Jembrana (Metrobali.com)-

Kepolisian Resor Jembrana, Bali, menangkap tersangka pelaku pembunuhan terhadap pemilik cengkih Ketut Kerti, warga Desa Yehembang Kauh, beberapa jam setelah melakukan olah tempat kejadian perkara.

“Berdasarkan informasi masyarakat yang sempat melihat mobil pelaku, dengan cepat kasus ini berhasil kami ungkap,” kata Kapolres Jembrana AKBP Komang Sandi Arsana di Negara, Selasa (1/10).

Sementara Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Aris Purwanto mengatakan, pelaku berinisial Indr (24) dan Nur (23) ditangkap pada Senin (30/9) sekitar pukul 20.30 wita di rumahnya Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo.

“Penangkapannya pada hari yang sama, dengan peristiwa yang menewaskan nenek tersebut. Peristiwanya pagi hari, malam harinya pelaku sudah kami amankan,” ujarnya.

Menurutnya, titik terang pengungkapan kasus ini dari informasi ada mobil APV warna hitam berisikan dua orang, yang dua hari sebelum kejadian datang ke rumah korban untuk membeli cengkih.

Dari informasi ini, polisi melakukan penyelidikan, dan berhasil mengetahui asal usul mobil APV, yang belakangan diketahui merupakan mobil sewaan Nopol DK1465Q.

Aris mengatakan, sebelum peristiwa tragis yang menewaskan Kerti, beberapa hari sebelumnya pelaku sempat datang dengan mobil yang sama dengan tujuan membeli cengkih.

“Tapi saat itu tidak terjadi kesepakatan harga, sehingga pelaku batal membeli cengkih,” katanya.

Kedua kalinya datang pada senin dengan mobil yang sama, menurut Aris, dua pelaku ini sudah memiliki niat untuk membawa kabur cengkih korban.

“Modusnya, dengan pura-pura menawar dan menyetujui berapapun harga yang diminta korban. Saat cengkih sudah diangkut ke mobil, rencananya mereka akan langsung kabur,” ujarnya.

Namun rencana ini berantakan, karena Kerti bersikukuh tidak mau menjual cengkihnya dengan alasan harus menunggu persetujuan anak-anaknya.

Penolakan nenek ini membuat Indr gelap mata, dan memukul kepala dan muka nenek ini berulang-ulang, dengan batu yang ia temukan di pekarangan rumahnya.

Menurut Aris dari keterangan pelaku, saat Indr memukuli korban dengan batu, Nur tidak mengetahuinya karena tinggal di dalam mobil.

“Setelah ia lihat korban tidak bergerak di dalam gudang, ia mengajak Nur mengangkut lima karung cengkih dari ruangan lain,” ujarnya.

Indr yang ditemui di Polres Jembrana membenarkan hal tersebut, dengan mengaku pemukulan hingga menewaskan Kerti ia lakukan sendirian.

“Saat mengangkut cengkih, kawan saya ini sempat bertanya di mana pemiliknya, saya jawab sedang di kebun,” kata Indr yang didampingi Nur.

Ia mengaku gelap mata karena terbelit utang sehingga saat melihat ada kesempatan korban sedang sendirian di rumah, langsung melakukan aksinya.

Menurut Indr, saat pertama kali ia memukul kepala korban, nenek tersebut masih mampu bangun dan melihat dirinya.

“Karena panik, apalagi di samping rumahnya lagi ramai upacara adat, batu tersebut saya pukulkan berulangkali pada kepala dan wajahnya,” ujarnya.

Oleh mereka berdua, lima karung cengkih tersebut dijual di wilayah Kabupaten Buleleng seharga Rp30 juta.

Selain mobil, polisi menyita barang bukti uang sisa penjualan cengkeh Rp28.500.000, batu yang digunakan pelaku untuk memukul korban, baju korban, serta sangkar burung yang dibeli dari uang tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Ketut Kerti (70) ditemukan tewas di gudang rumahnya dengan luka parah pada bagian kepala.

Diduga kuat, tewasnya nenek ini berhubungan kuat dengan cengkih, karena beberapa karung hasil bumi tersebut hilang dari penyimpanan. AN-MB