Singaraja (Metrobali.com)-
Seorang  pria ngamuk di kantor  Badan Pertanahan (BPN) Singaraja Kamis (30/5) siang tadi. Petugas BPN sempat panik. Warga yang sedang antre menunggu giliran, terkejut dan ketakutan.
Kejadian itu berawal saat pria yang belakangan di ketahui mempunyai gangguan jiwa itu, datang tergopoh ke kantor BPN Singaraja dengan tujuan menanyakan akte miliknya. Karena aktenya belum selesai, pria itu marah-marah kepada petugas dan mengancam akan merusak kantor BPN. Satpam BPN mencoba menenangkan pria tersebut, namun pria itu semakin beringas. Untuk menjaga hal-hal yang tidak di inginkan, satpam BPN menghubungi kantor polisi.
Polisi pun akhirnya datang dan pria tersebut di keluarkan dari kantor BPN. “Pria itu emang selalu bikin masalah terus. Sudah berapa kali di sini dia marah-marah, ingi nya punya dia di dahulukan. Padahal, mas tahu sendiri, kalau banyak yang harus diselesaikan oleh BPN,” ujar petugas BPN.
Setelah pria stres itu diamankan, pelayanan di BPN pun kembali lancar. Namun, pelayanan pembayaran dibatasi sampai pukul 13.00 wita. Saat pembatasan pelayanan dibatasi, petugas BPN menuai protes warga, sebab, pembatasan pelayanan pembayaran tersebut tidak di beritahukan kepada warga  yang sedang antre menunggu giliran. “Saya sudah dari tadi nunggu, kok baru sekarang dikasi tahu kalau pembayaran saat ini sampai pukul 13.00 wita,” ujar Made sukadana asal Desa Kubutambahan yang antre mulai pukul 09.00  wita.
Mendapat protes dari warga, petugas BPN kebingungan. Bahkan alasan antara petugas yang satu dengan yang lainnya pun berbeda. Ada yang mengatakan bendaharanya baru saja keluar, ada yang mengatakan bendaharanya tidak masuk. Untuk mengobati kekecewaan warga, petugas menerima penitipan pembayaran dengan jaminan berkas yang masuk didaftar dan kwitansi pembayaran diminta besok Jum’at (01/06) untuk kembali lagi hanya mengambil kwitansi pembayaran. “Saya hanya bayar aja hari ini, berkas saya di paraf sebagai bukti kalau saya sudah bayar. Dan besok saya diminta kembali lagi untuk mengambil kwintansi pembayaran,” ujar Muhammad Jalil warga Kampung Anyar Buleleng yang sedang ngurus akte tanah nya. EMHA-MB