undiknas ingin mengangkat Pantai Jerman agar ikon Pantai Jerman ini bisa lebih dikenal lagi, baik dari sisi historis dimana Pantai Jerman yang dulunya adalah kawasan pemukiman dari orang-orang Jerman yang membangun bandara Ngurah Rai.

Jadi nilai historis itu bisa menjadi salah satu eksposur yang memberikan nilai tambah atau nilai jual tersendiri bagi keunikan Pantai Jerman. Secara lebih khusus juga Pantai Jerman diharapkan dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata ramah keluarga, ramah perempuan dan ramah anak. Dengan demikian diharapkan Pantai Jerman juga bisa menjadi destinasi wisata internasional.

Gung Tini Gorda menekankan diperlukan kolaborasi pentahelix dan sinergi pang pade payu untuk mengembangkan potensi mengembangkan objek wisata Pantai Jerman sebagai daerah wisata berkelanjutan dan ramah keluarga. “Kami dari Undiknas tentu akan siap mengawal ini sampai jadi dan mari kita bersinergi, jangan tinggalkan kami,” kata Gung Tini Gorda.

I Gusti Ngurah Widya Hadi Saputra, SM.,MSM. selaku Ketua Tim Peneliti Mapping Potensi Objek dan Kawasan Wisata Ramah Keluarga di Pantai Jerman mengungkapkan Pantai Jerman menyuguhkan pesona alam pantai berpasir putih dan juga pemandangan matahari terbenam yang istimewa. Pantai Jerman ideal untuk anak-anak dan juga dewasa, sehingga menjadi tujuan wisata keluarga yang ideal.

Namun objek wisata pantai jerman ini masih tergolong sepi pengunjung untuk ukuran pantai di kawasan pariwisata Kuta yang hingar bingar. Tentunya ini perlu menjadi perhatian lebih bagi para stakeholder terkait dalam mengembangkan area Pantai Jerman agar mampu menarik pengunjung baik domestik maupun mancanegara.

“Kondisi existing Pantai Jerman sebagai daerah wisata yang mampu mendorong serta menciptakan usaha ekonomi kreatif dirasa sangat potensial bukan hanya bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi desa namun juga dalam upaya untuk mempertahankan nilai-nilai budaya lokal,” terang Hadi Saputra.

Pantai Jerman ini memiliki potensi daya tarik kebudayaan, dan kesenian, hingga eko wisata yang ramah terhadap keluarga. Pantai ini juga telah mencetak rekor MURI dengan penampilan Tari Kecak Perempuan yang juga kedepannya akan terus dikembangkan menjadi salah satu daya tarik wisata di pantai ini yang sejalan juga dengan upaya program pemberdayaan perempuan.

Belum lama ini kaitannya dengan G20, Pantai Jerman juga dikunjungi Kanselir Jerman, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI dan jauh sebelumnya juga sempat dikunjungi Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin

Dengan berbagai potensi yang dimiliki Pantai Jerman, perlu upaya lebih serius untuk menggali ide kreatif masyarakat melalui partisipasi aktif dengan dukungan dari Pemerintah Daerah dan stakeholder lainnya dalam menjaga dan mengembangkan objek wisata Pantai Jerman sebagai daerah wisata berkelanjutan dan ramah keluarga.

“Kami harapkan kajian awal dari tim peneliti Pusat Studi Undiknas ini memberikan dampak positif bagi upaya-upaya dan kerjasama dari pentahelix untuk menerapkan hasil kajian mewujudkan Pantai Jerman sebagai daerah wisata berkelanjutan dan ramah keluarga,” ujar Hadi Saputra.

Ketua Badan Pengelola Pantai Jerman Jero Wayan Astika menyampaikan terima kasih atas mapping potensi Pantai Jerman oleh Pusat Studi Undiknas beserta tim. Pihaknya mengaku akan terus melakukan upaya penataan kawasan pantai ini, memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung, serta lebih menggali berbagai potensi yang ada.

Salah satunya juga yang menarik adalah keseriusan warga mengelola sampah dan sudah mampu menghasilkan berbagai produk seperti gitar berbahan sampah daur ulang dan berbagai produk kerajinan.

Namun diakui masih banyak kendala yang dihadapi dan banyak bantuan sarana prasarana serta fasilitas yang dibutuhkan. Contohnya panggung untuk mementaskan tari Kecak Perempuan dan Tari Legong yang diharapkan menjadi salah satu sajian budaya khas di Pantai ini. “Kami berhara pemerintah bisa merealisasikan bantuan pembanguan stage dan juga fasilitas lainnya seperti fasilitas bermain anak,” harap Astika.

