Program Banjar Creative Space Hadir di Banjar Baturiti Tengah Tabanan, Gerakkan Ekonomi Kreatif, Gali Potensi Kuliner Berbasis Produk Pertanian
Foto: Kick of program Banjar Creative Space (BCS), di Banjar Baturiti Tengah, Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Sabtu (12/3/2022).
Tabanan (Metrobali.com)-
Banjar Creative Space (BCS), program pengembangan ekonomi kreatif berbasis banjar, kini hadir di Banjar Baturiti Tengah, Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Kick of program BCS di Banjar Baturiti Tengah ini diselenggarakan Sabtu (12/3/2022).
Acara dihadiri Chief Executive Officer (CEO) BITHUB Ida Bagus Agung Gunarthawa, Chief Operating Officer (COO) Banjar Creative Space (BCS) yang sekaligus ketua STMIK Primakara Made Artana, Camat Kerambitan Putra Adi Supraja, ForkomDewi (Forum Komunikasi Desa Wisata) Kabupaten Tabanan, Forum Perbekel Kecamatan Kerambitan, Perbekel Baturiti Made Suryana, Ketua Komunitas Kreatif Banjar Baturiti Tengah I Made Miantara sekaligus Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Tabanan dan pihak terkait lainnya.
Banjar Baturiti Tengah ini menjadi salah role model Banjar Creative Space yang merupakan inisiasi bersama BITHUB (Bali Initiative Hub), Indonesia Creative Cities Network (ICCN), STMIK Primakara, serta stakeholder lainnya dan didukung oleh Menteri BUMN Erick Thohir melalui program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) Pertamina ini.
Untuk Di Bali, ada 11 banjar yang menjadi role model Banjar Creative Space. BCS dirancang menjadi strategi pengembangan potensi berbasis masyarakat Bali yang simpul utamanya berada di banjar-banjar. Dalam perjalannnya program BCS di banjar yang menjadi role model ini akan diisi berbagai kegiatan kreatif salah satunya workshop dengan beragam materi.
Untuk di Banjar Baturiti Tengah ini ada sejumlah workshop (pelatihan) yang akan digelar seperti desain thinking yakni bagaimana mengajak pesertanya atau generasi muda berpikir kreatif menemukan solusi atas suatu permasalahan dan menjadikannya ide produk ekonomi kreatif. Lalu ada workshop digital marketing sehingga bisa memasarkan produk-produk UMKM secara online dan di berbagai platform digital.
Kemudian workshop content creator dimana para pesertanya digembleng untuk bisa mengangkat potensi desanya yang bisa juga menjadi cikal bakal pengembangan produk ekonomi kreatif di berbagai sub sektor baik kuliner, fesyen, kerajinan, pengembangan software, game, dan lainnya.
Chief Executive Officer (CEO) BITHUB Ida Bagus Agung Gunarthawa, Chief Operating Officer (COO) Banjar Creative Space (BCS) mengungkapkan pertimbangan memilih Banjar Baturiti Tengah ini sebagai salah satu banjar penerima program BCS karena banjar ini memiliki sejumlah keunikan. Salahnya satunya banjar ini memiliki kombinasi antara keindahan alam (natural), heritage dan budayanya sangat kuat.
“Kalau kita bicara alamnya, bisa dilihat sepanjang mata memandang, aset-aset yang berbasis pada agro atau pertanian sangat luar biasa. Lalu untuk heritage, salah satu simpul heritage yang menjadi daya tarik wisata yang kita kenal adalah Kerambitan. Harapan kita dengan keberadaan heritage yang luar biasa di Kerambitan ini bisa menjadi benchmark (acuan) untuk pengembangan banjar-banjar di seluruh Tabanan,” terang Agung Gunarthawa.
“Lalu dari aspek budaya atau cultural, puncak-puncak kebudayaan yang bermuara pada seni semua terekam di lima Kerambitan Festival sebelumnya dan kalau tidak ada source yang kuat tentu tidak bisa menampilkan hal selengkap dan sekolektif itu. Jadi kenapa banjar ini menjadi cukup menarik karena dia meng-engage (melibatkan) seluruh banjar yang ada di satu kecamatan,” lanjut Agung Gunarthawa.
