Pukau Ribuan Penonton, Penampilan Joged Bumbung Tradisi Buleleng Di Panggung Madya Mandala
Buleleng (Metrobali.com)-
Penampilan memukau tarian Joged Bumbung Tradisional dari Buleleng, memantik decak kagum ribuan pasang mata pada Pesta Kesenian Bali XLVI Tahun 2024 di panggung Mandya Mandala pada Rabu (19/6/2024) malam.
Tari pergaulan duta Buleleng ini, dibawakan oleh Sekaa Joged Wahyu Ulangun dari Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, dan Sekaa Joged Mangun Semara dari Br. Gunung Sekar, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng,
Tari Joged Bumbung merupakan tari pergaulan yang sangat digemari masyarakat Bali, terutama kaum muda. Pada ajang PKB ini, penampilan Joged Bumbung Sekaa Joged Wahyu Ulangun membawakan materi Tabuh Sekar jepun, Tabuh petegak kreasi Eka Bayu, Tabuh Puspa Winangun. Selanjutnya Sekaa Joged Mangun Semara membawakan materi Tabuh Petegak Sri Ang Luwih, Tari Manik Padma, Tari Sekar Jepun, Tari Puspa Winangun, Tari Kreasi Temu Semara.
Usai kegiatan, I Wayan Mertayasa selaku koordinator Sekaa Joged Wahyu Ulangun menjelaskan pertunjukan kesenian ini menggunakan struktur umum, yaitu papeson (bagian awal), pangawak (bagian utama), pangecet (bagian akhir) dan pakaad (penari meninggalkan panggung). Klimaks tarian ini berada pada tahap pangawak, terutama saat penari joged menarikan gerak-gerakan yang seolah-olah ‘menantang’ pengibing untuk menari bersama. Pada joged pakem ini, mulai dari gerakan kenyem (senyum) manis, seledet nan mesra, hingga ngegol (gerakan bersumbu pada pinggul), dan lain-lain.
Namun pihaknya menegaskan, pakem yang digunakan tersebut memang mengadopsi dari pakem tradisional yang jauh dari kesan erotis/jaruh yang belakangan sedang viral di media sosial. Dengan adanya pementasan joged sesuai pakem ini, diharapkan masyarakat bisa menjadi lebih tahu dan bisa menilai yang mana pakem yang bisa di pakai saat pementasan dan tidak mengubah kesan Joged Bumbung yang sudah menjadi ikon Tari Pergaulan.
“Saya sangat perihatin juga dengan adanya kasus seperti joged viral namun dengan pementasan ini, kita membuktikan joged bumbung tradisi bisa menarik tanpa gerakan erotis,” tegasnya.
Sementara itu, Putu Budiartawan Koordinator Sekaa Joged Mangun Semara mengatakan sangat bangga bisa tampil perdana di panggung PKB yang sangat bergengsi ini, yang mana berawal dari undangan pentas di Pekan Apresiasi Seni (PAS) yang diselenggarakan di Taman Bungkarno dan mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan Buleleng serta Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Pihaknya menambahkan dengan waktu persiapan kurang lebih dua bulan untuk tampil, pihaknya sangat puas dengan penampilan hari ini yang mengajak 4 penari serta 20 peserta tabuh.
“Suatu kebanggaan bisa mementaskan joged tradisional Buleleng di ajang yang mengundang masyarakat Bali untuk menonton,” pungkasnya. GS