 

Selain sebagai Wisata Ramah Keluarga, Pantai Jerman juga dibranding sebagai Pantai Budaya yang memiliki keunikan dan berbeda dibandingkan pantai lain seperti Pantai Kuta dan Canggu. “Kami jadikan Pantai Jerman sebagai Pantai Budaya. Kami juga ingin mengkolaborasikan budaya Jerman dan Bali seperti tari Jerman dan tari Bali untuk menguatkan positioning Pantai Jerman. Semoga tahun depan kami bisa membuat Festival Pantai Jerman yang berisi tari Jerman,” tandas Astika.

Sementara itu Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Pemerintah Kabupaten Badung, Ida Bagus Gede Arjana mengapresiasi hasil kajian ini. Tentunya hasil kajian ini akan menjadi acuan dalam menyusun regulasi pengembangan Pantai Jerman sebagai destinasi wisata ramah keluarga termasuk juga dalam mendongkrak geliat pelaku UMKM di kawasan itu.

“Tentunya dari potensi yang dimiliki, Pantai Jerman berpeluang untuk menjadi pantai yang ramah keluarga, sebagai destinasi wisata internasional atau setara dengan obyek wisata pantai lainnya yang ada di Kabupaten Badung,” harap Arjana.

Tentunya Pantai Jerman agar bisa menjadi objek wisata ramah keluarga, banyak hal yang perlu dipersiapkan secara terintegrasi, baik itu terkait dengan keamanannya, kebersihannya, pelayanan kesehatannya dan fasilitas umumnya. “Kami juga harapkan dukungan semua pihak bersama pemerintah mewujudkan itu,” tutup Arjana.

Perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga mengapresiasi upaya pengembangan Pantai Jerman menjadi destinasi wisata ramah keluarga yang juga mendukung proram kabupaten layak anak di Badung.

Apresiasi serupa disampaikan perwakilan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kabupaten Badung. Hasil kajian dari Pusat Studi Undiknas ini bisa digunakan sabagai rujukan pembuatan kebijakan dan Pemerintah Kabupagten Badung tidak lagi berangkat dari nol merancang kebijakan pengembangan pariwisata di Pantai Jerman. Selain itu diperlukan juga standarisasi keamanan dan kenyamanan wisatawan di Pantai Jerman.

Pengembangan Pantai Jerman juga mendapatkan dukungan dari Coca Cola. Armytanti Hanum Kasmito selaku perwakilan dari Coca-Cola Euro Pacific Partners Indonesia mengatakan, potensi Pantai Jerman menjadi lokasi destinasi wisata baru di Bali wajib dikembangkan dengan sinergi dukungan berbagai stakeholer. “Terlebih lagi saat ini dibutuhkan tempat alternatif tempat liburan atau obyek wisata baru di Bali mengingat pantai-pantai populer lainnya sudah memiliki segmennya masing-masing,’ ujarnya.

Pantai Jerman diyakini bisa menjadi alternatif untuk wisata ramah keluarga karena akses jalannya sudah lebih baik sehingga para orang tua bisa mengajak anak mereka kesana. Namun saat berbicara tentang tempat ramah keluarga tentunya banyak yang harus dipersiapkan dari sisi keamanan dan higienitas nya.

Berangkat dari permasalahan tersebut pihaknya mengundang Undiknas dan Bedo untuk berkolaborasi merumuskan rencana apa yang paling tepat untuk menyulap pantai jerman menjadi destinasi wisata baru di Bali, yang tidak hanya dinikmati oleh turis asing, tetapi juga turis domestik.

Sementara itu Ria Wijaya dari Business & Export Development Organization (BEDO) Bali menambahkan, BEDO berkomitmen memberikan pendampingan dan pelatihan kepada UMKM di Pantai Jerman. Bahkan BEDO, juga siap memberikan pendampingan dan memfasilitasi pengurusan Nomor Induk Berusaha atau NIB untuk legalitas usaha pelaku UMKM.

Kajian “Mapping Potensi Objek dan Kawasan Wisata Ramah Keluarga di Pantai Jerman, Kuta, Bali” ini menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) serta pemetaan Strenghtness, Weakness, Opportunity, Threatness (SWOT). Selain itu, dilakukan penilaian terhadap potensi, obyek dan daya tarik wisata di kawasan Pantai Jerman. Aspek ekonomi dan sosial budaya menjadi fokus dari dari kajian ini karena dengan adanya pengembangan kelembagaan, ekonomi, dan sosial budaya memiliki domino efek ke semua lini masyarakat, pemerintah, dan stakeholder di dalamnya.

