PLN Lakukan Digitalisasi Infrastruktur Kelistrikan untuk Tingkatkan Layanan kepada Pelanggan
Petugas Mitra Kerja yang ditunjuk PLN sedang melakukan pemasangan peralatan pendukung Switching (Load Break Switch /LBS Motorize) di Jaringan listrik 20 kV
Denpasar, (Metrobali.com)
PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP2D) Bali terus mempercepat transformasi digital sektor ketenagalistrikan dengan melakukan digitalisasi peralatan kendali jarak jauh jaringan listrik 20 kV, yaitu peralatan Load Break Switch (LBS) Motorize dan Remote Controlled Recloser. Program ini bertujuan memberikan informasi sistem kelistrikan secara real-time kepada petugas lapangan, sehingga mampu mempersingkat durasi pemulihan gangguan listrik dan meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.
Load Break Switch (LBS) Motorize adalah sebuah saklar pemutus beban (load break switch) yang dilengkapi dengan motor penggerak (motorized) sehingga dapat dioperasikan secara otomatis atau remote. Fungsinya adalah memutus dan menyambung aliran listrik di jaringan distribusi dengan beban masih terhubung, memfasilitasi operasi jarak jauh untuk efisiensi dan keamanan (tidak perlu ke lokasi langsung), membantu manuver jaringan saat terjadi gangguan, pemeliharaan, atau pengalihan beban.
Remote Controlled Recloser adalah pemutus otomatis (recloser) yang bisa dioperasikan dan dipantau dari jarak jauh menggunakan sistem komunikasi. Fungsinya adalah mengamankan jaringan dari gangguan dengan memutus dan menyambung otomatis, mengurangi durasi padam dengan reclose otomatis jika gangguan bersifat sementara, memungkinkan kendali jarak jauh dari pusat kontrol (tidak perlu ke lokasi fisik), mempermudah pemantauan sistem distribusi, karena statusnya bisa dikirim secara real time, meningkatkan keandalan sistem dan mempercepat penanganan gangguan.
Pemasangan Remote Controlled Recloser umumnya pada titik-titik kritis yang butuh proteksi otomatis dan cepat. Sedangkan LBS Motorize umumnya untuk manuver jaringan dan isolasi, tanpa butuh proteksi, tapi tetap bisa dikendalikan dari jarak jauh. Saat ini, progres pemasangan peralatan kendali jarak jauh jaringan 20 kV di Bali telah mencapai 81% dan akan terus ditingkatkan secara bertahap. Penggantian perangkat manual menjadi sistem terdigitalisasi memungkinkan pemantauan jaringan lebih akurat, deteksi gangguan lebih cepat, serta respons perbaikan yang lebih efisien.
Komitmen PLN dalam Transformasi Digital Manager PT PLN (Persero) UP2D Bali, Petrus Irwan Ichwansaputra, menegaskan bahwa digitalisasi infrastruktur kelistrikan merupakan langkah strategis untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi jaringan. “Kami berkomitmen memperkuat sistem kelistrikan Bali melalui percepatan digitalisasi. Dengan mengganti peralatan manual menjadi terintegrasi secara digital, kami dapat memantau kondisi jaringan secara real-time, mengoptimalkan waktu perbaikan, dan memberikan layanan lebih baik kepada pelanggan,” jelasnya.
Program ini sejalan dengan program Transformasi PLN dalam mendukung percepatan elektrifikasi berbasis teknologi. Ke depan, seluruh perangkat pendukung jaringan listrik di Bali akan terhubung dalam sistem terpusat, memungkinkan analisis data lebih canggih dan perencanaan pemeliharaan yang lebih proaktif.
Dampak Positif bagi Pelanggan Dengan sistem terdigitalisasi, gangguan listrik dapat diidentifikasi secara otomatis, mengurangi waktu blackout dan meningkatkan keandalan pasokan listrik. Pelanggan juga akan merasakan layanan lebih responsif melalui informasi gangguan yang lebih transparan.
PLN UP2D Bali berharap, inisiatif ini dapat memperkuat infrastruktur ketenagalistrikan di Bali sekaligus mendukung program pemerintah dalam mewujudkan smart grid dan smart city . (RED-MB)