Foto: Pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganeshacara dalam pidato politiknya saat acara Kopdarnas PSI dan puncak perayaan HUT ke-8 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Selasa malam (31/1/2023).

Jakarta (Metrobali.com)

Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mengungkapkan dirinya dan kader-kader PSI banyak belajar berpolitik dan terinspirasi memenuhi panggilan hati menjadi pelayan masyarakat dari kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Hal itu disampaikan Bro Giring dalam pidato politiknya pada acara Kopi Darat Nasional atau Kopdarnas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 PSI yang digelar di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Selasa malam (31/1/2023) yang juga dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi.

“Saya sebagai rakyat biasa, kami merasakan Indonesia menjadi negara yang jauh lebih baik dari 10 tahun lalu. Dari Bapak Jokowi kami belajar bagaimana politik bisa menjadi manfaat bagi begitu banyak orang. Belajar bagaimana pemimpin yang baik melahirkan pelayan-pelayan masyarakat yang baik. Itulah nilai-nilai yang kami terapkan di Partai Solidaritas Indonesia,” ungkap Bro Giring.

Sebelumnya Bro Giring bercerita bahwa dirinya mengenal politik dan lebih mendalami belajar politik sejak dirinya turut serta menjadi relawan Jokowi saat Pilgub DKI Jakarta dan juga berlanjut menjadi relawan Jokowi saat Pilpres 2014 hingga Pilpres 2019.

“Relawan itu rela berjuang dan dibayarnya pakai foto bareng saja dengan Pak Jokowi happynya setengah mati,” kenang Bro Giring lantas mengungkapkan semua kader PSI yang ada di ruangan acara ini bagian dari relawan Jokowi.

“Semua yang di ruangan ini adalah relawan Bapak, dari awal kami siap dan konsisten mengantarkan dan mengawal Pak Jokowi. Dan kami sekarang sudah menerima panggilan ibu pertiwi, meninggalkan zona nyaman kami, masuk ke politik untuk melakukan perbaikan dan siap melanjutkan perjuangan Bapak Joko Widodo,” ungkap Bro Giring.

Bro Giring mengaku ingat betul wejangan dari Presiden Jokowi saat dirinya datang ke istana bersama Sis Grace Natalie dan Sis Dea Tunggaesti. Dia lantas menirukan ucapan Jokowi kala itu yang berkata dan berpesan untuk kemenangan PSI.

“Mas Giring mau menang kan. Tapi saya tahu Mas Giring tidak punya uang. Saya juga dulu menang tidak pakai uang. Mas Giring dan PSI kalau mau menang harus keringetan, harus terus turun ke masyarakat, harus bekerja lebih keras lagi,” tutur Bro Giring menirukan wejangan Jokowi kala itu.

“Dan wejangan itu saya bawa terus, ternyata juga arahan dari Ketua Dewan Pembina PSI Big Bro Jeffie Geovani sama. Beliau bilang ‘Mantap Ketum, lanjutkan! Memang harus seperti itu. Kalau mau menang Bro Ketum harus keliling Indonesia,” tutur Giring.

“Dari wejangan itu, saya bersama Sis Dea dari tahun 2020 sudah turun ke ratusan titik, hampir ke seluruh provinsi, puluhan kabupaten/kota bahkan sampai empat kali kena Covid-19. Tapi itu adalah pengorbanan yang harus saya lakukan demi kemenangan Partai Solidaritas Indonesia,” kenang Bro Giring.

 

Dalam lawatan dan kunjungannya ke berbagai daerah di Indonesia dan ngobrol-ngobrol dengan berbagi elemen masyarakat, Bro Giring mengakui menemukan berbagai persoalan dan aspirasi di masyarakat.

“Saya ketemu teman-teman UMKM, mitra ojol, anak-anak muda yang mabar mobile legend dan free fire di cafe, tokoh masyarakat, tokoh agama, para pedagang di pasar dan akhirnya saya sadar kok dari dulu awal Pak Jokowi jadi presiden sampai detik ini Pak Jokowi selalu ke pasar. Kalau oposisi bilang ah itu pencitraan tapi setelah saya mengunjungi ratusan pasar, saya jadi lebih mengerti kenapa Pak Jokowi suka turun ke pasar,” jelas Bro Giring.

Selama keliling ke pasar-pasar, Bro Giring mengakui disadarkan bahwa pasar adalah jantungnya daerah, denyut nadinya perekonomian masyrakat, kalau mau tahu kondisi masyarakat di daerah tersebut salah satu indikatornya kita harus sering turun ke pasar.

“Di pasar kita bisa melihat apakah di daerah itu roda ekonominya sedang sehat atau tidak, apakah pemerintah daerahnya kerja benar atau tidak, apakah pasarnya tertata rapi atau berantakan, pasarnya ramai atau sepi. Dan di pasar bisa kita melihat apakah hubungan pedagang dan pembelinya guyub,” papar Bro Giring.

Dia lantas mengaku sedih setelah melihat langsung salah satu pasar mangkrak di Jawa Barat, karena baru dibuat, walikotanya kena OTT KPK. “Itu membuka mata saya, di daerah lain yang dipimpin kepala daerah yang koruptif, anggota legislatif yang koruptif maka akan banyak ruang-ruang publik terbengkalai, banyak sekolah rusak, rumah sakit yang tidak memadai, balai warga yang tidak nyaman dan kotor,” ungkap Bro Giring.

“Dan dari satu titik pasar saja kita bisa melihat miniatur bangsa, bagaimana roda ekonomi bergerak, interaksi sosial terbangun. Dan dari ratusan titik itu saya tersadar, berat ya Pak jadi Presiden. Saya mengerti kenapa ibunda saya kalau lagi sholat, beliau mendoakan saya cuma lima menit tapi kalau mendoakan Pak Jokowi bisa sampai 20 menit. Ibu saya selalu hadir untuk Bapak, relawan emak-emak,” pungkas Bro Giring. (wid)