Berdasarkan hasil penilaian unsur daya tarik obyek wisata Pantai Jerman, nilai rata-rata penilaian terhadap daya tarik obyek wisata adalah 445,92. Berdasarkan klasifikasi dalam usaha pengembangan obyek wisata, Pantai Jerman memiliki penilaian daya tarik obyek yang layak dan potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata yang ramah keluarga. Beberapa aspek yang menjadi determinan dalam daya tarik obyek wisata adalah aspek daya tarik wisata serta aksesibilitas dan kondisi lingkungan sosial ekonomi dengan penilaian baik dan potensial untuk pengembangan menjadi obyek wisata ramah keluarga.

Penilaian kesiapan pengembangan Wisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism) terbagi dalam empat aspek penilaian yaitu aspek sosial ekonomi, aspek sosial budaya, aspek lingkungan, dan aspek pengelolaan. Aspek sosial ekonomi mencakup beberapa prinsip yaitu pasar, ekonomi kerakyatan, penggunaan sumberdaya setempat, unit selling point, partisipasi masyarakat dalam investasi dan pembagian keuntungan usaha wisata.

Aspek sosial budaya mencakup beberapa prinsip pelestarian, apresiasi dan pengaturan. Aspek lingkungan meliputi pengelolaan lingkungan, konservasi dan sadar lingkungan. Aspek pengelolaan terdiri dari adanya institusi di masyarakat lokal, pelibatan seluruh stakeholder, kapasitas, regulasi dan keberlanjutan.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kesiapan dalam upaya Pengembangan Pantai Jerman sebagai kawasan wisata ramah keluarga yang berbasis masyarakat rata-rata nilai terhadap dua hal tersebut (kesiapan dan daya tarik) adalah 90,31.

Berdasarkan klasifikasi dalam usaha pengembangan obyek wisata, Pantai Jerman memiliki penilaian kesiapan pengembangan wisata berbasis masyarakat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata ramah keluarga berbasis masyarakat. Beberapa aspek yang menjadi determinan dalam kawasan wisata ramah keluarga yang berbasis Masyarakat adalah aspek sosial ekonomi dengan penilaian baik/ potensial dan memiliki nilai tertinggi, sosial budaya dengan penilaian potensial begitu halnya dengan aspek lingkungan, dan aspek pengelolaan dengan nilai baik/potensial.

Dalam upaya pengembangan Pantai Jerman sebagai Kawasan Wisata Ramah keluarga yang Berbasis Masyarakat yang, dilakukan pula analisis SWOT yaitu Strength, Weakness, Oppportunity dan Threat untuk merumuskan strategi melalui pemetaan identifikasi faktor internal dan eksternal.

Dari pemetaan tersebut diturunkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, yaitu keterlibatan masyarakat secara aktif mulai perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pengembangan pantai jerman; pengembangan kawasan Pantai Jerman dengan memaksimalkan infrastruktur penunjang yang sangat memadai sebagai sehingga sangat potensial sebagai kawasan wisata yang ramah keluarga; pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan menggali potensi sumberdaya lokal serperti kuliner dan cendera mata yang khas Pantai Jerman; pembentukan media pengelolaan promosi program wisata berbasis masyarakat yang ramah keluarga.

Selain itu, dirumuskan pula strategi dalam meminimalisir kelemahan untuk memanfaatkan peluang diantaranya: intensifikasi pendampingan masyarakat dalam setiap tahapan pengembangan daerah  wisata Pantai Jerman; penguatan kelembagaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat; pengembangan usaha ekonomi kreatif masyarakat melalui inovasi; memberikan pelatihan dan pemahaman kepada masyarakat tentang arah dan manfaat pengembangan daerah wisata  Pantai Jerman bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Selanjutnya, strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman adalah: penguatan terhadap partisipasi dan keterlibatan masyarakat Desa Adat kuta dalam program pengembangan objek wisata Pantai Jerman sebagai daerah wisata yang ramah keluarga berbasis masyarakat; peningkatan kualitas masyarakat dalam pengelolaan wisata melalui pelatihan teknis dan manajerial; peningkatan kesadaran masyarakat terhadap daerah wisata dan lingkungan; penguatan kemitraan antar stakeholder terkait (pentha-helix). terakhir, strategi yang meminimalisir kelemahan untuk mengatasi ancaman yakni peningkatan infrastruktur penunjang yang memperhatikan prinsip budaya dan pelestarian lingkungan.

Tentunya Pusat Studi Undiknas dengan kolaborasi pentahelix dan sinergi pang pade payu akan terus mengawal dan mewujudkan cita-cita mulia menjadikan Pantai Jerman Wisata Ramah Keluarga. (wid)