20150528_134325

Simakrama dengan warga Desa Seraya Barat, disertai pembagian sembako

Karangasem (Metrobali.com)-

Diantara masalah Karangasem di bidang kesehatan, menurut Sudirta-Sumiati, adalah tingginya angka kematian ibu melahirkan (66 per 1000 kelahiran per tahun), angka kematian bayi lahir yang 10 orang per 1000 bayi lahir, insentif Kader Posyandu yang cuma Rp 20 ribu per bulan, kurangnya fasilitas Puskesmas maupun kamar di RS Amlapura, baik kamar kelas III untuk rakyat maupun fasilitas seperti amblan untuk menjemput pasien di pedesaan. Tingkat sanitasi dan kesehatan yang buruk, juga merupakan problem tersendiri, yang perlu mendapat perhatian pemerintah.

        Memperhatikan permasalahan tersebut, SMS mencanangkan akan membenahi pelayanan Puskesmas dengan menyediakan tambahan 2 ambulan siaga, seorang dokter spesialis, tambahan kamar rawat inap serta alat kesehatan lainnya.

        Rumah sakit Amlapura yang sekarang masih tipe C akan dibenahi untuk ditingkatkan menjadi tipe B, disertai penambahan kamar kelas III, mengingat kebutuhan kamar kelas III sangat tinggi, terbukti dari cukup seringnya pasien membeludak dan terpaksa dirawat di ‘’lorong’’ karena kehabisan kamar.

        ‘’Untuk meningkatkan pengetahuah masyarakat tentang kesehatan, pelayanan Puskesmas akan dilengkapi dengan pelayanan Kader Posyandu dan KKDS ( Kader Kesehatan Desa Siaga). Agar mereka lebih semangat bekerja, dan agar imbalannya lebih manusiawi, insentif Kader Posyandu kita canangkan bisa Rp 150 ribu per bulan per orang, dan insentif KKDS Rp 200 ribu per bulan per orang,’’ kata Sudirta.

        Sudirta optimis, dengan 3000 orang lebih Kader Posyandu dan KKDS, pemberian informasi dan pelayanan kesehatan di bidang gizi balita dan ibu melahirkan, berangsur bisa diperbaiki. Kalau tiap Puskesmas nantinya bisa dilengkapi dokter spesialis yang mau mengabdi di desa-desa, kualitas kesehatan masyarakat Karangasem perlahan bisa ditingkatkan. Implikasi dari meningkatkan pengetahuan tentang sanitasi dan kesehatan, akan menurunkan kuantitas maupun kualitas orang sakit.

        ‘’Ujung dari perbaikan program bidang kesehatan ini adalah, berkurangnya beaya-beaya obat yang harus disediakan dari APBD. Dananya bisa dialokasikan untuk program lain, sementara penduduk yang lebih sehat dan bugar, juga berarti bisa lebih produktif di bidang sosial, ekonomi maupun budaya,’’ tambah Sudirta.RED-MB