aminudin

Jakarta (Metrobali.com)-

Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Aminuddin Ma’ruf mengatakan fanatisme berlebihan kepada salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden harus diwaspadai karena berpotensi menimbulkan benturan.

“Karena hanya ada dua kandidat, maka potensi fanatisme berlebihan dari para pendukung cukup tinggi. Sayangnya perdebatan di media sosial tidak substansial, tetapi lebih pada saling hujat,” kata Aminuddin Ma’ruf di Jakarta, Kamis (19/6).

Aminuddin mengatakan PMII telah menginstruksikan anggotanya untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Jangan sampai setelah pemilu presiden, siapa pun yang terpilih, terjadi disintegrasi.

“Persatuan dan kesatuan bangsa terancam di tengah perpecahan para elit politik yang bisa merembet ke rakyat yang ada di bawah,” tuturnya.

Aminuddin Ma’ruf menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bertema “Mencari Pemimpin yang Pancasilais” yang diadakan Koordinator Nasional Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Reformasi. Selain Aminuddin, pembicara lainnya adalah peneliti politik “Indonesian Public Institute” (IPI) Karyono Wibowo.

Dalam diskusi itu, Aminuddin mengatakan Pancasila sebagai intisari kehidupan berbangsa dan bernegara adalah hal yang sederhana tetapi sulit dilaksanakan dan diwujudkan.

“Ada tekanan dari dalam dan luar negeri terhadap Pancasila. Tekanan dari dalam adalah lunturnya nilai-nilai Pancasila sebagai intisari kehidupan seperti persatuan, musyawarah dan silaturahmi,” katanya.

Menurut Aminuddin, adanya ideologi-ideologi dari luar yang masuk ke dalam negeri yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip lokal juga sudah semakin nyata dan dilegitimasi.

Pemilu Presiden 2014 yang akan diselenggarakan pada 9 Juli diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut dua. AN-MB