Foto: Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Provinsi Bali Nengah Yasa Adi Susanto.

Denpasar (Metrobali.com)-

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai salah satu partai politik baru mampu menghadirkan warna berbeda dalam panggung politik dan kehidupan demokrasi di tanah air. Dikelola dengan prinsip kesetaraan dan kekeluargaan serta tidak mengkultuskan satu tokoh tertentu, membuat tidak ada yang namanya kepemimpinan tunggal “one man show” atau pengendali tunggal di PSI.

“Kalau di partai-partai lain mungkin ada tokoh tertentu yang mengendalikan seluruh yang ada di partai politik tersebut. Tapi kalau di PSI tidak,” kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Provinsi Bali Nengah Yasa Adi Susanto, Minggu (14/11/2021) saat ditanya pandangan terkait refleksi HUT ke-7 PSI, “7 Tahun PSI Hadir Kerja untuk Rakyat.”

Berbicara pandangannnya soal PSI, Adi Susanto melihat PSI ini berbeda dengan partai politik yang lain. PSI benar-benar partai yang demokratis dan memberikan ruang bagi adanya perdebatan dan diskursus ide gagasan yang konstruktif untuk membangun bangsa ini. Perbedaan pendapat diantara para kader dan pengurus bukan sesuatu yang diharamkan.

Bahkan pengurus di daerah pun terbiasa berbeda pendapat dan berdebat dengan Ketua Umum PSI dan jajaran pengurus di DPP asalkan itu untuk penguatan organisasi dan memantapkan kerja nyata untuk rakyat. “Di PSI kita biasa berdebat dengan Ketua Umum, dengan Sekjen. Kita tidak alergi dengan berdebat itu,” kata Adi Susanto.

PSI juga sangat menghormati dan mengedepankan kesetaraan diantara pengurus dan kadernya sehingga tidak ada yang dianggap paling senior atau paling menjadi tokoh penting. Sebag semua yang bergabung di bawah rumah naungan rumah besar PSI adalah sama-sama menjadi tokoh.

“Kita adalah setara, kalau PSI semua adalah tokoh. Tidak ada yang tidak tokoh di PSI. Jadi tidak ada gap diantara kita. Saya dengan Bro Giring, Bro Ketum biasa kita ngobrol sambil ngopi. Tidak ada batas atau barrier yang membatasi kita. Itu yang saya suka dengan PSI,” papar politisi PSI asal Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem yang juga seorang advokat ini.

Di sisi lain PSI terus meneguhkan komitmen “PSI Hadir Kerja untuk Rakyat” yang memang menjadi tagline partai yang genap berusia 7 tahun pada 16 November 2021 ini. “Dalam perjalanan PSI hingga 7 tahun PSI berdiri ada banyak hal sudah kita lakukan, terutama kerja untuk masyarakat, yang terbaru pembagian Rice Box. Bali juga menjadi proyek percontohan pembagian Rice Box ini dan seluruh kabupaten sudah melakukan di Bali,” tutur Adi Susanto.

Rice Box PSI yang dibagikan untuk membantu meringankan beban warga terdampak pandemi Covid-19 ini benar-benar dirasakan kehadiran dan sentuhan nyatanya oleh masyarakat adalah pembagian Bahkan dalam beberapa kesempatan Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha bersama Plt Sekjen PSI Dea Tunggaesti turun langsung membagikan Rice Box untuk warga Bali.

Program Rice Box yang mendapatkan apresiasi dan sambutan hangat masyarakat hingga kini juga terus digulirkan. Warga merasa apa yang dilakukan PSI dengan konsisten membagikan Rice Box ini menjadi salah satu pembeda kehadiran nyata PSI di tengah masyarakat dibandingkan partai lain yang hanya rajin hadir saat pemilu.

“Selaku partai baru, PSI terus hadir kerja untuk rakyat, PSI selalu hadir peduli kasih, berbagi Rice Box, melakukan fogging di beberapa daerah, kami juga rutin melakukan aksi kemanusiaan donor darah. Kami juga gulirkan program PSI Ngewarung untuk membantu mempromosikan produk UMKM,” pungkas Adi Susanto. (wid)