PSI Badung Harapkan Kebijakan Pemerintahan Adi-Cipta Bawa Perubahan Positif, Alih Fungsi Lahan Harus Dibendung
Foto: Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Badung I Wayan Mudita yang akrab disapa Bro Kevin.
Badung (Metrobali.com)-
Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Badung I Wayan Mudita yang akrab disapa Bro Kevin menyampaikan ucapan selamat kepada I Wayan Adi Arnawa dan Bagus Alit Sucipta (Adi-Cipta) sebagai Bupati Badung dan Wakil Bupati Badung terpilih untuk periode 2025-2030 yang akan segera dilantik pada 6 Februari 2025 mendatang.
PSI berharap kepemimpinan yang baru dapat membawa Kabupaten Badung ke arah yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Mudita menambahkan bahwa belum ada kritik yang dapat disampaikan, mengingat pemerintahan baru belum mulai bekerja, namun ia mendorong agar kebijakan ke depan benar-benar membawa perubahan positif.
Lebih lanjut Bro Kevin menyoroti pentingnya fokus pada penataan infrastruktur dan transportasi sebagai kebutuhan mendesak di Kabupaten Badung. Menurutnya, kemacetan menjadi salah satu kendala utama yang perlu segera diatasi. Ia menekankan perlunya tata kelola yang lebih baik, terutama dengan mengatur penduduk pendatang yang datang ke Badung untuk mencari nafkah.
“Kalau kami dari PSI melihat untuk saat ini kebutuhan yang urgent, urgensinya itu di tata kelola infrastruktur, transportasi dalam artian itu jalan. Karena kan sekarang itu di Badung kendala utama kita itu kemacetan, tata kelola yaitu karena sekarang penduduk pendatang yang datang ke Badung khususnya cari nafkah,” ujarnya Minggu 26 Januari 2025.
Bro Kevin mengusulkan agar pemukiman tidak terus berkembang di jalur hijau yang seharusnya dilindungi. Ia juga menyarankan penduduk yang bekerja di Badung dapat tinggal di daerah sekitar, seperti Tabanan, untuk mengurangi tekanan pada infrastruktur di Badung. Hal ini, menurutnya, dapat membantu mengatasi masalah kemacetan dan mencegah munculnya pemukiman kumuh yang semakin memperburuk kondisi tata kota.
Bro Kevin juga menegaskan bahwa penanganan infrastruktur, khususnya untuk mengatasi kemacetan, harus menjadi perhatian serius bagi pasangan Adi-Cipta. Ia menyoroti perlunya pembatasan pembangunan, terutama yang melibatkan alih fungsi lahan.
Menurutnya, banyak jalur hijau di Badung yang kini hilang karena dialihfungsikan, sehingga memperburuk tata kelola wilayah. Hal ini dianggap menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada kemacetan dan menurunnya kualitas lingkungan di daerah tersebut. Ia mendorong agar tata ruang lebih diperhatikan untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan.
“Sekarang banyak alih fungsi lahan, jalur hijau itu sudah hilang. Itu harus menjadi perhartian,” katanya mengingatkan. (wid)