Nasri Sebayang

Jakarta (Metrobali.com)-

PT PLN (Persero) memperkirakan lima proyek pembangkit berkapasitas total 6.000 megawatt yang memasok kebutuhan listrik di Jawa bakal terlambat beroperasi.

Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PT PLN Nasri Sebayang di Jakarta, Rabu (13/8), mengatakan semula kelima proyek tersebut ditargetkan beroperasi antara 2016-2018.

“Namun, bakal mundur karena beberapa hal,” katanya.

Kelima proyek yang bakal mundur tersebut adalah PLTU mulut tambang Sumsel 8, 9, dan 10 dengan total kapasitas 3.000 MW.

Proyek-proyek itu mundur karena terkendala kepastian kabel transmisi yang mengubungkan Sumsel dan Jabar.

Lalu, PLTU Batang, Jateng berdaya 2×1.000 MW terkendala pembebasan lahan dan PLTU Indramayu, Jabar 1×1.000 MW karena terhambat izin bupati.

“Kalau ini tidak diantisipasi, bakal krisis mulai 2016,” katanya.

Ia mengatakan, cadangan daya pembangkit yang ideal adalah 30 persen dari daya mampu.

Saat ini, daya mampu di Jawa mencapai 31.400 MW. Dengan demikian, cadangan ideal mestinya sekitar 9.000 MW.

Sementara, beban puncak di Jawa mencapai 23.400 MW, sehingga hanya tersisa 8.000 MW atau 26 persen.

“Tingkat ‘reserve margin’ tersebut bakal terus turun karena pertumbuhan konsumsi listrik naik melebihi kapasitas pembangkit yang beroperasi,” katanya.

Pertumbuhan konsumsi listrik di Jawa mencapai sekitar tujuh persen atau membutuhkan tambahan pembangkit 1.600 MW per tahun.

Sementara, pembangkit yang bakal beroperasi antara 2014-2016 hanya Tanjung Awar-Awar 2×350 MW, Adipala 660 MW, dan Cilacap Ekspansi 2×600 MW.

Nasri melanjutkan, pihaknya sudah mengantisipasi mundurnya proyek tersebut dengan rencana membangun dan mempercepat proyek pembangkit lainnya.

Proyek-proyek antisipasi tersebut antara lain pembangunan PLTGU Muara Karang, PLTGU Muara Tawar, PLTGU Tanjung Priok, PLTGU Gresik, dan PLTGU Grati.

“PLTGU-PLTGU itu bisa dibangun dalam 28 bulan, sehingga bisa mengurangi kemungkinan krisis pada 2016-2017,” katanya.

Di luar itu, proyek PLTU Cirebon Ekspansi berkapasitas 1.000 MW bakal dipercepat.

Pemerintah, tambahnya, juga sudah menambah kapasitas 6.320 MW dalam proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap kedua.

Proyek-proyek tersebut adalah PLTU Jawa 1 berkapasitas 1.000 MW, Jawa 3 2×660 MW, dan 5 2×1.000 MW yang berlokasi di Jabar.

Serta, PLTU Jawa 4 berdaya 2×1.000 MW di Jateng.

“Proyek-proyek ini mengantisipasi pertumbuhan listrik setelah 2017,” kata Nasri. AN-MB