PPK ORMAWA UKM KSR-PMI Tarik Minat Warga Selemadeg dalam Sosialisasi Konservasi TOGA dan Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik
Tabanan, (Metrobali.com)
Desa Selemadeg, yang dikenal dengan tanahnya yang subur, menghadapi tantangan dalam pengelolaan sampah dan pemanfaatan tanaman obat.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah desa bersama dengan tim PPK ORMAWA UKM KSR-PMI Universitas Udayana mengadakan kegiatan Sosialisasi Konservasi TOGA dan Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik.
Program Kampung Toga merupakan program yang diadakan di desa itu sejak Juni hingga Oktober 2024 mendatang.
Program ini dilaksanakan bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan konservasi tanaman obat (TOGA) di kawasan TPS3R dan juga lahan sekitar dengan menanam berbagai jenis tanaman obat untuk keperluan kesehatan masyarakat.
Selain itu, pelatihan pengolahan sampah plastik berfokus pada inovasi dalam mengurangi dampak sampah plastik, yang merupakan isu global saat ini.
Ni Luh Febby Narita Suryawati selaku Ketua Tim Pelaksana, mengaku senang akan antusias pemerintah desa dan warga terhadap program yang mereka selenggarakan.
“Melihat bagaimana partisipasi masyarakat desa sekarang, saya merasa senang dan bangga atas kerja keras yang telah kami kerahkan sejauh ini. Ingat rasanya bagaimana awal mula perjalanan kami dari awal yang cukup menguras energi. Tapi, melihat bagaimana masyarakat aktif bertanya mengenai toga dan cara pengolahan sampah plastik, saya menjadi kembali bersemangat untuk mengerjakan program kampung toga ini sampai akhir,” kata Febby dalam keterangan resminya di Denpasar, Selasa 9 September 2024.
Sebagai informasi, Kampung Toga merupakan program yang dijalankan oleh tim PPK ORMAWA UKM KSR-PMI Universitas Udayana. Sampai saat ini, terhitung sudah ada 11 jenis tanaman obat yang terdapat di TPS3R, yakni kawasan konservasi TOGA.
Tidak seperti sosialisasi yang dilakukan biasanya, di hari Minggu, 25 Agustus 2024 Ketua Yayasan Punggul Hijau turut diundang sebagai narasumber dalam kegiatan pelatihan pengolahan sampah plastik bersama dengan Dosen Pendamping tim PPK ORMAWA, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta M.P.
Dalam pelatihannya, Prof. Sucipta menggambarkan bagaimana keadaan bumi masa kini yang dipenuhi oleh sampah plastik.
“Untuk mengatasi hal tersebut secara perlahan, perlu dilakukan suatu inovasi, inovasi seperti ini lah yang dibutuhkan oleh Desa Selemdadeg.” terangnya seraya menunjuk ke arah hasil karya di atas meja.
Ajik Jelantik, begitu orang-orang kerap menyapanya, menambahkan bahwa pengolahan ini meski terlihat sulit, namun sangat mudah dilakukam jika sudah memiliki alat-alat nya.
Dengan tepung hasil uraian plastik, apapun dapat dibuat dengan mudah, mulai dari pot, plakat, bata, topeng, bokor hingga keben.
“Berbicara mengenai sampah plastik itu tidak sulit. Yang sulit itu tidak mau, ” tandasnya.
Sementara Perbekel Desa Selemadeg, I Wayan Arsa Wikanta, mengatakan bahwa program-program yang terlaksana di Desa sangat dia dukung keberlanjutannya.
“Terlebih pengolahan sampah plastik yang dapat mengubah sampah menjadi emas seperti itu,” tambahnya. Menurutnya program pengolahan sampah plastik ini dapat menjadi solusi bagi masalah dunia, yaitu mengenai sampah plastik yang merajalela di manapun. Jika desa Selemadeg berhasil memulainya kemudian berjalan dengan baik dan diikuti oleh Desa-desa lain, bukan tidak mungkin permasalahan mengenai sampah akan segera terselesaikan.
Salah seorang peserta pelatihan warga desa Selemadeg, bernama Prana mengucapkan hal yang sama.
Ia berharap program ini dapat berjalan karena selain membuat Desa menjadi bersih namun juga membuka lapangan pekerjaan baru di Desa yang ditempatinya. (Rls)