Denpasar (Metrobali.com)-

Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua yang dipimpin mantan Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S melakukan berbagai upaya dan terobosan guna memajukan lembaga pendidikan tinggi seni tersebut.

“Dalam upaya memajukan ISBI Tanah Papua ini kami sempat mengumpulkan tokoh pendidikan di daerah itu untuk mendapatkan masukan antara lain James Modouw, Don A. Flasi, Septinus Rumasep Inna Levaan,” kata Prof Rai melalui surat elektronik yang diterima Antara di Denpasar, Senin (17/11).

ISBI Papua diresmikan menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) oleh Presiden Susilo Bambang Yodhoyono berdasarkan Perpres Nomor 127 tahun 2014, pada 6 Oktober 2014 di Surabaya.

Sedangkan Prof Rai dilantik menjadi Rektor ISBI Papua oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh pada 14 Oktober 2014.

Kelahiran ISBI Tanah Papua tidak terlepas dari peran ISI Denpasar sejak memulai proses pembelajaran hingga kini, dengan selalu berbenah untuk penyempurnaan.

ISI Denpasar selama ini mengirim dosen terbang ke ISBI Tanah Papua untuk memenuhi tenaga pendidik dalam upaya mentrasfer ilmu pengetahuan.

Menurut Prof Rai, ISBI Tanah Papua kini tengah menunggu Organisasi Tata Kelola (OTK) dari Menpan.

Ia mengatakan, kehadiran ISBI Tanah Papua melandasi pembangunan, tidak hanya di Papua namun juga tingkat nasional bahkan internasional.

Hal itu dapat terealisasi berkat potensi seni dan budaya Papua yang sangat luar biasa jika digarap dengan baik, sehingga memberi inspirasi bagi masyarakat lokal maupun dunia untuk ikut berkontribusi.

Kepala Koordinator Akademik ISBI Tanah Papua, Syafiuddin S.Pd., M.Sn menambahkan bahwa upaya pertama yang dilakukan adalah mempromosikan perguruan tinggi tersebut di tingkat lokal, nasional hingga internasional.

Langkah pertama yang dilakukan antara lain pemetaan potensi di Papua dengan target pertama di wilayah Tabi. “Pemetaan dan pendataan yang dilandasi dengan penelitian dilakukan pada jenis, bentuk dan eksistensinya.

Dengan demikian kesenian langka atau yang hampir punah akan dilakukan upaya untuk penyelamatan dengan menyusun program rencana.

Syafiuddin menambahkan bahwa para tokoh masyarakat setempat sangat serius untuk ikut andil memberikan kontribusi dalam memikirkan dan menyelamatkan seni budaya di Papua.

Diawali dengan penelitian dan dipadukan dengan “capacity building”, akan melahirkan program tahunan dalam bentuk pagelaran seni, yang sejalan dengan visi misi pemerintah Papua dan nasional, katanya. AN-MB