Banjarmasin (Metrobali.com)-

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap masyarakat menyampaikan kritikan atau aspirasi dengan baik tanpa harus melalui unjuk rasa, karena merurutnya tanpa unjuk rasa sebenarnya sudah tahu rasanya.

“Kritikan maupun aspirasi selalu saya dengar walaupun disampaikan tanpa harus dengan unjuk rasa,” kata Presiden di Banjarmasin pada peletakan batu pertama dan meresmikan proyek-proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kalimantan Selatan, di Banjarbaru, Rabu.

Pernyataan Presiden di hadapan para tamu undangan tersebut, menanggapi adanya aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh beberapa organisasi kemasyarakatan sesaat sebelum kedatangannya di Kalimantan Selatan.

Menurut Presiden, sesaat sebelum kedatangannya ke Kalimantan Selatan, ada unjuk rasa yang menyatakan bahwa pembangunan daerah kini jalan di tempat atau tidak ada kemajuan.

Namun, tambah dia, berdasarkan sambutan Gubernur Kalimantan Selatan dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, cukup banyak pembangunan yang akan dilaksanakan di Kalsel.

“Mungkin para pengunjuk rasa tersebut bila datang ke acara ini, saya tidak perlu lagi menjelaskan pencapaian pembangunan yang telah ada di Kalimantan,” katanya.

Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Kalsel dalam rangka peletakan batu pertama dan meresmikan proyek-proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kalimantan Selatan.

Setidaknya sepuluh proyek yang akan diresmikan yaitu tujuh proyek sektor riil dan tiga proyek infrastruktur, yang diresmikan saat ini memiliki total investasi Rp11,3 triliun.

Sedangkan dimulainya pembangunan (groundbreaking) mencakup lima proyek sektor riil dan tiga proyek infrastruktur memiliki total investasi Rp4,8 triliun.

Presiden mengungkapkan, banyak pertemuan yang dilakukan dengan berbagai pihak, dan banyak masukan serta kritikan yang disampaikan secara baik-baik dan telah didengar serta diimpelementasikan untuk peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

“Namun kadang tanpa adanya unjuk rasa, berita yang diliput wartawan kurang menarik, dan itu merupakan salah satu bumbu demokrasi,” katanya.

Menurut Presiden, cukup banyak kemajuan yang ada di Kalimantan Selatan, dan itu harus diakui dengan jujur, sebab kalau tidak diakui berarti tidak syukur.

“Tidak benar pembangunan jalan ditempat, cukup banyak hasil pembangunan yang dirasakan, hanya saja masih ada kekurangan yang harus terus dibenahi,” katanya.

Melalui MP3EI, kata Presiden, Indonesia akan memiliki dasar yang cukup kuat untuk pembangunan ekonomi nasional lebih adil, merata dan berkesinambungan.

Program yang telah dicanangkan, kata dia, akan mampu mengurangi jarak antara pusat dan daerah, provinsi dan kabupaten, desa dan kota, serta kaya dan miskin.

Bila jarak tersebut telah mampu diperkecil, maka sistem perekonomian nasional akan jauh lebih kuat berkeadilan, serta perekonomian akan bergerak lebih cepat serta pengangguran bisa ditekan.

Saat ini, kata dia, Indonesia telah berhasil keluar dari badai krisis, terbukti kini APBN meningkat hingga empat kali lipat dan telah mencapai Rp1800 triliun.

Tiongkok, kata SBY, merupakan salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi, yaitu mencapai lima kalilipat.”Dan Indonesia kini pertumbuhannya antara 4-5 kalilipat, tapi itu banyak tidak disadari oleh beberapa kalangan kita sendiri,” katanya.

Begitu juga dengan pendapatakan perkapita, pada zaman Presiden Soeharto, pendapatakan perkapita warga Indonesia berkisar 1.200 dolar AS, kemudian krisis menjadi 600 dolar.

Kini pendapatan perkapita warga Indonesia rata-rata telah mencapai 4 ribu dolar AS dan diharapkan akan menuju 5 ribu dolar AS.

“Berbagai program dan keberhasilan yang telah tercapai selama 10 tahun ini mari kita jaga dan pelihara, walaupun presidennya nanti telah berganti, dan yang kurang silahkan untuk ditambah dan dipenuhi,” katanya.

Jangan sampai, program yang berjalan dihilangkan, karena kepemimpinan baru, bila itu terjadi maka rakyat yang telah merasakan hasil pembangunan akan kecewa. AN-MB