Denpasar (Metrobali.com)-
Seminggu sejak dideklarasikan, Posko Keprihatinan Peristiwa Lampung telah menghimpun total Rp 631 juta lebih sumbangan masyarakat Bali. Diantaranya dihimpun dari sub-posko INTI Bali Rp 514 juta, UNUD 94,5 juta, Wayan Sudirta beserta KORdEM-Pemuda Hindu-BCW sebanyak Rp 18 juta, PHDI Bali Rp 10 juta, kalangan pariwisata dan Kuta Executive Club Rp 23.936.000, Jais Hadiana Dargawijaya Rp 5 juta, dan warga lainnya. Total sumbangan yang terkumpul sampai Rabu (7/11) sebesar Rp 665.088.000,-. Dalam Posko yang dideklarasikan pada 3 November di UNUD itu bergabung berbagai elemen sebagai sub-posko, seperti INTI Bali, PHDI Bali, UNUD , Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali, Aliansi LSM Bali, Gema Perdamaian Bali, Forum Studi Majapahit, Aliansi LSM Bali, Perguruan Sandi Murthi, KORdEM, Pemuda Hindu, Bali Corruption Watch dan Yayasan Parasparos.
            Sudiarta Indrajaya, pengurus INTI Bali menegaskan, sumbangan dikumpulkan dari puluhan anggota INTI yang prihatin terhadap peristiwa Lampung, serta berharap agar segera tercipta suasana damai diantara pihak yang sempat mengalami ketegangan. Kami tergerak menyumbang karena keprihatinan yang amat sangat terhadap meletusnya kekerasan berdarah yang menimbulkan korban jiwa serta kerusakan ratusan rumah di Balinuraga, katanya.
            Wayan Sudirta, Anggota DPD RI yang bertindak selaku koordinator posko menegaskan, ia sangat ‘prihatin terhadap kekerasan di Lampung itu, selain karena ada korban jiwa dan kerusakan rumah dalam jumlah besar, yang sangat mencemaskan dan rawan adalah karena sempat ada wacana untuk mengusir penduduk  pendatang.
            ‘’Jangan biarkan wacana ini berkembang. Sebab, bila warga A mau diusir dari daerah X yang dihuni warga B yang dianggap asli, maka warga B diluar daerah X ramai-ramai akan diusir pula oleh warga non-B. Hingga terjadi usir-mengusir dan hancurlah NKRI kita,’’ kata Wayan Sudirta, Anggota DPD RI yang bertindak selaku Koordinator Posko.
            Putu Wirata Dwikora yang ditunjuk selaku Pelaksana Posko menyampaikan terimakasih kepada semua warga masyarakat yang telah berpartisipasi, juga para tokoh di Posko. Putu menegaskan, Posko akan bekerja secara transparan dan menyalurkan sumbangan masyarakat secara adil, agar bisa bermanfaat. Disepakati, bahwa dana akan diberikan kepada keluarga korban yang meninggal dari semua pihak, selebihnya akan disalurkan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan, agar dananya dapat digunakan untuk meringankan mereka selama proses pemulihan di tempat tinggalnya. Selain dapat menyalurkan dana ke sekretariat Posko di Jl. Diponegoro No. 114 Denpasar atau rekening BRI, 4640-01-006960-53-7, sumbangan dapat disalurkan melalui sub-posko yang bergabung sebagai sub Posko Keprihatinan Peristiwa Lampung ini.
            Putu juga menjelaskan, untuk transparansi, posko akan melaporkan dana yang masuk serta penyalurannya secara transparan. Untuk pengawasan, di posko tersebut beberapa sulinggih  berkenan duduk sebagai pengawas. Diantaranya Ida Pedanda Sebali Tianyar Arimbawa, Acarya Yogananda, Rsi Agnijaya Mukthi, Pandita Mpu Siwa Budha Dhaksa Darmita, Pandita Mpu Siwa Putra Paramadhaksa Manuaba,  Pandita Mpu Ramana Putra, didampingi Prof. Dr. Made Bakta, Rektor UNUD, Cok Atmaja, IGN Sudiana, Cahaya Wirawan Adi. Di jajaran pelaksana ada Gusti Kade Sutawa, Made Suryawan,Agus Usada,  Ketut Darmika, Sudiarta Indrajaya, Adi Saputra, Nyoman Sutaya, Wayan Suyadnya, Agus Wijaksana. PW-MB