Foto: Prototype Primakara Automatic Inspection Gate dipasang di Kantor LLDikti Wilayah VIII.

Denpasar (Metrobali.com)-

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara tak lelah terus berinovasi dan menghadirkan solusi untuk membantu pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 saat ini.

Setelah sebelumnya menciptakan gate penyemprotan antiseptik otomatis, ini kampus yang beralamat di Jalan Tukad Badung Nomor 135 Denpasar ini kini berhasil mengembangkan alat inovasi berupa prototype Primakara Automatic Inspection Gate yang memiliki empat fungsi sekaligus.

Empat fungsi yang dimiliki alat yakni sebagai pengecekan suhu tubuh, deteksi penggunaan masker, hand sanitizer otomatis dan check-in/check-out untuk mendapatkan data orang yang memasuki gedung.

Alat ini diciptakan oleh dua orang dosen STMIK Primakara, yakni Made Adi Paramartha Putra, I Putu Satwika dan mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, I Ketut Agus Juliana melalui Pusat Inovasi Primakara.

Satu unit prototype Primakara Automatic Inspection Gate sudah dipasang di Kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII untuk showcase.

Alat inovasi berbasis teknologi digital yang hadir di tengah pandemi diapresiasi banyak kalangan. Misalnya apresiasi, pujian dan acungan jempol datang dari Kepala LLDikti Wilayah VIII, Prof. I Nengah Dasi Astawa. Ia mengatakan, terciptanya alat tersebut sebagai sebuah inovasi yang luar biasa.

“Itu inovasi yang luar biasa, tentu kita apresiasi. Sedang dalam percobaan. Kalau nanti bagus dan sudah clear, maka kita akan dorong bagi siapapun masyarakat, organisasi, siapapun yang menggunakan itu agar langsung berkontak dengan Primakara,” kata Prof Dasi Astawa, Senin (31/8/2020).

Prof Dasi Astawa mengatakan, masa percobaan dari Primakara Automatic Inspection Gate paling tidak, akan dilakukan selama seminggu dari waktu pemasangan. Pihaknya mengaku masih ada beberapa bagian yang perlu dikomunikasikan dengan pihak STMIK Primakara.

Dirinya menegaskan bahwa berbagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bali telah banyak melahirkan inovasi di tengah pandemi Covid-19, meskipun tidak terlalu besar.

Baginya, yang terpenting inovasi yang lahir tersebut dapat membantu mengatasi masalah di masyarakat. Berbagai inovasi itu di antaranya membuat disinfektan, pembuatan masker, membuat inovasi dalam pembelajaran dalam jaringan (daring) atau online dan sebagainya.

Di tengah pandemi Covid-19, pihaknya berharap kampus selalu berkreativitas dan berinovasi dalam bidang teknologi. Menurutnya, pandemi ini telah menuntut penggunaan alat tersebut sehingga diharapkan tidak ada lagi perguruan tinggi yang gagap teknologi.

Made Adi Paramartha Putra, dosen STMIK Primakara yang juga pengembang a Primakara Automatic Inspection Gate lebih jauh menjelaskan empat fungsi yang dimiliki alat yakni sebagai pengecekan suhu tubuh, deteksi penggunaan masker, hand sanitizer otomatis dan check-in/check-out untuk mendapatkan data orang yang memasuki gedung.

Dengan adanya pendataan orang yang memasuki suatu gedung maka kapasitasnya dapat dikontrol sehingga tidak melebihi ketentuan.

“Empat fungsi tersebut yang biasa diberlakukan di banyak fasilitas umum, namun dilakukan secara manual dengan bantuan seorang petugas,” tuturnya Senin (31/8/2020).

Dirinya menuturkan, Primakara Automatic Inspection Gate ini memadukan teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Alat ini juga memanfaatkan sensor sebagai pengukur suhu serta kamera sebagai pendeteksi masker yang dikontrol penuh dengan menggunakan microcontroller.

Setiap pengunjung yang akan masuk ke gedung harus dipindai (di-scan) menggunakan Primakara Automatic Inspection Gate ini.

Jika suhu tubuh seseorang berada dibawah 37,3 serta menggunakan masker, pengunjung akan diarahkan mengisi data diri untuk mengetahui waktu kunjungan dan nomor telepon.

Dengan adanya alat ini, maka dapat mengurangi kontak antara security dengan pengunjung.Security tidak perlu lagi melakukan pengecekan masker dan temperature kepada pengunjung karena telah  dilakukan oleh Automatic Inspection Gate.

“Di restaurant dan cafe, petugasnya yang merangkap waiter/waitress harus bolak-balik melayani tamu yang check in dan tamu yang sudah harus diberi hidangan. Akhirnya kami buatlah alat ini,” tutur Adi Paramartha.

Ketua STMIK Primakara, I Made Artana mengatakan, alat ini diciptakan untuk membantu petugas agar bisa mengurangi berinteraksi dengan para pengunjung. Setiap tempat biasanya kini telah memiliki petugas untuk untuk melakukan pengecekan suhu tubuh dan sebagainya.

“Misalkan kita ke Starbucks saja ada orang ngecek suhu, ngecek penggunaan masker, meminta penggunaan hand sanitizer,” kata Artana, Senin (31/8/2020).

Namun dalam penjagaan petugas itu, ada satu hal yang tidak dilakukan yakni pemantauan kapasitas ruang, padahal hal tersebut sangat penting untuk dilakukan.

Oleh karena itu, saat menggunaakan Primakara Automatic Inspection Gate pengguna akan diminta untuk melakukan scan barcode. Scan barcode ini, tujuannya agar bisa menghitung jumlah orang yang masuk ke dalam tempat/gedung.

Tak hanya itu, pada saat masuk, pengguna juga diminta untuk memasukkan nomor telepon dan email. Tujuannya tracing jika dalam suatu gedung ditemukan kasus Covid-19. Nantinya pada saat keluar, pengguna juga akan diminta untuk melakukan scan lagi.

Dengan begitu, dapat diketahui jumlah orang masuk dan keluar sehingga kapasitas gedung bisa dipantau. “Jadi kita tahu, misalnya gedung Primakara tidak boleh lebih dari 100 (orang), ya sudah kalau lebih dari 100 tidak diizinkan masuk,” jelasnya.

Artana menyebut, bahwa alat yang dimiliki oleh kampus yang dipimpinnya itu termasuk yang paling lengkap. Beberapa alat di pasaran sebenarnya sudah mulai tersedia, namun fungsinya saling terpisah.

“(Alat) scan suhu ada, banyak, scan masker juga ada. Nah tapi harganya luar biasa. Saya pernah mempelajari penawaran, harganya itu Rp 60 juta dan tidak selengkap yang punya kita fiturnya,” ungkap Artana.

Berangkat dari hal tersebutlah Artana mendorong kampusnya untuk membuat alat Primakara Automatic Inspection Gate tersebut.

Dirinya menyebut sudah menjadi tugas bagi perguruan tinggi untuk melakukan inovasi. Setelah inovasi ini ada nantinya ia bakal mempersilakan jika ada kampus atau perusahaan yang bakal mengembangkannya lebih lanjut. (wid)