Denpasar (Metrobali.com)-
Anggota DPD RI Provinsi Bali, Wayan Sudirta, membentuk Posko korban peristiwa Lampung, karena adanya desakan dari berbagai pihak, guna menampung sumbangan warga Bali untuk korban konflik berdarah di Lampung. Hari pertama dibukanya Posko, Rabu (31/10), terkumpul Rp 43 juta, dengan rincian  Rp 15 juta dari senator asal Desa Pidpid, Karangasem tersebut, selaku pendiri Yayasan Bunda Luh Ronce. Selain Sudirta, sumbangan yang sudah terhimpun berasal dari Pemuda Hindu, KORdEM Demokrasi Bali, Bali Corruption Watch, masing-masing Rp 1 juta dan Rp 25 juta dari pengusaha Sin dkk.
Sudirta yang segera ke Bali menjelang Diskusi Publik untuk Uji UU MD3 dan UU P3 di UNUD menegaskan, ia sangat prihatin terhadap apa yang dialami oleh warga Bali di Desa Balinuraga, Lampung, sekaligus meminta mereka untuk tetap tabah dan menerima musibah itu sebagai cobaan.
Sudirta menyatakan kecewaannya dan menganggap negara telah gagal dalam menjalankan kewajibannya untuk menjaga dan melindungi keselamatan jiwa raga segenap warga negaranya sebagaimana amanat konsitusi.
Selain itu, lanjut Sudirta POLRI dinilai kurang cepat mengantisipasi serangan massa yang sangat besar itu, sampai-sampai timbul korban jiwa. Ia berharap, ini merupakan kerusuhan terakhir dan ke depan POLRI mesti lebih tanggap mengatasi masalah seperti ini, agar jangan sampai tiap konflik kecil bisa berkembang menjadi konflik berdarah.
Sudirta juga mengingatkan Kapolri, agar mencermati dengan serius, bahwa kasus-kasus berdarah seperti ini, yang terjadi berulang-ulang bisa mengancam NKRI, manakala banyak komunitas dan warga yang merasa terancam kenyamanan dan keselamatannya dalam NKRI yang seharusnya mereka dilindungi.
“Presiden harus segera memanggil dan memberikan teguran keras terhadap Kapolri, Gubernur Lampung dan Bupati Lampung Selatan yang telah lalai melakukan kewajibannya,” tandas Sudirta. ”Seharusnya tidak ada alasan bagi POLRI untuk tidak bisa mengantisipasi terjadinya bentrok, karena POLRI memiliki jaringan sampai tingkat bawah, paling tidak bentrok susulan seharusnya bisa dihindarkan dan diantisipasi apabila Kepolisian menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab,” papar alumni LBH Jakarta ini.
‘’Kami mengajak, warga Bali yang merasakan keprihatinan yang sama, sama-sama mendoakan agar warga Balinuraga dan semua keluarga korban lainya tabah menghadapi musibah ini, dan jangan sampai terpancing untuk melakukan model-model penyerangan yang sama terhadap siapapun. Kekerasan tidak pernah bisa menyelesaikan masalah, selain akan menimbulkan masalah baru,’’ katanya. SUT-MB