Tim PKM Unwar berfoto dengan mitra penjual lumpia setelah kegiatan berakhir sekaligus pemberian  bingkisan kepada mitra.

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Minyak jelantah merupakan minyak hasil penggorengan berulangkali yang dicirikan dengan warna minyak yang sudah menghitam dengan bau yang tidak sedap. Minyak jelantah telah menjadi limbah rumah tangga dan secara khusus banyak dihasilkan oleh pada pedagang panganan gorengan. Secara umum masyarakat belum menyadari dampak negatif minyak jelantah bagi kesehatan seperti dapat memicu berbagai penyakit meliputi kanker, radang tenggorokan, obesitas dan infeksi bakteri. Selain itu minyak jelantah yang dibuang secara sembarangan seperti ke selokan, sungai maupun dibuang ke tanah dapat mencemari lingkungan sekitar. Sehingga upaya pemberian edukasi masyarakat untuk mengetahui dampak negatif minyak jelantah sepatutnya harus dilaksanakan secara intensif.

Beranjak dari pemikiran diatas, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Warmadewa telah melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat (PKM) pada hari Kamis, 1 Juli 2021 yang menyasar perwakilan pedagang lumpia untuk mengolah limbah minyak jelantah sebagai sabun cuci. Program PKM ini dikoordinir oleh Dr. Anak Agung Gede Indraningrat, S.Si.,M.Sc dan melibatkan dua orang dosen dan dua mahasiswa Unwar sebagai tim pengabdi. Sementara itu, mitra diwakili oleh lima orang pedagang lumpia yang berjualan di seputaran pantai Sanur Denpasar.  Pelaksanaan PKM telah dilakukan dengan menerapkan prosedur kesehatan 3 M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak).

Pelaksanaan PKM diawali dengan pemberian pre-test untuk menguji pemahaman dasar dari mitra yang dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang dampak negatif minyak jelantah. Mitra kemudian diberikan demonstrasi cara pembuatan sabun berbahan minyak jelantah dan dibekali dengan alat serta bahan yang dibutuhkan untuk mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci. Dalam pelaksanaan PKM, mitra merasa terbuka wawasannya tentang bahaya minyak jelantah dan merasa sangat terbantu dengan fasilitas alat dan bahan pembuatan sabun. Sehinga kedepannya mitra berkeyakinan dapat mengolah limbah minyak jelantahnya sendiri. Tingkat pemahaman mitra akan materi yang diberikan juga tercermin dari peningkatan skor post-test setelah pelaksanaan PKM.

Masih maraknya pandemi COVID-19 yang utamanya membatasi mobilitas warga juga berdampak terhadap omset penjualan mitra pedagang lumpia. Oleh karena itu selain pemberian materi tentang pengolahan minyak jelantah, tim PKM FKIK Unwar yang diwakili oleh Ida Ayu Agung Idawati S.E.,M.BA juga memberikan wawasan tentang promosi penjualan online kepada mitra. Berbagai metode pemanfaatan media online untuk meningkatkan pangsa pasar lumpia telah dijabarkan. Secara umum pelaksanaan PKM berjalan lancar dan mendapatkan sambutan yang baik dari mitra. Tim pengabdi FKIK Unwar berharap kelompok mitra penjual lumpia akan dapat berperan sebagai kader untuk menyosialisasikan cara pengolahan minyak jelantah di lingkungan sekitarnya dan akan dapat menerapkan metode pemasaran online untuk mengatasi turunnya omset penjualan selama masa pandemi ini.