Keterangan Pers Kompas terkait even Jelajah Sepeda Flores - Timor

Labuan Bajo (Metrobali.com) –

Harian Kompas akan menggelar “Jelajah Sepeda Flores-Timor”, pada 13-23 Agustus 2016. Kegiatan ini dimulai dari Labuan Bajo di ujung barat Flores, dan berakhir di Motaain, Kabupaten Belu (Timor), perbatasan RI-Timor Leste.

Menurut  Rusdi Amral, Direktur Komunitas Harian Kompas, perjalanan bersepeda jarak jauh ini merupakan bagian dari komitmen Kompas, untuk mempromosikan Flores dan Timor serta Nusa Tenggara Timur pada umumnya guna meningkatkan kunjungan wisatawan dan investasi. Flores dan Timor, serta NTT pada umumnya, merupakan kawasan potensial bagi pariwisata.

Alam yang indah didukung dengan tradisi-tradisi yang unik dari setiap suku, membuat daya tarik NTT begitu kuat. Sayangnya, potensi ini saja tidak cukup, sebab di daerah lain pun memiliki kekayaan yang sama yang juga berusaha sekuat tenaga untuk dikunjungi wisatawan.

“Untuk itu, dibutuhkan promosi dan even sebagai pemancing bagi wisatawan,” tutur Rusdi Amral, saat keterangan Pers di Labuan Bajo, Rabu (10/8).

Dikatakan, even jelajah sepeda merupakan perjalanan bersepeda jarak jauh yang dilakukan Kompas dengan melibatkan para penggemar sepeda di dalam dan luar negeri. “Melalui even ini, diharapkan mereka mengenal dari dekat kekayaan ekonomi dan sosial budaya masyarakat Indonesia, lalu menumbuhkan kecintaan, bahkan, ikut mempromosikan tanah air ini,” tandasnya.

Jelajah sepeda Kompas, imbuh Rusdi Amral, bukanlah kejuaraan. Even ini lebih diarahkan untuk mengajak orang agar berwisata menggunakan sepeda. “Sambil menikmati panorama dan kekayaan budaya, peserta pun berolahraga. Lebih dari itu, kita ingin mengingatkan masyarakat agar membudayakan hidup sehat. Bersepeda adalah satu satunya,” tutur Rusdi Amral.

Sementara itu Ketua Jelajah Sepeda Kompas, Jannes Eudes Wawa, menambahkan, selama jelajah sepeda berlangsung, Harian Kompas juga menyiapkan liputan pada halaman khusus. Liputan itu tidak semata-mata memuat tentang perjalanan bersepeda, tetapi juga potensi, terutama ekonomi dan sosial budaya serta problematikanya yang ada di Flores dan Timor.

“Liputan serupa juga akan dilakukan KompasTV, majalah National Geografi, Kompas.com, radio Senora, dan harian Pos Kupang, serta sejumlah media lain di bawah payung Kompas Gramedia,” kata Jannes Eudes Wawa.

Menurut dia, jelajah sepeda ini bukan baru pertama dilakukan harian Kompas. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2008. Saat itu, menempuh rute Anyer-Panaroekan. Setelah itu rute Surabaya-Jakarta (2010), Jakarta-Palembang (2011), Bali-Komodo (2012), Sabang-Padang (2013), Manado-Makassar (2014), Banjarmasin-Balikpapan (Mei 2015), dan Jelajah Sepeda Papua (Juni 2015).

“Jadi, Jelajah Sepeda Flores-Timor boleh dibilang kelanjutan dari Jelajah Sepeda Bali-Komodo tahun 2012. Peserta jelajah sepeda sejauh 1.118,6 kilometer ini ditargetkan diikuti sekitar 80 orang dari berbagai kota di dalam dan luar negeri,” pungkas Jannes Eudes Wawa. MSE-MB