Karangasem ( Metrobali.com )
Peran serta masyarakat sangat diharapkan dalam partisipasi turut mengawasi setiap pembangunan/proyek yang ada. Jika tidak dari masyarakat ikut memantau pastinya hasil pembangunan itu sendiri dibuat asal asalan. Seperti apa yang terjadi di Banjar, Desa Tegallinggah, Karangasem dimana Proyek pembetonan gang dari program PNPM-Mandiri diprotes warga setempat. Selain dinilai tidak adil, proyek senilai Rp 150 juta itu juga dituding tak sesuai dengan bestek. Protes tak hanya datang dari masyarakat umum, tapi langsung datang dari Pjs. Kadus, Gede Sudiarsa. Menurutnya, banyak hal yang menyimpang dalam proyek yang dalam pengerjaannya dilakukan dengan sistem swakelola tersebut. ‘’Dalam RAB konon ketebalan rabatan delapan sentimeter, tapi kenyataannya tidak demikian. Campurannya juga tidak pas,’’ ungkapnya, Kamis (4/10).
Sudiarsa mengatakan konon karena selaku pjs kadus pihaknya sama sekali tidak mendapatkan informasi yang jelas baik mengenai nilai maupun volume proyek. Pasalnya sampai proyek sudah berjalan setengahnya pihak Tim Pelaksana Kegeitan (TPK) tidak memasang plang proyek (papan yang memuat nilai dan volume proyek). Sudiarsa mengaku merasa  kesal karena kasus seperti itu bukan yang pertama, tapi sudah sering terjadi di Tegallinggah setiap ada program dari pemerintah. ‘’Dulu saat ada program PPIP (Proyek Pembangunan Infrastruktur Pedesaan) juga begini. Hingga Saya mundur dari sekretaris karena pelaksanaannya tidak transparan,’’ terangnya.
Sikan tidak transparan yang ditunjukkan TKP PNPM tersebut kemudian memunculkan kesan ketidakadilan. Kesan itu muncul juga karena dalam prakteknya volume perabatan gang tidak sama. Pada gang-gang tertentu dibeton full sampai ke pinggir, sementara di gang yang lain tidak. Atas semua kondisi itu, Sudiarsa mempertanyakan kredibilitas ketua TPK yang pemilihannya merupakan hasil tunjuk hidung dari pihak perbekel Tegallinggah.
Ironisnya, meski diprotes sebagian warga, proyek perabatan masih berjalan. Sejumlah pekerja menggarap gang di sebelah selatan pemandian umum dusun setempat.
Entah karena ada protes ataukah bagaimana, kemarin Ketua BPD Desa Tegallinggah, Putu Ardana, tampak mengawasi pengerjaannya.
Pria yang kebetulan warga Banjar Tegallinggah ini enggan mengomentari pernyataan Sudiarsa. Namun demikian pihaknya mengakui dalam realisasi proyek PNPM di Banjar Tegallinggah memang berkembang usulan dan masukan-masukan baru dari warga dan semuanya sudah ditindaklanjuti. ‘’Tahun ini kami mendapat tiga program dari PNPM, perabatan gang di Banjar Tegallinggah, pengadaan kelengkapan posyandu dan simpan pinjam perempuan,’’ pungkasnya. SUS-MB