padi

Denpasar (Metrobali.com)-

Produksi padi di Provinsi Bali tidak maksimal akibat cuaca yang berubah-ubah selain maraknya alih fungsi lahan pertanian untuk permukiman dan akomodasi pariwisata.

“Panen tahun ini hanya menghasilkan setengah gabah kering di atas lahan kami seluas 25 are. Padahal tahun lalu bisa 2,5 ton,” kata Made Suda, petani yang tergabung dalam Subak Kasursari, Kabupaten Gianyar, di Denpasar, Jumat (23/5).

Keluhan serupa juga dilontarkan Nyoman Suarsana dari Subak Kembangkuning yang hasil panenannya relatif sedikit akibat cuaca yang kurang menguntungkan.

“Saya tidak tahu begitu tanaman keluar buah tetapi isinya tidak ada,” keluhnya.

Mereka mengakui tidak semua tanaman padi mengalami nasib sial tetapi ada sebagian kecil dari ratusan hektare tanaman padi hasil panennya bagus, namun harga jualnya sangat rendah.

Pedagang hanya bisa membeli gabah kering panen rata-rata Rp4.000 per kg atau sangat rendah jika dibandingkan keperluan barang produksi lainnya seperti harga pupuk semakin mahal dan ongkos tenaga kerja juga naik.

Rendahnya harga gabah di daerah itu akibat pemerintah sejak beberapa tahun lalu belum pernah menaikkan harga seperti halnya komoditas pertanian lainnya.

Harga gabah hasil produksi petani jauh di atas harga patokan pemerintah yang ditetapkan pada bulan Maret 2012 sebesar Rp3.300 per kilogram.

“Padahal harga keperluan masyarakat selain beras mengalami kenaikan yang tinggi apalagi setelah adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun 2013. Maka dengan harga gabah yang dinikmati petani saat ini kecil,” tutur Made Suda.

Tahun 2012 dia mampu menjual gabah dengan kualitas yang sama sebesar Rp4.000 per kilogram. “Dengan harga segitu saja masih rugi,” ujarnya.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menyebutkan bahwa harga gabah hasil tebasan petani melorot pada Februari lalu sekitar 2,36 persen menjadi harga rata-rata Rp4.009 per kilogram dan selama Maret berkurang menjadi hanya Rp3.997 per kilogram.

Melorotnya harga hasil produksi pertanian pangan itu diakibatkan berakhirnya musim penghujan sehingga petani sudah ramai panen padi.

Bahkan ada petani yang hanya mampu menjual gabahnya saat masih di sawah seharga Rp3.260 per kilogram hanya sesuai harga patokan pemerintah. Harga terendah terjadi di Kabupaten Badung sebesar Rp3.260, sedangkan tertinggi di Kabupaten Tabanan Rp4.300. AN-MB