Lebih lanjut Agung Gunarthawa mengungkapkan program BCS ini mendapatkan dukungan penuh dari Menteri BUMN Erick Thohir yang mengaku sangat terkesan dengan BCS ini. Diharapkan keberadaan banjar-banjar di Bali melalui sentuhan program BCS diharapkan menjadi motor penggerak, api-api kecil yang menghidupkan ekonomi kreatif di Pulau Dewata.
“Bapak Menteri saat pertama kali menangkap inisiatif program BCS ini langsung jatuh cinta. Ini menjadi pola pengembangan potensi daerah, ekonomi kreatif, SDM kreatif berbasis banjar. Sebab keberadaan banjar yang megah ada akses wifi tapi kalau tidak diisi calon generatornya maka tidak ada apa-apanya,” ujar Agung Gunarthawa yang akrab disapa Gus Agung ini.
Ia menegaskan keberhasilan dari program BCS ini tergantung seberapa kreatif, konsisten dan berkelanjutan program ini diisi dan digerakkan oleh anak-anak muda di Banjar yang mampu menangkap peluang dan menggerakkan potensi ekonomi kreatif banjarnya. “Kami sampaikan salam dari Bapak Menteri kepada adik-adik yang akan ikut program BCS ini. KPI (Key Performance Indicator) dari BCS in tergantung seberapa hebat adik-adik dapat jalankan program ini. BCS ini menjadi pola transfer knowledge, mindset dan membuka jalan untuk adik-adik kita,” sambung Agung Gunarthawa.
Ketua Komunitas Kreatif Banjar Baturiti Tengah I Made Miantara mengungkapkan melalui BCS ini pihaknya akan menggali berbagai potensi produk kreatif unggulan dari banjar ini. Dimana sejauh ini sudah ada produk unggulan seperti VCO (Virgin Coconut Oil), ada juga madu lebah dan lainnya.
“Produk unggulan ini akan kita angkat lagi dan produksi dalam jumlah besar dan inovasi lainnya karena disini kita akan menuju menjadi desa wisata,” kata Miantara yang juga Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Tabanan.
Chief Operating Officer (COO) Banjar Creative Space (BCS) Made Artana menambahkan ekonomi kreatif sangat luas dan sekarang ada 17 sub sektor ekonomi kreatif dan semua kabupaten di Bali punya potensi masing-masing. Untuk di Tabanan dia melihat potensi kuliner sangat menjanjikan apalagi dalam hal sub sektor ekonomi kreatif, sub sektor kuliner ukuran dan kontribusinya nilai ekonominya yang paling besar lalu diikuti oleh kerajinan dan fesyen.
“Kalau di Tabanan dengan basicnya pertanian potensinya adalah produk-produk kuliner berbasis pertanian. Contohnya adalah produk-produk berbasis agrobas. Misalnya apa produk kreatif yang bisa kembangkan berbasis padi ya bisa seperti snack. Lalu camilan-camilan lainnya berbasis produk pertanian. Sebab size dari kuliner ini sangat besar. Orang-orang yang membeli oleh-oleh khas Bali yang besar membeli kuliner,” ungkap Artana yang juga merupakan Ketua STMIK Primakara.
Kehadiran program BCS di Banjar Tengah Baturiti ini mendapatkan apresiasi dari Camat Kerambitan Putra Adi Supraja, Perbekel Baturiti Made Suryana dan stakeholder terkait serta mereka juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Menteri BUMN Erick Thohir.
“Kami yakini program BCS ini bisa mengajak anak-anak muda bisa hasilkan uang dari HP tidak hanya jadi generasi rebahan, generasi nguntul tapi mampu memanfaatkan medsos untuk hal positif dan menghasilkan pendapatan,” ujar Putra Adi Supraja.
“Terima kasih Pak Menteri BUMn, terima kasih BCS dan banjar kami didatangi trainer untuk memberikan berbagai pelatihan sebab bagi kami bekal pendidikan dan keterampilan paling penting bagi anak-anak kami,” kata Made Suryana. (wid)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.