Jembrana (Metrobali.com)-

Dalam kurun waktu dua tahun ternyata populasi sapi Bali di Kabupaten Jembrana menurun drastis. Data sensus pertanian tahun 2013 menunjukkan populasi sapi Bali turun hingga mencapai belasan ribu ekor.

Kondisi ini disinyalir akibat dari banyaknya sapi yang dijual saat harga anjlok. Selain itu karena minat peternak untuk memelihara sapi sangat rendah dan sulitnya mencari pakan memasuki musim kering.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan, I Ketut Wiratma ditemui, Selasa (10/9) mengatakan tahun 2011 populasi sapi di Jembrana masih kisaran 50.000 ekor. Namun dari sensus bulan Mei 2013 ini hanya tercatat 37.077 ekor sapi saja.

Dikatakannya salah satu penyebabnya adalah anjloknya harga jual sapi di tahun 2011 lalu. Sehingga peternak enggan untuk memelihara sapi. “Waktu itu harga induk sapi yang semestinya Rp 4 juta, turun menjadi Rp 1 juta. Turunya juga berlangsung cukup lama. Mencari pakan juga susah karena musim kering” ujar Wiratma.

Dari kejadian itu, Kata Wiratma peternak banyak yang tidak mau lagi memelihara sapi meskipun harga sudah kembali normal. Apalagi kini ada kebijakan Provinsi yang memperbolehkan pengiriman bibit atas permintaan dari luar Bali. “Sebelumnya hanya indukan yang dibolehkan, sekarang bibit juga boleh, tapi dengan kualifikasi tertentu dan juga dibatasi. Yang menentukan semuai itu provinsi” ujarnya. MT-MB