Bangli (Metrobali.com)-

 

Desa Batur Utara merupakan salah satu desa di Kecamatan Kintamani Bangli yang aktif melakukan pertanian khususnya budidaya buah dan sayuran. Kelompok Tani Wana Sari merupakan kelompok tani yang didirikan di Desa Batur Utara untuk mengakomodir kegiatan pertanian antara warga desa Batur Utara. Kelompok Tani Wana Sari berdiri pada tahun 2006 dan saat ini beranggotakan 22 warga desa. Sebagai kelompok yang menjalankan pertanian secara aktif, anggota Wana Sari menghadapi permasalahan limbah pertanian seperti sisa tanaman, buah-buahan dan sayuran busuk yang selama ini belum dikelola dengan baik. Dari aspek kesehatan, anggota kelompok Wana Sari juga belum memiliki alat perlindungan diri secara merata saat bekerja seperti sepatu booth, kaca mata pelindung, sarung tangan dan sebagainya. Kelompok tani juga memerlukan penyuluhan tentang cara mengelola obat secara mandiri dan cara antisipasi infeksi parasit sebagai konsekuensi aktivitas bertani.

Beranjak dari permasalahan ini, tim pengabdi dari Universitas Warmadewa mengusulkan proposal pengabdian kepada masyarakat (PKM) dengan melibatkan mitra kelompok tani Wana Sari untuk membantu permasalahan mitra PKM. Tim pengusul yang terdiri atas Dr. Anak Agung Gede Indraningrat, S.Si.,M.Sc, Made Dharmesti Wijaya, S.Farm.,M.Sc.,Apt, keduanya dari fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unwar dan Ir. I Wayan Sudiarta, M.P. dari fakultas pertanian Unwar. Usulan proposal ini akhirnys lulus seleksi pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Ristek Dikti) tahun anggaran 2024.

Penyuluhan PKM tentang perilaku bersih dan sehat serta penanganan sampah organik.

Pelaksanaan PKM diawali dengan survey lokasi, sosialisasi, penyuluhan, pendampingan dan monitoring. Pada tahap survey dan sosialisasi, kelompok tani menyambut baik rencana tim pendabdi untuk memecahkan masalah mitra. Penyuluhan telah terlaksana pada Senin 16 September 2024 bertempat di rumah singgah kelompok Tani Wana Sari yang difokuskan pada penerapan perilaku bersih dan sehat bagi petani saat bekerja. Pendampingan tentang gerakan cermat menggunakan obat dan pemberian bantuan paket kotak obat, apd pertanian lengkap, dan tensi meter untuk kelompok tani. Penyuluhan juga diberikan terkait pemanfaatan larva maggot Black Soldier Fly untuk menguraikan sampah organik dan sebagai alternatif pakan ternak yang didukung dengan pemberian fasilitasi telur maggot beserta maggot kit. Pengelolaan sampah organik juga difokuskan untuk memberikan edukasi warga terkait pembuatan kompos dengan fasilitasi berupa mesin pencacah sampah (chopper), composting bag dan stater kompos.

Mitra menggunakan fasilitas apd dan membuat kompos secara mandiri.

Mitra kelompok tani yang diwakili oleh bapak I Wayan Karsa menyambut baik kegiatan PKM yang dilakukan universitas Warmadewa dan berjanji akan melaksanakan segala pelatihan yang diberikan. Tanggapan serupa diberikan oleh Perbekel Desa Batur Utara yang mengapresiasi adanya hibah PKM dari Dirjen Ristek Dikti yang diperoleh tim pengabdi Unwar dan berharap kegiatan serupa dapat terlaksana secara berkesinambungan.

Pada monitoring awal tanggal 27 September 2024, mitra menunjukkan mampu membuat kompos mandiri serta menerapkan segala ilmu dan fasilitas yang diberikan selama pelatihan.  Monitoring dan evaluasi kegiatan PKM ini akan dilangsungkan secara berkala setiap minggu hingga berakhir pada akhir November 2024.

 

Sumber : Univ. Warmadewa