Foto: Tim dari Pusat Studi Undiknas (PSU) saat hadir di acara seminar nasional dan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Blockchain Technology Academy di Denpasar, Bali, Sabtu (22/1/2021).

Denpasar (Metrobali.com)-

Teknologi blockchain kini sedang menjadi trend dan menjadi salah satu teknologi yang memiliki potensi pemanfaatan yang sangat luas tidak hanya di sektor aset kripto namun di sektor lain seperti Non Fungible Token (NFT), sektor pendidikan, kesehatan, keuangan dan sistem pembayaran hingga sistem e-voting pemilu.

Teknologi blockchain ini membawa berbagai dampak positif seperti tingkat transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pencatatan menjadi lebih baik. Teknologi ini diyakini dapat mencegah fraud atau kecurangan.

Namun dengan besarnya ruang pemanfaatan teknologi blockchain ini dan masih banyak ruang yang bisa dieksplorasi tentu menuntut kebutuhan SDM (sumber daya manusia) yang mumpuni yang memahami dan memiliki keahlian di bidang ini.

Untuk itulah lahir inisiatif untuk mendirikan Blockchain Technology University di Indonesia yang akan menjadi perguruan tinggi pertama di bidang teknologi blockchain di Indonesia. Ide ini lahir sebagai salah satu rumusan dalam seminar nasional dan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Blockchain Technology Academy di Denpasar, Bali, Sabtu (22/1/2021).

Acara ini diselenggarakan Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) dan Yayasan Pengembangan Bisnis Manajemen yang diikuti oleh 99 profesor, guru besar, rektor serta akademisi dari berbagai universitas atau perguruan tinggi swasta dengan berbagai latar belakang keilmuan.

Untuk semakin mematangkan persiapan mendirikan Blockchain Technology University, Pusat Studi Undiknas (PSU) juga mendapatkan kesempatan terlibat aktif dan menjadi garda terdepan sebagai bagian tim perumus melalui dua orang timnya yakni Ir. Agus Putu Abiyasa, B.Eng.,Ph.D.,IPM., dan Dr. I Nyoman Sedana, S.E.,M.I.Kom.

“Pusat Studi Undiknas dipercaya menjadi bagian tim perumus persiapan pendirian Blockchain Technology University. Ini peluang yang luar biasa Pusat Studi Undiknas diberikan kepercayaan di level nasional dan kami siap berkontribusi untuk pengembangan teknologi blockchain di Indonesia,” kata Sedana ditemui di Denpasar, Minggu (24/1/2022).

Ia menegaskan PSU sepakat dan mendukung penuh inisiatif mewujudkan satu perguruan tinggi di bidang teknologi blockchain. “Karenanya kami ikut berada di garda terdepan untuk mensukseskan Blockchain Technology University,” ujar Sedana.

“Tentunya ini akan kami kawal dan tim perumus akan terus melakukan koordinasi karena begitu tinggi antusias dari berbagai stakeholder mewujudkan Blockchain Technology University dan ini merupakan yang pertama di Indonesia. Kalau ini sampai berhasil kita bisa sediakan problem solving berbasis teknologi blockchain di segala,” sambung Sedana lantas menegaskan teknologi blockchain bisa menghadirkan disrupsi bagi berbagai aspek.

 

Dirinya pun mengamini teknologi blockchain tidak hanya bisa diterapkan di sektor keuangan namun di berbagai sektor lainnya dan membawa banyak manfaat positif. “Kalau teknologi blockchain ini diterapkan di berbagai aspek akan terbangun transparansi, akuntabilitas, efisiensi. Cuma memang permasalahannya SDM-nya harus disiapkan untuk mengimplementasikan teknologi blockchain ini,” terang Sedana.

Disinggung soal rumusan apa yang menjadi pokok-pokok pemikiran PSU dalam rencana pendirian Blockchain Technology University, Sedana menjelaskan tentu akan dikaji bersama tim. Namun beberapa diantaranya tentu menyangkut tempat atau lokasi berdirinya kampus, kesiapan tenaga pengajar yang berkualitas dan pakar, praktisi maupun peneliti teknologi blockchain, kesiapan dukungan teknologi untuk mengembangkan teknologi blockchain itu sendiri, dan hal lainnya.

“Yang jelas PSU akan terus memberikan kontribusi mewujudkan Blockchain Technology University dan banyak sinergisitas bisa diwujudkan dengan kampus lain seperti kami di Undiknas,” ungkap Doktor Ilmu Komunikasi ini.

Sementara itu Kepala Pusat Studi Undiknas (PSU) Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., menambahkan dipercayanya PSU menjadi bagian tim perumus Blockchain Technology University juga bagian perluasan jaringan PSU sebagai salah satu unit di Undiknas untuk memberikan kontribusi lebih bagi kemajuan dunia pendidikan nasional dan juga untuk perkembangan teknologi serta dunia industri.

Baginya kehadiran Perguruan Tinggi juga harus siap menerima ini teknologi blockchain dengan segala efek disrupsi yang dimunculkan merupakan suatu keniscayaan yang harus diadopsi dan diterapkan. “Perguruan Tinggi harus siap dan ikut berada di garda terdepan untuk pengembangan blockchain. Karenanya Pusat Studi Undiknas sangat siap untuk itu,” ujar Tini Gorda.

Untuk itulah PSU sangat mendukung hadirnya Blockchain Technology University bahkan ikut mengawali proses pendirian kampus ini dengan menjadi bagian tim perumus. “Undiknas akan bisa juga berkolaborasi dengan ini dan akan kita linknya dengan implementasi Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka dari semua prodi yang ada,” pungkas Tini Gorda.

Saat ditanya harapannya mengenai tempat berdirinya Blockchain Technology University, secara pribadi Tini Gorda berharap kampus ini bisa dibangun di Bali. “Kalau saya berharap yang bangun di Bali karena Bali ini untuk Indonesia dan dunia. Saya rasa semuanya siap di Bali. Apalagi inisiasinya kan lahir dari pertemuan yang diadakan di Bali. Itu artinya Bali punya kekuatan besar,” pungkas Tini Gorda.

Untuk diketahui teknologi blockchain adalah sistem penyimpanan data digital berisikan catatan yang terhubung melalui kriptografi.

Ada dua komponen yang menyusun blockchain, yakni blok/kelompok (block) dan rantai (chain). Segala informasi yang terdapat dalam komputer dibagi menjadi beberapa blok dan saling terhubung oleh “rantai.”

Jadi secara teknis, blockchain adalah serangkaian blok berisikan informasi digital. Setiap blok ini memiliki komponen yang disebut hash. Hash adalah suatu set karakter yang menyusun berbagai informasi pada blok. (wid)