Denpasar (Metrobali.com)-

Penyidik Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Denpasar hingga saat ini belum bisa memeriksa penumpang untuk dimintai keterangan terkait kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan enam orang di Pecatu, Kabupaten Badung, Bali, Senin (18/11).

“Kami belum bisa memeriksa saksi karena mereka masih trauma,” kata Kepala Sub-Bagian Hubungan Masyarakat Polresta Denpasar, Ajun Komisaris Ida Bagus Made Sarjana di Denpasar, Selasa (26/11).

Sembilan penumpang yang menjadi saksi kunci dalam kecelakaan maut itu masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Denpasar di antaranya di Bali International Medical Center (BIMC) Nusa Dua dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah.

Pihaknya belum bisa memastikan kapan para penumpang yang merupakan wisatawan dari China itu akan dimintai keterangannya terkait kronologis kejadian karena masih menunggu perawatan medis.

Sedangkan terkait penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP), pihak kepolisian telah usai melaksanakan olah TKP termasuk pengumpulan data dan proses identifikasi yang didukung oleh Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum serta Korps Lalu Lintas Mabes Polri.

Sementara itu terkait bangkai bus dengan nomor kendaraan DK-9251-A yang ringsek di dasar jurang sedalam sekitar 20 meter, Sarjana menjelaskan bahwa saat ini telah dievakuasi dan dipindahkan ke Polresta Denpasar untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut.

Polisi, kata dia, juga berencana memanggil pemilik biro perjalanan wisata (BPW) “Happy Bali Tour and Travel”, pemilik bus, serta pihak lainnya.

“Kami akan panggil pemilik ‘travel’, pemilik bus, kernet, dan beberapa orang lainnya untuk dimintai keterangannya terkait dengan kecelakaan bus pariwisata itu,” katanya.

Sebelumnya bus tersebut mengangkut 15 orang yang berada di dalam bus, 13 di antaranya merupakan turis dari Negeri Tirai Bambu itu.

Para turis dari negeri Tirai Bambu itu rencananya akan berwisata menuju Pura Uluwatu setelah sebelumnya mengunjungi Pantai Suluban di Pecatu.

Namun, nahas di tengah perjalanan tepatnya di Jalan Pantai Suluban, bus tersebut mendadak mati saat melewati tanjakan dan akhirnya bus tersebut bergerak mundur, menabrak pembatas jalan hingga jatuh ke jurang sedalam sekitar 20 meter.

Akibat kecelakaan itu enam orang meninggal dunia, termasuk empat turis dan sopir bernama Agus Bachtiar (36) dan pemandu wisata, Priscilia (40). AN-MB