Foto: Kepala Kantor Cabang Bali PT. Alwihdah Jaya Sentosa I Nengah Yasa Adi Susanto, SH., MH.,  melepas 163 orang PMI ke New Zealand yang akan bekerja di bidang perkebunan khususnya petik apel.

Denpasar (Metrobali.com)-

PT. Alwihdah Jaya Sentosa Cabang Bali kembali memberangkatkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke New Zealand yang akan bekerja di bidang perkebunan khususnya petik apel. Perusahaan tempat mereka bekerja adalah Bostock di New Zealand dan mereka akan bekerja disana selama rata-rata 7 bulan dan balik lagi ke Indonesia sekitar bulan April dan Mei 2024 nanti karena sesuai kontrak mereka dan tergantung musim juga disana.

Total PMI yang berangkat adalah 163 PMI namun hanya 78 PMI yang dilepas hari ini karena sisanya berdomisili di luar Bali dan sebagian besar dari Jawa sehingga mereka tidak diikutkan dalam pelepasan ini. Pelepasan PMI ini dipimpin langsung I Nengah Yasa Adi Susanto, S.H., M.H., selaku Kepala Kantor Cabang Bali PT. Alwihdah Jaya Sentosa pada Rabu 25 Oktober 2023 di Kantor Cabang Bali PT. Alwihdah Jaya Sentosa, Jalan Pondok Indah Nomor 18x, Ubung Kaja, Kota Denpasar.

Adi Susanto menerangkan keberangkatan PMI ini adalah untuk kedua kalinya pasca pandemi Covid-19 dan pihaknya bersyukur mereka berangkat tepat waktu dan tidak ada kendala dalam proses pembuatan dokumen dan pembuatan visa mereka. Kebanyakan dari PMI ini adalah dari kabupaten Buleleng 54 orang, Klungkung 6 orang, Bangli 15 orang dan Denpasar, Tabanan dan Gianyar masing-masing 1 orang. Nantinya mereka akan berangkat mulai tanggal 27, 28, 29, 30 dan 31 Oktober 2023 ini secara bertahap.

“Sebenarnya total kandidat kita ada 163 orang, tetapi yang dari Bali itu kurang lebih sekitar 78 orang dan tersebar, ada yang dari Buleleng, ada yang dari Tabanan, ada yang dari Bangli, Denpasar, dan kabupaten lainnya. Tapi yang paling banyak itu adalah dari Buleleng,” ungkap Adi Susanto.

Biaya-biaya keberangkatan mereka sangat terjangkau karena mereka hanya menghabiskan biaya yang wajib dibayar untuk proses pembuatan visa, asuransi dan medical check up sekitar 5 jutaan sedangkan biaya-biaya lainnya nantinya akan dipotong gaji sesampai mereka disana. Jadi biayanya sangat terjangkau dan tidak memberatkan PMI sendiri. Sedangkan nantinya gaji mereka akan dibayarkan sekitar  $ 22 New Zealand perjamnya dan maksimal kerja 9 jam atau rata-rata dalam sebulan akan dapat gaji bersih 20-30 juta rupiah.

Adi Susanto mengaku sangat bersyukur karena ini merupakan kali kedua PMI tersebut berangkat pasca pandemi covid-19. Ditambahkannya, PT. Alwihdah Jaya Sentosa Cabang Bali bertugas untuk memfasilitasi keberangkatan para pahlawan devisa tersebut sehingga bisa dilancarkan dalam urusan pembuatan dokumen, maupun visa sehingga mereka bisa selamat sampai di negeri orang dan bisa dengan aman bekerja di perkebunan apel.

“Astungkara mereka sampai dengan selamat, kemudian mereka bisa mensupport atau membantu keluarganya. Jadi itu yang saya sangat syukuri. Kami tim disini membantu maksimal para PMI yang nantinya akan bekerja di New Zealand, khususnya di perkebunan yaitu petik buah apel,” terang Adi Susanto yang merupakan praktisi penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan pengalaman panjang membantu ratusan ribu orang PMI bekerja ke luar negeri dan dikenal dengan integritasnya membantu masyarakat pencari kerja tanpa ada embel-embel biaya tambahan.

Adi Susanto kemudian mengungkapkan bahwa kontrak para PMI tersebut rata-rata 7 bulan dan rata-rata pendapatan mereka antara 20 sampai 22 Dolar New Zealand untuk per jamnya. Dan rata-rata mereka bisa bekerja 9 hingga 12 jam, sementara saat musim kemarau bisa sampai 14 jam.

“Jadi kalau kita hitung-hitung mungkin rata-rata net penghasilan mereka setelah dipotong untuk biaya-biaya lainnya, antara 20 sampai 30 jutaan sebulan. Ini mungkin lumayan besar buat pekerja migran kita di sana karena kalau kota compare dengan di tempat lain, di negara lain, tidak sebesar ini,” terang Adi Susanto yang bekerja bekerja sebagai PMI di kapal pesiar dengan pengalaman panjang sebagai sommelier atau ahli wine ini.

Sementara itu salah satu perwakilan PMI yang sudah berkali-kali berangkat kerja ke New Zealand, I Made Parnila berbagi pengalamannya bekerja di perkebunan di negara itu. Pria asal Singaraja yang sudah berangkat sejak 2004 dengan total 10 kali berangkat ini juga memotivasi sesama rekannya agar sukses kerja di New Zealand.

Made Parnila mengingatkan kepada para PMI yang akan berangkat ke New Zealand untuk selalu mematuhi dan taat terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jangan sampai mengecewakan pimpinan perusahaan.

“Mau mengingatkan atau mengajak teman-teman semua, nanti kalau sudah di sana kita harus bekerja sesuai dengan aturan, ikuti aturan di sana biar kita bisa bekerja dengan baik di sana, biar tidak mengecewakan bos disana,” pesannya.

Selain itu, Made Parnila juga meminta para PMI untuk tetap menjaga komunikasi di negeri orang agar suasana kerja tetap guyub dan tidak terjadi masalah apapun. Mengingat juga tujuan datang ke negeri orang adalah untuk bekerja demi menafkahi keluarga.

“Disamping itu juga kita di sana harus tetap menjaga komunikasi dengan teman-teman biar kita di sana tetap guyub, tidak ada saling membuat masalah satu sama lain. Biar kita datang dengan aman, pulang juga dengan aman. Kita disana tujuannya untuk bekerja untuk keluarga,” pungkasnya. (wid)