Presiden Joko Widodo hadir dalam acara Forum Bisnis dan Investasi Indonesia-Korea 2018 yang digelar di Hotel Lotte, Seoul, Senin, 10 September 2018.

Seoul (Metrobali.com)-

Presiden Joko Widodo hadir dalam acara Forum Bisnis dan Investasi Indonesia-Korea 2018 yang digelar di Hotel Lotte, Seoul, Senin, 10 September 2018. Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa hal, terutama menyangkut kerja sama di bidang manufaktur dan industri.

Mengawali sambutannya, Presiden mengatakan bahwa Indonesia dan Korea merupakan “Sahabat Lama” di mana banyak perusahaan Korea yang telah menjalankan bisnis selama puluhan tahun di Indonesia. Menurutnya, pabrik sepatu dan garmen Korea memperkerjakan lebih dari 900.000 pekerja Indonesia. Perusahaan Korea juga merupakan investor yang besar dalam sektor industri dasar seperti sektor baja dan kimia di Indonesia.

“Secara keseluruhan, Anda semua telah menjadikan Korea Selatan sebagai investor internasional ketiga terbesar di Indonesia,” kata Presiden.

Dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Bisnis Korea-Indonesia Chosun Ilbo di Jakarta, bulan Maret tahun lalu, Presiden Joko Widodo mencatat bahwa di era media sosial konsumen saat ini lebih memilih pengalaman, petualangan, menciptakan memori, serta berbagi. Menurut Presiden, hal ini berarti ekonomi juga akan bergeser ke arah pelayanan, seperti sektor finansial, _real estate_, pariwisata dan gaya hidup, serta industri kreatif.

“Oleh karena itu, tahun lalu saya mengundang Anda untuk mengambil langkah selanjutnya dengan berinvestasi di sektor pariwisata dan gaya hidup serta industri kreatif di Indonesia,” kata Presiden.

Sejak saat itu, Presiden menuturkan sejumlah perusahaan hiburan dan media Korea telah memasuki pasar Indonesia selama satu tahun terakhir dan telah meningkatkan investasinya secara signifikan. Presiden mencontohkan film nomor satu di Indonesia pada tahun 2017 diproduksi oleh perusahaan film asal Korea. Sejumlah kesepakatan pengembangan pariwisata dengan perusahaan Korea Selatan juga disebut Presiden tengah dalam pembahasan.

“Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih, atas terpenuhinya undangan saya tersebut,” ujarnya.

Dalam konferensi Chosun Ilbo tersebut Presiden juga mencatat bahwa saat ini dunia sudah memasuki era revolusi industri 4.0. Presiden percaya bahwa revolusi industri 4.0 tidak akan selamanya menjadi kekhususan bagi negara-negara kaya.

“Saya memperkirakan, banyak negara berkembang akan mengadopsi industri 4.0 dalam waktu singkat,” katanya.

Menurut Kepala Negara, revolusi industri 4.0 selama 12 tahun ke depan tidak akan jauh berbeda dengan revolusi _smart phone_ dalam 12 tahun terakhir. Revolusi _smart phone_ yang berawal di Amerika Serikat saat peluncuran iPhone sebelas tahun lalu, dengan cepat menyebar dari negara-negara kaya ke negara-negara berkembang.

“Bahkan, perusahaan Korea Selatan seperti Samsung dan LG punya peran penting dalam mengembangkan sektor tersebut ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Saya mengajak sektor bisnis Korea Selatan untuk melakukannya lagi, membawa perkembangan teknologi terbaru ke Indonesia, kali ini teknologi 4.0,” kata Kepala Negara.

Pada kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan salah satu program pemerintah “Making Indonesia 4.0” yang secara resmi telah diluncurkan pada 4 April 2018 lalu. Melalui program ini, Presiden mengatakan Indonesia akan bergerak cepat dalam merangkul teknologi revolusi industri 4.0.

Pewarta : Bey Machmudin
Editor      : Whraspati Radha